Seseorang yang berusaha membunuh Sophia terpelanting menabrak meja yang berada dibelakangnya.
Seorang pria misterius berjubah hitam yang belakangan ini selalu memantau kediaman Alfonso, yang membuat nyonya rumah merasa ketakutan, muncul entah dari mana menendang kaki dan perut pembunuh misterius ini dan menyelamatkan Sophia.
Disaat Sophia sedang terbatuk menepuk dada mengumpulkan sebanyak banyaknya oksigen, Pria misterius itu segera menendang jendela kamar dan melompat dengan membawa pembunuh itu bersamanya.
Sophia yang sudah tersadar sepenuhnya, hanya melihat kibaran jubah hitam itu melompati jendela kamar.
Segera Sophia menuju jendela dan melihat pria misterius itu tidak berada di tempatnya lagi.
***
"Bagaimana bisa seorang putri mahkota Kekaisaran ini melakukan hal yang menjijikkan ini" Ucap pria misterius berjubah hitam itu.
Ya, Seseorang yang berniat membunuh Sophia malam ini adalah Putri mahkota. Ia menguping pembicaraan kaisar Hector dengan Alfonso pagi itu.
Diketahui bahwa putri mahkota ini memiliki perasaan kepada panglima perang, Sesaat pengumuman pernikahan Alfonso dengan Sophia diumumkan, Putri mahkota menangis tidak terima dan mulai membenci Sophia.
"Apa urusanmu? Siapa kau? Ayahku bisa dengan mudah membunuhmu jika aku melaporkanmu!" Bentak Amora putri mahkota.
"Huh ayahmu bahkan tidak perduli kepadamu, Ayahmu tentu tau bukan bahwa kau menyukai panglima, mengapa bukan putri tercintanya saja yang menikahinya" Ejek wajah bertopeng ini
"Sialan!!" maki Amora bangkit ingin menampar pipi pria ini
Pria ini beralih mencengkram kuat tangan halus Amora.
"Tangan kecilmu ini, aku bisa dengan mudah mematahkan pergelangan tangan mu ini. Aku memperingatkanmu, Jangan pernah menyentuh wanita tadi. Tidak, bahkan Jangan pernah memikirkannya di dalam otak kotormu itu!"
"Apa hubunganmu, jangan ikut campur sialan!" maki Amora.
"Aku tau segalanya tentang mu dan ibumu, jangan sampai aku menghancurkan hidup sempurnamu. Berpikirlah dengan bijak" geram pria ini
"Hah, apa yang kau tau? tidak akan ada yang mempercayaimu" Remeh Amora
"Aku tau segalanya putri, bahkan masalah yang sedang diselesaikan Alfonso ada hubungannya dengan mu dan ibumu bukan?"
"Aku berbicara tentu saja karena aku mempunyai bukti, kau dan ibumu lah penghianat sebenarnya" Geram pria ini.
Tidak ingin emosinya berlarut, pria ini berlalu pergi meninggalkan Amora yang mematung
***
"Apa kau tidak apa Tuan?" tanya Filips melihat Tuannya tidak fokus sedari tadi.
"Aku meninggalkan si udik itu dirumah sendirian. Ia sedang demam, Ia sangat ceroboh Filips". Jelas Alfonso
Filips terkejut tidak percaya, Tuannya tidak pernah perduli kepada orang lain sebelumnya. Ia merinding.
Tidak ada yang bisa mengganggu kefokusan seorang Alfonso biasanya. Kini, Tuannya juga mengeluarkan kata yang cukup banyak menjelaskan keadaan sang istri. Ini mustahil!!
"Hei, apa yang kau pikirkan, aku bilang dia itu ceroboh, bagaimana jika ia merusak barang-barangku? atau bahkan membakar rumahku?" Elak Alfonso setelah melihat kening Filips yang berkerut.
"Tuan, tidak taukah kau bahwa kau sedikit konyol? ah tidak bukan sedikit, maksudku, kau menjadi konyol semenjak menikah dengan nona" Jujur Filips.
pletaakk!!
"Apa yang kau katakan? jika kau hanya ingin membahas itu, aku akan memulangkan mu sekarang juga" bentak Alfonso dan memukul dahi Filips.
Filips beralih terdiam begitu juga dengan beberapa prajurit yang mengikuti mereka. Sudah peraturan para prajurit, pelayan, maupun seluruh petugas kerajaan menutup mata dan telinga begitu juga mulut tentang apapun yang terjadi pada anggota dan pejabat kerajaan.
***
Prajurit yang menjaga Sophia mulai mengetuk pintu memeriksa keadaan. Sudah sangat lama sejak Putri Amora meminta izin masuk. Putri tidak menampakkan tanda tanda ia akan keluar.
Ya, Amora meminta izin untuk masuk kedalam kediaman ini, dengan alasan bahwa Alfonso menyuruhnya menemani istrinya.
Awalnya para prajurit ini tentu saja tidak membiarkannya, tetapi Amora mengancam akan memberitahukan kepada kaisar dan panglima dan prajurit itu akan dibunuh.
tok..tok..tok
"Putri, Ini sudah sangat larut, nona ingin beristirahat" Ucap salah satu prajurit itu.
tok..tok.. tok
hingga ketukan pintu yang ketiga, Sophia tidak kunjung membuka pintu
Prajurit itu memutuskan untuk berjaga, tidak mengetuk pintu, karena berpikir bahwa Amora menemani Sophia tidur dikediaman itu
***
Keesokan paginya, Penjaga penjaga itu berganti shift dengan penjaga yang lain.
Saat sedang berjalan menuju tempat istirahat mereka, keempat prajurit malam itu melihat bahwa sang putri Amora sedang membaca buku disebuah taman.
"Bukankah putri mahkota sedang berada di kediaman Tuan? Kapan putri keluar?" Tanya salah satu prajurit
Mereka saling tatap, tidak menemukan jawaban.
Mereka melanjutkan perjalanan mencoba berpikir positive.
Pintu dan jendela kediaman sepasang pasutri aneh itu masih tertutup rapat. Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan Sophia disana. Apakah masih tertidur atau sudah bangun.
Pelayan yang selalu rutin bertugas mengantarkan bahan makanan, datang dengan membawa beberapa jenis sayur dan ikan serta daging segar.
setelah mendapat izin pelayan itu beralih mengetuk pintu
Tok..tok..tok..
Hening, tidak ada tanda tanda kehidupan didalam.
Pelayan itu tetap mencoba mengetuk pintu tetapi tetap saja hanya keheningan yang menjawab.
Dua orang prajurit datang menghampirinya
"Apa ada masalah?" tanya prajurit itu
"Apa kau yakin nona berada didalam? tidak biasanya ia mengabaikan ketukan pintu, tidak mungkin ia belum terbangun, biasanya aku selalu datang pukul segini" ucap pelayan
"prajurit sebelumnya mengatakan bahwa nona memang ada didalam sejak semalam, mungkin saja nona terlambat bangun karena Tuan sedang tidak dirumah" ucap prajurit itu mencoba berpikir positive.
"Baiklah aku letakkan disini saja, jika nona membuka pintu atau jendela, katakan bahwa aku meletakkan bahan makanannya di atas kursi ini ya" Cicit pelayan
Pelayan itu segera meninggalkan tempat menuju dapur umum. Tetapi ia merasa ragu dengan nona nya yang terlambat bangun. Ini sama sekali bukan kebiasannya.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Kaisar bersama dengan pengawal dan pelayannya.
Tentu saja ia tidak bisa menyampaikan kegelisahannya secara langsung. Karena kastanya tidak mengizinkan nya langsung berbicara dengan sang junjungan.
Tetapi ia tidak tau ingin mengatakan nya kepada siapapun lagi. Karena Alfonso pernah mengatakan jangan memberitahu siapapun termasuk Kepala pelayan.
Dengan bermodalkan tekat dan otaknya, ia berjalan terburu buru dan sengaja menjatuhkan dirinya tepat didepan Kaisar.
Pengawal Kaisar tentu saja membentak dan segera mengangkat tubuh pelayan itu.
Saat mencoba berdiri, pelayan itu dengan sengaja menubrukkan lengannya dengan lengan kaisar seraya berbisik
"Nona Sophia Yang Mulia"
Lirihan itu sangat pelan bahkan hanya didengar oleh kaisar itu sendiri.
Pelayan dan pengawal sudah ingin membawa pelayan ini menuju ruang hukuman. Tetapi Kaisar menghentikannya
"Sebelum bekerja, pelayan baru bisa mencocokan pakaian di pengrajin pakaian. Perbaiki ukuran pakaianmu agar tidak menghalangi langkahmu" Titah Kaisar.
Pelayan Muda yang mengerti kode itu segera menundukkan kepala, memberi hormat dan menyingkir membiarkan rombongan lewat.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments