Kepala pelayan wanita menghantarkan Sophia menuju tempat peristirahatannya sementara sebelum menikah dan tinggal bersama Alfonso.
"Disini tempatmu untuk sementara waktu. Tenanglah. Berhentilah menangis. Ia tidak sekejam yang orang-orang bayangkan" Cicit Kepala pelayan.
"Dia akan membunuhku nyonya, Aku hanya ingin bekerja, mendapatkan uang, dan mencari keluargaku, jika aku menikahinya dan tinggal terkungkung didalam kastil ini, bagaimana bisa aku mencari keluargaku" lirih Sophia
Kepala pelayan yang sempat mengasuh Alfonso kecil dalam beberapa waktu itu tertegun sedih. Ia merasa sangat kasihan kepada Wanita muda ini. Tetapi ia belum bisa menceritakan apa-apa kepada Sophia. Karena ia belum sepenuhnya mempercayainya.
Aku akan datang besok pagi. Panglima perang merupakan orang terpenting dikerajaan. Jika kau menikah dengannya, maka kau harus mempelajari sedikit tata kerama dan peraturan kerajaan.
"Terimakasih sudah membantuku nyonya" lirih Sophia
"Tidak perlu berterimakasih. Itu sudah menjadi tugasku. Dan tidak perlu memanggilku nyonya, aku sama rendahnya dengan pelayan lainnya"
Sophia terdiam mendengar penjelasan kepala pelayan.
***
Keesokan paginya, Kepala pelayan datang dan mengajari beberapa peraturan kerajaan kepada Sophia. Tetapi tidak ada yang dapat diingat dan disimak oleh Sophia. Mata sembab dan wajah pucat itu terlihat melamun dan tidak mendengarkan penjelasan kepala pelayan.
"Apa kau mengerti bagian yang aku jelaskan barusan?" Tanya kepala pelayan Ma
"Tidak bibi Ma, bantu aku melarikan diri dari sini, aku mohon" lirih Sophia dengan mata kosongnya.
Kepala pelayan Ma menghembuskan nafas perlahan. Tentu saja wanita muda ini sangat terpukul. Siapa yang rela menikah dengan malaikat pencabut nyawa itu.
"Aku ingin berbagi sedikit kisah untukmu, kau mau mendengarkannya?" Tanya bibi Ma dengan penuh kesabaran.
Sophia beralih memandang bibi Ma dengan netra penuh tanda tanya.
"Panglima perang Alfonso tidak pernah berdekatan ataupun berkomunikasi dengan wanita sepanjang hidupnya. Semua orang dikerajaan tau, bahwa ia tidak dibersarkan dengan kasih sayang ibunya hingga sekarang. Ia bukan membenci wanita hanya saja ia tidak terbiasa dengannya."
"Lalu apa hubungannya denganku? Bukan salahku jika ia tidak mendapat kasih sayang ibunya, aku juga sama dengannya tetapi aku tidak sekejam itu" lirih Sophia.
"Maka dari itu. Aku ingin kau menjalankan pernikahan ini sebagai misi"
Sophia mengernyit heran
"Misi apa bibi Ma?"
"Anggaplah ini merupakan sebuah misi yang diberikan penguasa langit kepadamu. Misi mu, buatlah sang arogan itu terbiasa akan kehadiranmu, buat lah panglima perang mendapatkan kasih sayang dari seorang wanita. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan nak"
Sophia semakin bingung
"Maksudnya?"
"Tidak ada kejadian yang tidak membawa maksud dan tujuan. Apa kau pikir dengan bekerja dan mendapatkan uang kau bisa bertemu begitu saja dengan keluargamu? Tentu tidak. Panglima bukan orang sembarangan. Kemampuannya diluar batas. Jika ia bisa mencintai dan menerimamu, kau bisa mencari orang tuamu dengan uluran tangan dari panglima bukan?" Jelas kepala pelayan
"Itu benar bibi Ma tapi sampai kapan aku bisa menunggunya menerimaku? Tidak ada yang menjamin bahwa dia akan menolongku nanti" lirih Sophia
" Maka dari itu berbuat baiklah kepadanya. Jangan lepaskan cita-cita mu mencari keluargamu. Tetap lah seperti itu tetapi kau harus menyelesaikan misi terlebih dahulu" jelas Ma dengan penuh kesabaran.
Sophia termenung.
"Benar kata bibi Ma, aku tidak memiliki kemampuan untuk mencari keluargaku seorang diri walaupun aku sudah memiliki banyak uang nantinya. Aku harus memiliki penguasa disampingku. Baiklah semangat menyelesaikan misi Sophia" tekad Sophia dengan penuh semangat. Otak polos nya selalu menelan ucapan orang-orang dengan bulat.
Melihat Sophia yang sedikit bersemangat, Ma menghembuskan nafasnya perlahan. Setidaknya akan kecil kemungkinan gadis ini mengacaukan kenyamanan kerajaan.
"Maafkan aku" lirih Ma dalam hati.
***
Lukas berjalan pulang menuju kediamannya.
Ia turun dan langsung disambut oleh istri tercintanya.
"Bagaimana? Apakah Alfonso menerima saranmu? Apakah ia mau pulang ke kediaman kita? Bagaimana rupa istrinya?" Tanya istrinya
"Dia bahkan tidak membiarkanku berbicara dengan nya, ia bahkan enggan menatap mataku" lirih Lukas.
"Tentu saja ini semua salahku, aku yang menyebabkan semua ini jadi begini. Aku bersumpah sayang, aku tidak benar-benar mengusirnya saat itu. Tapi keadaan ku seperti itu membuat.."
"Sudahlah, itu kejadian yang lama. Tidak perlu menyesalinya lagi. Kita berdua bersalah dalam hal ini. Seharusnya kita mendengar penjelasannya terlebih dahulu" potong Lukas.
Melihat raut wajah Lukas yang menyendu, istrinya langsung mengubah topik pembicaraan.
"Baiklah, bagaimana jika kita berbelanja kepasar. Besok Alfonso akan menikah. Kita membelikan banyak hadiah kepadanya" ucap sang istri dengan ceria.
Mendengar itu, Lukas mengangguk
"Maafkan aku Alfonso, aku menyembunyikan terlalu banyak hal kepadamu" lirih Lukas dalam hatinya.
***
"Tuan, semua persiapan upacara pernikahan telah dipersiapkan. Kaisar menyiapkan pesta yang cukup besar dan mengundang seluruh jenderal dan menteri serta orang-orang penting lainnya" lapor Filips kepada Alfonso yang sedang mengasah pedangnya.
"Kenapa sangat berlebihan. Yang akan menikah hanya panglima dan budak rendahan. Aku bahkan tidak perduli apapun yang terjadi besok" ucap Alfonso seraya melanjutkan kegiatannya.
"Kaisar mengadakan pesta ini sebagai hadiah dan penghargaan atas pengabdian dan prestasimu Tuan". Jelas Filips.
"Apa yang harus kulakukan dengan gadis itu Filips, dia pasti memiliki tujuan buruk. Dia licik. Bagaimana kaisar bisa dengan mudah membuatnya menjadi anggota kerajaan" tanya Alfonso.
"Kaisar pasti memiliki tujuan tersendiri Tuan. Kudengar gadis itu sedang bersiap untuk acara besok pagi. Sesuai aturan kerajaan, ia akan tinggal dan menetap bersama anda Tuan". Ucap Filips.
"Tidak akan kubiarkan ia hidup senang Filips. Gadis bodoh itu terlalu bersemangat menghantarkan nyawanya sendiri" jelas Alfonso.
Ntah apa yang membuat Alfonso sangat membenci wanita itu. Trauma masa lalu, pertemuan pertama mereka, ketidak siapan dalam pernikahan, perasaan asing dengan kehadiran orang baru, ntahlah apapun yang menjadi alasan Alfonso. Tidak ada maksud baik didalamnya.
Dari semalam hal ini tentu sangat mengganggu pikirannya. Panglima dingin yang biasanya tidak pernah terganggu akan apapun, tetapi saat ini hal ini sangat mengganggunya. Bagaimana bisa seorang wanita akan menetap dirumahnya? Kesunyian dan kegelapan sudah menemaninya selama hidupnya.
Ia yang tidak pernah memiliki pengalaman dengan wanita tentu saja bingung akan apa itu pernikahan.
Ia tidak memerlukan wanita. Ia bisa menjalani hidupnya seperti biasanya.
"Tidak, tidak akan kubiarkan kau mengambil alih hidupku. Cukup ayahku saja yang menjadi bodoh akan kehadiran seorang wanita. Wanita hanya akan melemahkan para pria. Tidak akan kubiarkan kau mencuri hidupku" lamun Alfonso.
***
(Pernah ga si kalian merasa cemas akan sesuatu yang tidak biasa di hidup kalian? cemas akan kehadiran orang baru, kebiasaan baru. Jadi perasaan seperti itu yang terus mengganggu Alfonso. Termasuk trauma atau apa ya itu? Aku juga bingung jelasinnya hihi)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments