Setelah mendengar kode yang diberikan oleh Kaisar, Pelayan itu segera bertolak menuju tempat bagi pengrajin pakaian kerajaan. Bukan hanya anggota kerajaan, Pakaian khusus prajurit perang juga ditempah disini.
Pelayan itu melihat ada bayangan dibalik beberapa kain yang sedang dijemur, ada pelayan setia Kaisar berdiri menunggunya.
"Yang Mulia menyuruhku kesini. Aku ingin menyampaikan bahwa aku khawatir dengan keadaan nona Sophia, ia tidak membuka pintu saat aku mengetuknya berkali kali. Ini bukan kebiasaan nona, Tuan" jelas pelayan itu
"Seandainya pun ia masih tertidur, maka ia pasti tidak makan sejak semalam, karena aku baru mengirimkan bahan makanan hari ini" lanjutnya.
Tanpa mengatakan apa apa, pelayan setia Kaisar berlalu dan meninggalkan pelayan penghantar makanan itu dibalik geraian pakaian.
***
Mendengar laporan dari pelayan setianya, memantik rasa khawatir dari hati Kaisar Hector.
"Alfonso sedang berada di perbatasan. Kirim surat kepada panglima agung Lukas. Katakan bahwa aku mengutusnya untuk menjaga menantunya" Titah Kaisar.
"Yang mulia, Akan berbahaya jika Yang Mulia memberikan undangan secara langsung. Banyak yang akan curiga. Termasuk permaisuri" ucap pelayan setia nya.
"Tuan aku harap kau bisa mengontrol rasa khawatir dan membatasi rasa perduli mu kepada nona Sophia" lanjutnya
"Kau benar juga, akan sedikit aneh jika aku memberi undangan langsung untuk mengunjungi rumah anaknya sendiri" gumam Hector
"Baiklah. Tidak perlu memakai surat perintah, Perintahkan pelayan yang menyampaikan informasi tadi pagi, untuk memberikan informasi yang sama kepada Lukas, dan membawa Lukas ke kediaman Alfonso"
"Bawa dua prajurit bersamanya Pastikan hanya mereka yang mengetahui ini, dan pastikan mereka bergerak secara bersih" Lanjutnya
"Apa perlu aku mengirim prajurit untuk menyampaikan ini kepada Panglima, Yang Mulia?" Tanya pelayan itu
"Tidak perlu, aku pikir Alfonso juga tidak akan perduli pada gadis malang itu" lanjut kaisar.
Pelayan menunduk memberi hormat dan segera melaksanakan perintah
"Huh aku menikahkannya dengan Alfonso karena aku tau tidak akan ada yang berani mengusik segala yang berhubungan dengan Alfonso. Termasuk mata mata lapar para menteri dan jenderal menjijikkan yang sering menculik para wanita itu" gumam Hector
"Aku bisa menjamin keselamatannya dari luar, Tetapi aku tidak bisa menjamin keselamatannya dari Alfonso" Lanjutnya lesu
Tanpa mengetahui bahwa putrinya sendiri mengambil langkah menuju mautnya
"Apa aku memberitahukan saja apa yang aku pikirkan tentang istrinya itu? Ah tidak, ini bukan saat yang tepat" gelengnya bergumam sendiri.
***
Sesampainya di perbatasan, Alfonso segera mencari tau segala permasalahan yang ada di perbatasan.
Alfonso pergi ke tempat dimana beberapa mayat prajurit di kumpulkan.
Alfonso memeriksa seluruh tubuh mayat prajurit tetapi ia tidak mendapatkan tanda kekerasan apapun.
Alfonso beralih membuka mulut mayat prajurit ini dan mendapati warna ungu yang samar di lidah para prajurit ini.
"Racun" gumam Alfonso
"Siapa yang menyediakan makanan di perbatasan ini" tanya Alfonso
"Pelayan dapur Tuan" jawab salah satu prajurit
"Apakah ada petugas baru disini?"
"Tidak ada Tuan, semua petugas merupakan petugas yang biasa bertugas disini" jawabnya.
Alfonso tertegun. Ia harus bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera.
Hatinya merasa tidak tenang. Entah apa yang terjadi pada gadis kecil cerobohnya itu.
Entah sejak kapan Alfonso perduli kepada makhluk aneh itu, tetapi yang pasti, Alfonso mulai terbiasa akan kehadiran Sophia tanpa disadarinya.
Tentu saja Alfonso tidak mau mengakui itu, gengsinya sangat tinggi.
Salah satu misi Sophia tampaknya sudah mulai berhasil.
***
Setelah mendapat laporan dari pelayan istana, Lukas dan istrinya segera bertolak menuju kediaman Alfonso yang berada di dalam lindungan tembok tinggi kekaisaran.
Jenderal jenderal dan menteri yang dilihatnya dan bertanya, Lukas hanya menjawab seadanya tanpa menimbulkan curiga
"Aku hanya merasa rindu kepada menantuku, tentu saja aku memiliki seorang putri saat ini bukan?" jenaka Lukas kepada setiap orang yang bertanya kepadanya.
Sesampainya di kediaman, Lukas mengetuk pintu tetapi tetap saja tidak ada yang membukanya. Bahkan tidak ada tanda tanda aktivitas manusia didalamnya.
Tirai, jendela, dan pintu tertutup rapat.
Lukas mengetuk lebih keras. Untung saja kediaman Lukas bukan berada di tempat ramai. Sehingga tidak menarik perhatian banyak orang.
Kaisar sengaja memberi tempat yang sedikit jauh dari jangkauan orang orang, tetapi masih berada didalam tembok kastil yang tinggi. Kaisar menyesuaikan tempat ini, mengingat sifat Alfonso yang tidak suka berbaur dengan banyak orang.
Tidak dapat dibayangkan jika Alfonso tinggal di tempat penduduk anggota kerajaan umumnya.
Pelayan yang berlalu lalang membuat kesalahan akan kehilangan kepalanya dalam sekejap jika mengganggu kenyamanan Serigala tampan itu.
"Tuan, nona tidak membuka pintu dari tadi pagi, bahkan ada pelayan yang mengantarkan Bahan makanan, tetapi Nona tidak membukanya" Lapor prajurit
"Kau buka pintu ini secara paksa. Tetapi jangan membuat kerusakan!" titah mantan panglima tempur itu.
saat pintu sepenuhnya terbuka, Lukas dan istrinya masuk dan kembali menutup pintu
dua pasang netra itu mengamati kediaman. Tidak ada yang aneh disini. Dan tidak ada tanda tanda kehadiran Sophia disini
Sampai mereka mendengar Isak tangis yang sangat pelan dari kamar.
Lukas segera membuka pintu dan melihat meja yang roboh seperti tertimpa sesuatu.
Tetapi dimana Sophia?
Lukas mengikuti suara isak tangis itu dan menemukan Sophia berada didalam Rak lemari pakaian milik Alfonso, menekuk kedua kakinya, menyembunyikan kepalanya.
Tangan kecil itu bergetar hebat.
Lukas yang terkejut segera memegang tangan kecil itu yang menyebabkan sang empunya tangan melonjak ketakutan
"Pergilah!! pergiiii, Jangan ganggu aku, aku mohon" Isak Sophia merapat mundur kebelakang
"Hey nak, tidak ada orang jahat disini, ini aku, ayah Alfonso" jelas Lukas lembut.
Sophia yang tidak mengenali orang tua Alfonso tentu saja menggeleng tidak percaya.
"Nak, ada apa denganmu? kemarilah bersama ibu" bujuk istri Lukas
tetapi tetap saja Sophia tidak bergeming. Isak tangis nya tertahan. Ia semakin ketakutan.
Lama Lukas dan istrinya membujuk Sophia tetapi tidak ada perubahan yang ditunjukkan Sophia.
"Apa yang dilakukan Lukas kepada wanita malang ini, Aku akan memberi anak itu pelajaran" ucap Lukas setelah duduk di ruang tengah kediaman.
"Belum tentu ini perbuatan Alfonso, sayang. Dan juga jangan mendesak Sophia seperti itu, dia semakin tidak nyaman" ucap suara lembut itu
Istri Lukas, Hera beralih menuju dapur meninggalkan suaminya.
Hera berfirasat bahwa Sophia belum memakan apapun. Apalagi saat ia menyentuh tangan Sophia, tangan mungil itu panas, yang menunjukkan bahwa Sophia sedang demam.
Lukas kembali menuju kamar Alfonso. Mengamati kerusakan kamar ini.
Hanya meja ini yang rusak, serta bantal berada di lantai.
Tetapi mata elang itu tidak sengaja melihat jendela yang tertutup dengan engsel yang nyaris terlepas.
Jika diamati sekilas tidak ada yang aneh tetapi jika diamati lebih jelas, Engsel itu hampir terlepas yang menunjukkan ada seseorang yang menendang membuka paksa jendela itu.
"Sial, Apa ada penyusup?" gumam Lukas
Ia berbalik dan melihat keadaan Sophia tidak berubah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments