Matahari bergerak naik, menemani Alfonso yang datang menghadap Kaisar.
"Dipastikan tidak ada lagi keturunan dari Orion penghianat kerajaan Yang Mulia, seluruh kerabat dekat dan keturunannya telah kami musnahkan, Filips juga telah memberikan kepala-kepala penghianat itu sesuai dengan gambaran wajah dari peramal" jelas Alfonso
"Kerja bagus. Aku akan menjumpai peramal kerajaan, dan mengirimkan mata-mata untuk memantau apakah masih ada manusia yang masih memiliki ikatan dengan para penghianat itu. Untuk saat ini kau siapkan diri mu untuk membawa budak-budak baruku. Lantai-lantai kerajaan membutuhkan sentuhan mereka" titah sang penguasa.
****
Keadaan Sophia yang memiliki sistem kekebalan yang sangat baik, terbukti pada hari kedua kondisi Sophia berangsur pulih.
Nyonya rumah sedang membenahi penampilannya karena pada hari ini panglima kerajaan akan mengambil beberapa budak untuk kaisar. Seharusnya, sang nyonya rumah tidak perlu membenahi penampilan Sophia karena Sophia dibawa untuk menjadi budak, bukan menjadi selir ataupun pekerjaan lain. Tetapi nyonya rumah yang masih berpikiran kolot menganggap Sophia merupakan malaikat penyelamat yang dikirim oleh arwah leluhurnya. Jadi sudah sepantasnya pemberian tersebut dirawat dengan baik.
"Terimakasih telah menyelamatkan putriku, kuharap leluhur tetap melindungimu" cicit wanita tua itu.
Sophia diantar menuju pasar yang nantinya pasti dilewati oleh panglima kerajaan. Sebelum membuka pintu, putri dari pasangan tua tersebut menghampiri mereka
"Ibuku memberikan pakaian terbaikku kepadamu! Apa kau bangga dihias seperti itu? Jangan berbesar hati, kau hanya akan diperbudak. Suatu saat kalau aku sudah memasuki istana sebagai selir kaisar, aku akan menagih pakaian terbaikku!" Ucap sombong gadis seusianya tersebut.
"Hey sudah ibu bilang jangan berbicara kasar kepadanya, dia titipan leluhur!" Cicit sang ibu
"Ibu, sudah berapa kali aku katakan, tidak ada titipan leluhur, mereka sudah mati bersama dengan dosa mereka. Saat hidup saja para penguasa kerajaan itu sama sekali tidak mengingat rakyatnya, bagaimana bisa saat mereka mati mereka mengirimkan bantuan kepada kita?" Bentak anak gadis itu
"Masuk kekamarmu!! Dan renungi perkataanmu!!" Titah sang ibu
Sofia terdiam termenung. Ia bingung sedari menginjakkan kaki dirumah ini, anak gadis itu selalu memarahinya dan mengatai dia budak.
sang suami datang menghampiri mereka.
"Ayo cepat aku mendapat kabar jika rombongan kerajaan sedang dalam perjalanan menuju tempat perkumpulan"
****
kumpulan masyarakat terlihat memadati kota tempat berkumpul. Prajurit kerajaan yang terlebih dulu menyiapkan keadaan tampak sibuk memeriksa kedatangan setiap warga dari berbagai desa. Setiap desa wajib memiliki minimal satu wanita yang akan dijadikan budak. Jika tidak? maka satu desa tersebut akan dicap sebagai pemberontak kerajaan yang nantinya akan dipersulit Segala aktivitas perekonomiannya.
Rombongan panglima sudah tampak memasuki pasar. Semua orang berkumpul menunduk menghadap sang panglima.
"Berikan wanita muda yang kalian punya atau aku akan menghancurkan rumah kalian dan mencari wanita hina itu sendiri, jangan mencoba menyembunyikan budak-budak itu dari Panglima" Ucap lantang Filips.
Netra tajam Alfonso terlihat memantau kepala-kepala menunduk ini kecuali satu orang. Wanita cantik dengan rambut panjang berkulit cerah, mengangkat kepala memperhatikan panglima dan anggota perang yang lain. Alfonso tidak mengenalinya. Karena pertemuan mereka saat malam hari dan keadaan Sophia saat itu sangat kumuh dan kusam.
Beberapa masyarakat terlihat melempar wanita-wanita kumuh perwakilan dari setiap desa dengan tidak berbelas kasihan kehadapan rombongan panglima kerajaan. Wanita-wanita yang dikorbankan ini merupakan wanita-wanita yang hidup di jalanan, tanpa orang tua, tanpa keluarga dan ada juga wanita hasil ramalan sang peramal yang dianggap suci. Wanita hasil ramalan mau tidak mau harus mengikuti rombongan karena masyarakat percaya leluhur menitipkan pesan kepada sang peramal. Isak tangis dan teriakan mengisi matahari terik itu.
Sophia dituntun untuk maju kedepan dengan tangan yang dirangkul erat oleh sang empunya rumah. Terlihat orang-orang memperhatikan mereka.
"Tuan, dari desa A saya membawa putri saya untuk dijadikan budak kerajaan sesuai dengan ramalan sang peramal suci, Akan tetapi dia memiliki luka pada lengan kirinya, mohon maaf jika pekerjaannya nanti kurang sempurna" ucap sopan ibu tua tersebut.
Semua orang yang berada disana terkejut tak percaya, bagaimana bisa wanita cantik ini menjadi budak?
Filips tertegun. Ia sudah bisa menebak kemana arah penugasan tubuh molek tersebut. Pasti ia akan menjadi santapan lezat para hidung belang kerajaan. Jenderal-jenderal dan para menteri itu akan beramai-ramai mencicipi hidangan lezat ini. Tapi ia mencoba tidak perduli
Sophia terlihat semakin bingung.
"Apa yang terjadi? Apakah aku dijual? Mengapa mereka menangis? Mereka akan mendapat tempat tinggal dan makan, menjadi budak bukan sesuatu yang mengerikan. Akan lebih mengerikan tidur ditengan hutan dengan perut kelaparan kalian tau?" Celoteh Sophia dalam hati tanpa mengetahui bahaya apa yang akan datang kepadanya.
Pikiran polos itu menduga bahwa budak hanya akan membersihkan sekeliling kerajaan. Tetapi pemikiran itu salah besar. Sebagian besar budak yang diantarkan kedalam kerajaan akan menjadi pemuas nafsu para pejabat kerajaan.
Netra Sophia beralih memandang kuda hitam gagah didepannya.
"kuda ini, apakah ini kuda yang sama?" gumam Sophia. Tetapi ia langsung menepis pikiran itu.
"tidak mungkin Tuan jahat dan datar ini Pria malam itu. Pria malam itu baik walaupun sedikit kasar" pikir sophia
Filips memandangi Sophia. Saat netranya bertemu dengan netra sayu Sophia, Sophia tersenyum kepadanya. Filips tertegun. Filips dapat menebak wanita muda ini memiliki jiwa yang bersih.
"Aku harap dia membawa kebaikan bagi semua orang, semoga Penguasa langit melindunginya" gumam Filips.
Alfonso mengangkat kedua jarinya. Anggota yang telah paham akan isyarat tersebut bergegas membawa para budak kerajaan secara paksa. Tidak ada belas kasih, mereka menarik apa yang dapat mereka jangkau dan menyeret tubuh ringkih wanita-wanita kumuh tersebut.
Sophia terkejut saat seorang prajurit menarik kuat rambutnya dan menyeretnya untuk berjalan. Hal ini terasa aneh bagi masyarakat menyaksikan wanita cantik layaknya bangsawan diseret paksa layaknya budak kerajaan.
Angin berhembus seraya membawa rombongan panglima kerajaan
****
Menuju gerbang kerajaan tiba-tiba Filips melepaskan mantel hitam panjangnya, dan melemparkan mantel tersebut menutupi kepala hingga lutut Sophia. Hal ini dilakukannya guna menutupi Sophia dari mata-mata jahat yang akan mengincarnya.
Sophia terkejut. Akan tetapi ia tidak berani memberontak dan kedua tangannya juga diikat.
Gerbang terbuka lebar menyambut rombongan sang panglima kerajaan. Aktivitas tetap berjalan seperti biasa, tidak akan ada yang perduli kepada para budak yang memasuki istana. Kecuali pria-pria tamak yang mengawasi setiap langkah budak-budak tersebut dan menandai wanita mana yang akan menghangatkan ranjangnya.
Bersamaan dengan itu, budak-budak istana yang memiliki umur yang tua, dipulangkan dan diberikan kebebasan. Budak-budak berumur itu melewati rombongan budak kerajaan yang baru, yang akan menggantikan pekerjaan mereka nantinya. Mereka hanya berdoa semoga wanita-wanita muda itu mendapat keadilan.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments