Dengan pipi panas, Sophia memutar otaknya.
Lelah, ya Alfonso lelah
"Tuann!! Kemari lah Peluk aku" ucap Sophia saat menyusul Alfonso.
Alfonso menghentikan langkahnya berbalik menatap tajam wanita aneh ini
"Mau apa lagi si bodoh ini" pikir Alfonso
"Tuan, saat aku masih kecil, paman sering memelukku setelah pulang mencari makan dan uang. Paman bilang dengan memelukku, lelahnya menjadi hilang" celoteh Sophia
"Alasan macam apa itu, bagaimana bisa ia menawarkan dirinya begitu saja, murahan sekali, wanita bodoh ini sama sekali tidak bisa bertahan didunia luar" Pikir Alfonso melanjutkan langkahnya. Sekilas muncul semburat merah samar dipipi nya.
"Jangan mengikutiku" Titah Alfonso saat kaki mungil itu juga akan melangkahkan diri.
Sophia beralih pergi ke dapur untuk memakan makan malam itu sendirian.
***
Selesai makan, Sophia mengetuk kamar Alfonso.
"Ada Apa!!!!, mengapa kau selalu menggangguku bodoh!!" bentak sang empunya kamar.
"Tuan apakah bisa besok kau bawakan penerangan yang cukup untuk seluruh ruangan ini? Kau tau? rumahmu sangat menyeramkan" gerutu Sophia dengan tampang tak berdosa setelah mengolok-olok rumah Alfonso
"Aku tidak perduli. Jika kau tidak nyaman, maka angkat kakimu dari sini" ucap Alfonso dan segera membanting pintu.
"Huh dia sangat pemarah" gumam Sophia.
Sophia beranjak menuju kursi biasa tempat ia terlelap.
"Mengapa semua orang mengurungku? Paman tidak membiarkan aku keluar rumah, sekarang suamiku sendiri juga begitu" bingung otak dungu itu.
Sophia berceloteh panjang, berbicara dengan dirinya sendiri. Suara merdu itu mengisi ruang ruang kosong di kediaman Alfonso.
Alfonso yang mendengar suara samar itu mencoba tidak memperdulikan wanita aneh yang menjadi istrinya itu.
Alfonso berharap saat itu segera datang. Saat kaisar mengambil si udik ini dari rumahnya.
***
Fajar tiba, Sophia sudah berdiri menunggu suaminya keluar membuka pintu kamar. Sophia menunggu tanpa melenturkan senyumnya. Senyumnya merekah secerah matahari pagi itu.
Alfonso yang telah selesai bersiap untuk mengawali rutinitasnya membuka pintu kamar. Alfonso terkejut melihat wajah dungu dengan senyuman manis itu hampir menempel dengannya. Tetapi Alfonso segera menetralkan raut wajahnya.
"Minggir kau" singkatnya melewati Sophia begitu saja.
"Tuan, Aku sudah membuat sarapan untuk kita, Ayo kita makan. Kau tidak perlu lagi makan di dapur umum itu, aku akan selalu memenuhi nutrisi mu" Bangga Sophia
Tetapi tentu saja Alfonso tidak menggubris celotehan tak berguna itu. Ia bergerak menuju pintu keluar.
Sophia selalu berada di belakang punggung kokoh itu mengikutinya.
"Jangan berani keluar dari rumah ini!!" perintah Alfonso dan berlalu keluar rumah menuju rutinitas nya.
"Baiklah Sophia, saat ini kau makan sendiri dulu yaaa, bersabarlah demi misimu" Ucap Sophia menyemangati dirinya.
***
"Tuan" sapa Filips saat Alfonso melangkahkan kakinya keluar kediamannya
"Tuan apakah kau ingin melatih prajurit dilapangan latihan seperti biasanya?" tanya Filips.
"Tidak, kita menuju markas rahasia. Kemampuan mereka semakin menurun. Beberapa hari lagi, Kaisar akan turun langsung melihat perkembangan mereka. Kita tidak boleh mengecewakan Kaisar" Jelas Alfonso
Ntah apa yang mereka diskusikan, siapapun tak ada yang tau
***
"Aku bahkan tidak sekuat itu menatap matanya, binaran mata itu sama persis denganmu, dan walaupun mereka semua menyeganiku, tetap saja aku bahkan tidak seberani itu mengamankan dia disisiku" Ucap netra sendu menatap gundukan tanah di hutan belantara ini.
Hening. Hanya keheningan menemani hati gundahnya.
"Aku tidak tau tebakan ku ini benar atau tidak, tetapi setiap aku menatap matanya, aku memiliki firasat yang kuat akan dia"
"Tapi kau tenang saja, Aku telah membuatnya berada dibawah naungan seseorang yang tidak siapapun berani mengusiknya, aku mohon bantulah aku menjaganya dari atas sana" lanjutnya dengan netra yang mulai memanas.
Angin sepoi Sepoi dan Sinaran matahari pagi mengisi kekosongan hatinya.
***
Sophia menyibukkan dirinya dengan membersihkan kediaman ini. Ia menghias beberapa sudut rumah. Bunga bunga kecil menghiasi jendela jendela kediaman. Di halaman belakang, Sophia menyibukkan dirinya membersihkan rumput liar dan menata ulang tanaman liar yang memiliki bunga indah.
Ruangan yang dapat ia jangkau ia bersihkan sepenuhnya. Saat ini kediaman Alfonso yang semula gelap dan menyeramkan beralih cerah dan berwarna layaknya rumah gadis perawan.
Entah apa yang akan dilakukan Alfonso jika melihat keadaan kediamannya saat ini.
Disaat Sophia sedang sibuk bersenandung dihalaman belakang rumah, Netra nya tidak sengaja melihat seseorang dengan jubah hitam menutupi wajahnya, sedang berdiri terpaku kearahnya.
Pria misterius itu berada di balik pohon yang menutup setengah badannya.
"Apa yang pria itu lakukan disana? Apa dia membutuhkan bantuan? Apa dia tersesat?" pikir otak polos Sophia.
Tidak pernah terbesit sedikitpun rasa negatif Sophia terhadap semua orang. Kehidupannya hanya dihabiskan didalam rumah dan bersosialisasi dengan pamannya.
Ia hanya mengenal pamannya yang baik hati kepadanya. Sehingga ia sangat asing dengan pikiran buruk dan rencana jahat orang lain.
"Hey, Apa kau kelaparan? Kemari lah, Aku masih memiliki sedikit makanan" Teriak Sophia lantang.
"Aku tidak bisa menghampirimu, Pagar ini sangat tinggi!!!"
"Kemari lah, aku akan memberikannya melalui celah pagar ini" Lanjut nya.
Tiba tiba Sophia melihat pria asing itu pergi dengan terburu buru menjauhi kediaman Sophia
"Hey kau mau kemana? Aku menyuruhmu kemari, bukan kesanaa!" Teriak Sophia
"Mengapa kau keluar rumah"
Terdengar suara berat dan menyeramkan dari belakang tubuh Sophia.
Sophia terkejut dan langsung membalikkan badannya.
"Tuan!! kau pulang? Kau sudah makan siang? Ayo kita makan" ucap Sophia seraya melangkahkan kakinya ringan kedalam rumah.
Alfonso yang mengikuti nya menarik tangan Sophia kuat dan membalikkan badannya ketika sudah berada di dalam rumah.
"Aku tanya mengapa kau keluar rumah!!!" Bentak Alfonso
#Flashback#
Alfonso yang tengah memantau jalan latihan pasukan khususnya, tiba tiba teringat dengan permintaan budak kecilnya malam itu
Ia meninggalkan pengawasan itu dan memberikan titahan kepada Filips untuk melanjutkan pelatihan.
Alfonso memacu kudanya keluar gerbang kerajaan, menuju pasar.
Semua orang yang berada di pasar terkejut. Tidak ada pemberitahuan bahwa kaisar ingin mengambil pemuda, mereka belum menyiapkannya, panik seluruh warga pasar.
Kuda Alfonso berhenti di depan pedagang yang menjual berbagai lampu. Ya Alfonso membeli penerangan ruangan yang diminta oleh Sophia. Entah malaikat apa yang tiba tiba menghampirinya.
"Berikan satu disetiap jenis atau tipe yang kau punya" Perintah Alfonso
Dengan tangan yang gemetar, penjual itu mengambil satu lampu disetiap tipe yang ia punya.
Setelah mengemas penerangan itu, Alfonso beralih menuju rumahnya. Ia membuka pintu perlahan. Ia tidak menemukan budak kecilnya di dalam rumah. Ia menyapu pandangannya tidak menemukan Sophia disudut rumah manapun.
Tiba tiba telinga tajamnya mendengar teriakan Sophia diarah belakang rumah.
ia segera berjalan menuju pintu belakang. Saat ia membuka pintu, netra tajamnya menangkap bayangan yang berlari menjauhi kediaman.
Entah apa yang terjadi padanya, jantungnya berdetak dengan kencang.
#Flashback end#
"Aku hanya merapikan halaman Tuan" cicit Sophia.
...****************...
vote and like 🫂🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments