***
Sophia menekuk lutut dan melipat tangan nya erat untuk mengusir kedinginan malam ini. Netra sendu itu tidak dapat terpejam. Kegelapan membuatnya gelisah dan cemas. Dinginnya malam juga membuatnya menggigil dengan pakaian upacara pernikahan masih melekat di tubuhnya. Sophia sama sekali belum membersihkan riasannya. Ia hanya melepaskan hiasan kepalanya.
Sophia yang duduk menyenderkan kepala di disudut rumah ini beralih berdiri. Ia tidak bisa diam saja. Ia beralih mencari cari dan meraba raba sesuatu, berharap ada penerangan disini.
"Semoga Serigala menyeramkan itu telah tidur, Aku tidak bisa diam saja. Bagaimana ia hidup gelap gelap begini" gumam Sophia melangkahkan kaki perlahan.
Tangannya tidak sengaja menyentuh penerangan sederhana. Ia berjengkit senang dan segera menghidupkan penerangan itu.
Remangan cahaya yang dihasilkan oleh penerangan sederhana itu cukup menenangkan Sophia. Setidaknya kegelapan tidak lagi menyelimutinya.
Ia berjalan seraya memegang erat penerangan itu. Mencari tempat dimana ia bisa membersihkan diri. Sophia belum berniat menjelajahi Kediaman suaminya ini. Ia hanya berniat membersihkan diri dan tertidur.
"Tempat ini lumayan luas. Yang benar saja Serigala itu tinggal disini seorang diri" gumam Sophia.
Setelah menemukan Tempat membersihkan diri ia kemudian merebahkan tubuhnya di kursi panjang yang memiliki ukiran ukiran timbul disepanjang kaki kursi ini.
"hmm seleranya tidak buruk" pikir Sophia seraya meraba raba ukiran ukiran kursi ini.
Tubuh lelahnya iya rebahkan di atas kursi kayu yang keras ini. Tetapi tidak sedikitpun Sophia mengeluh akan ini.
***
Brraakk!!!
Tubuh ramping itu terjatuh mencium lantai. Alfonso menarik tubuhnya kuat guna membangunkannya.
Sophia merasa linglung dan terkejut. Bukan hanya tangannya yang ditarik. Nyawa nya juga terasa ditarik paksa
"Tuan!!! Kau sudah bangun? Apa yang kau butuhkan? katakan saja" ucap Sophia riang seraya berdiri menegakkan tubuhnya menatap manik mata elang suaminya.
"Singkirkan tatapan menjijikan mu itu. Jangan berani berani menatapku. Kuperingatkan. Kau tetaplah budak bagiku" Titah Alfonso.
"Iya iya Tuan aku tau posisiku" Cicit Sophia.
Alfonso beralih pergi menuju pintu keluar. Sophia mengikutinya dari belakang
"Tuan, apakah kau sudah makan? Kau mau kemana? Kau bekerja? boleh aku ikut?"
"Diamlah jal**g!!! Aku mau kemana itu bukan urusanmu!! Jangan pernah kau keluar dari rumah ini. Aku malu memiliki istri sepertimu" Ucap kejam Alfonso dan beralih keluar dengan Filips yang telah berjaga menunggu didepan rumahnya, kemudian keduanya berlalu meninggalkan Sophia.
Sophia menutup pintu dan berbalik mengamati setiap sudut rumah.
Selera serigala jantan itu tidak buruk, Kediaman bergaya klasik dengan ukiran ukiran serta lukisan mengerikan terpajang dirumah Alfonso. Rumah ini terlalu luas ditambah minim furniture yang membawa hawa kekosongan ruangan ini.
"Astaga!! Mengapa ia memajang kepala beruang disini, mengerikan sekali" kaget Sophia saat berbalik melihat pemanas ruangan yang tersambung menuju cerobong asap. Dimana, diatas pemanas terdapat kepala Beruang yang sangat mengerikan.
Walaupun memiliki furniture seadanya, Sophia yakin harga furniture itu sangat sangat mahal.
"Kaisar benar benar memanjakannya" Pikir Sophia.
Sophia beralih berjalan mencari dapur kediaman ini.
"Hey bagaimana bisa tidak ada makanan apa apa disini? Apa serigala itu tidak memakan makanan? apa dia kenyang hanya dengan memaki orang orang?" racau nya
ia beralih membuka beberapa lemari di dapur ini. Tetapi nihil. Tidak ada makanan sama sekali disini.
"huh aku harus menemui bibi Ma"
***
ia keluar mengabaikan perintah suaminya.
Sophia berjalan keluar mencari bibi Ma. Setiap orang yang dilewatinya menatapnya dengan aneh. Tapi Sophia mencoba tidak perduli.
Raut polos itu bertanya kepada siapapun yang ditemuinya tetapi mereka semua hanya diam menundukkan kepala.
Ia menemukan bibi Ma sedang mendisiplinkan pelayan pelayan kerajaan.
"Bibi!!!!" teriak Sophia riang
Ma terkejut berbalik menghadap Sophia. Ia menilik penampilan gadis muda ini.
"Kenapa kau masih memakai pakaian pengantinmu Sophia!!!" tanya bibi Ma. Ternyata hal itu yang membuat netra orang orang menatapnya aneh.
"Aku tidak mempunyai pakaian bibi, di kediaman Serigala itu juga tidak ada pakaian wanita dan aku juga sangat lapar" jelas sophia.
Bibi Ma berdecak tidak percaya. Tetapi ia memaklumi hal itu. Sophia masih terlalu muda memahami segalanya pikir Ma.
Ma beralih menarik tangan Sophia menuju kamarnya. Ia beralih mengeluarkan pakaian pakaian lama nya yang sekiranya bisa dipakai tubuh kecil Sophia dan mengemas pakaian itu kedalam tas tenun. Tak lupa, Bibi Ma menyelipkan roti tawar tanpa isi kedalam tas Sophia.
"pergilah bersihkan dirimu dahulu. Bilik Mandi ada disebelah sana" titah kepala pelayan itu.
Setelah membersihkan tubuhnya, Bibi Ma memberi beberapa set pakaian untuk digunakan Sophia. Tangan yang dulu sering menyiksa fisik Alfonso, kini dengan tangan yang sama menggenggam lembut pergelangan Sophia menuju dapur umum kerajaan.
"Nak ini adalah dapur umum. Biasanya para prajurit dan pelayan akan mengisi nutrisi mereka disini. Berbeda dengan anggota kerajaan. Mereka memiliki dapur khusus dan ahli masak khusus. Berbeda juga dengan pejabat tinggi kerajaan. Makanan untuk keluarga kerajaan dimasak khusus disana"
"Jadi apakah aku boleh makan disini bibi?" Tanya Sophia.
"Tentu saja bisa, tetapi sekarang kau sudah menjadi bagian dari anggota kerajaan. Kemarilah kau makan disana saja" Ajak sang Bibi
Sesampainya di dapur khusus anggota kerajaan, netra beningnya mendapati Alfonso sedang sarapan bersama Filips. Ia berlari menuju Alfonso melepaskan tangan bibi Ma yang pucat melihat kenekatan Gadis belia itu.
"Tuaannn!!!! Kau makan disini juga? Bibi Ma juga mengajakku kesini, Harusnya kita pergi bersama tadi, lihatlah, bibi Ma memberikan aku banyak pakaian mahal" ucap riang Sophia seraha menunjukkan tas tenun yang berisi pakaian Sophia.
Brraakkk!!
Alfonso menggebrak meja dihadapannya dengan keras.
Semua orang yang berada di ruangan besar itu Terdiam menghentikan segala aktivitas mereka.
Tanpa aba aba, Alfonso menarik tangan kecil Sophia dan menyeret tubuh kecil itu secara paksa.
Tidak ada yang berani menatap kekerasan dalam rumah tangga itu.
Alfonso berjalan cepat menyeret tubuh belia itu. Saat berpapasan dengan wanita yang sempat menorehkan luka kepadanya, Alfonso menghentikan langkahnya sejenak dan menatap mata tua itu dengan sangat tajam.
Kemudian kembali bergerak menyeret Sophia.
"Ini baru permulaan" gumam bibi Ma pelan.
Aktivitas dapur kembali seperti semula. Mereka sudah dapat menduga pernikahan seperti apa yang akan dijalani gadis belia itu sebelumnya. Dan hal itu terbukti di depan mata mereka saat ini.
****
Brrakkk!!!
Tubuh kecil itu dilempar menghantam Guci naga yang saat ini sudah hancur berkeping keping setelah ditabrak oleh badan kecil nan ramping Sophia.
"Bukankah sudah kuperingatkan jangan keluar rumah dasar jal**g!!!" teriak Alfonso.
Kaki kokoh itu beralih menendang kuat Perut datar Sophia yang sedang meringkuk diatas lantai.
"Camkan ini baik baik...
****
vote and like🫂🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments