Kehidupan berjalan dengan aktivitas manusia menghias waktu yang terasa sangat cepat itu.
Sebulan berlalu, tidak ada yang berubah dari kehidupan Alfonso dan Sophia.
Sophia yang ceroboh kerap mendapatkan penyiksaan fisik dan batin dari Alfonso.
Seperti saat ini, Filips terkejut melihat seseorang menekuk kaki didepan pintu kediaman Tuannya.
Rutinitas Filips yang selalu menjemput menunggu Tuannya didepan kediaman, kini mendapati seseorang tertidur dengan wajah bersembunyi diantara lututnya.
Filips menghela nafas.
"Apa lagi yang dilakukan gadis ceroboh ini" tebak Filips.
Pintu terbuka menampakkan tubuh tegap Alfonso yang berjalan tegap tanpa memperdulikan tubuh wanita yang menggigil kedinginan diluar ini.
"Tuan, pagi ini kita harus menghadap Kaisar sesuai undangannya malam itu" lapor Filips
"Siapkan kuda kita, setelah menghadap Kaisar kita akan pergi" Titah Alfonso
Filips mengangguk dan meninggalkan Alfonso.
Netra Alfonso bergulir menangkap sosok aneh didepan pintu kediamannya.
Alfonso menghembuskan nafas. Ia kembali berjalan mendekati Sophia.
Tanpa aba aba, ia mengangkat ringan tubuh Sophia yang semakin lama semakin mengurus.
Ia baringkan Sophia diatas ranjang empuk sang empunya kamar.
"demam" batin Alfonso setelah tidak sengaja menyentuh pelipis Sophia.
Entah apa yang dirasakannya, tetapi ia sedikit enggan keluar rumah hari ini. Kebiasaannya sedikit berubah. Entah mengapa Ia merasa senang menjahili gadis yang sebulan ini mengisi kediaman ini.
Pikirannya menerawang malam itu, Sophia yang mengetuk paksa kamar tidurnya ditengah malam mengganggu kenyamanan serigala yang tertidur pulas itu.
Tiba tiba saja sophia merengek dan menangis meminta Alfonso membiarkannya tidur dikamar Alfonso bersamanya.
Racauan Sophia masih Alfonso ingat saat ini. Sophia meracau bahwa ia ketakutan tidur ditempat biasanya karena melihat siluet tubuh memantaunya dibalik jendela itu.
Alfonso yang menganggap itu semua hanyalah bualan Sophia, lantas menyeret Sophia keluar rumah dan mengunci pintu.
Sophia menangis mengetuk pintu kediaman berkali kali memohon agar Alfonso membiarkannya masuk
"Tuan! Aku tidak akan mengganggumu lagi, aku mohon biarkan aku masuk, bagaimana jika ia kembali lagi nanti, aku takut Tuan" Teriak Sophia mengisi keheningan malam.
Namun Alfonso tidak bergeming beralih melanjutkan tidur pulas nya.
Setelah kelelahan menangis akhirnya Sophia tertidur didepan pintu kediaman Alfonso.
Lamunan Alfonso tersentak kala ketukan pintu terdengar.
Alfonso segera beranjak setelah memastikan si ceroboh ini merasa nyaman hangat dibawah selimut.
"Tuan, kaisar menunggu anda untuk sarapan bersamanya" Lapor salah satu prajurit.
Alfonso terdiam entah mengapa kakinya sangat berat meninggalkan Sophia saat ini. Tetapi tidak mungkin ia mengabaikan permintaan kaisar yang selama ini selalu diutamakannya.
***
Sepanjang perjalanan Alfonso hanya terdiam pikirannya melayang
"Siapa yang berani mengusik kediamanku? Si bodoh itu tidak pernah setakut ini juga sebelumnya. Tidak pernah ada yang berani mengusik kediamanku selama ini" pikir Alfonso.
Hal itu sedikit mengganggunya
Sesampainya di istana dan memenuhi undangan sarapan pagi, Kaisar dan Panglima perang nya serta beberapa penjaga dan pengikut mereka bertolak menuju ruang pribadi sang kaisar.
Ada masalah di perbatasan Timur. Beberapa rajurit yang biasa berjaga tiba tiba saja terbunuh dengan mengenaskan.
"Bawa pasukan pengganti dan selidiki masalah ini. Jangan kau membuatku meragukan kemampuanmu. Kuberikan kau waktu 3 hari" Tegas Kaisar.
"huh bahkan perjalanan kesana saja memakan waktu 1 harian penuh" eluh Filips didalam hati.
"Baik Yang Mulia. Saya akan membawa hasil yang maksimal dalam tiga hari" ucap Alfonso
Diskusi tetap berlanjut tanpa mereka sadari sedari tadi ada sepasang telinga yang mendengarkan dibalik tembok. Senyum merekah di bibirnya mendengarkan bahwa pria itu akan meninggalkan rumahnya selama 3 hari.
***
Alfonso bertolak kerumahnya pada siang hari. Saat memasuki kediaman. Sophia telah menyambutnya seperti biasa. Wajah pucat yang selalu tersenyum itu menyambut kepulangan suaminya.
"Kau pulang saat siang hari, Apakah kau lapar?" tanya Sophia
"Aku akan pergi selama 5 hari ke perbatasan kerajaan. Ada masalah serius yang terjadi. Jangan keluar dari rumah ini" Perintah Alfonso seraya berjalan guna mengemasi keperluannya.
"Apakah aku boleh ikut? Aku takut disini sendirian, Bagaimana jika hantu semalam datang lagi Tuan" Cicit Sophia yang selalu mengikuti langkah Alfonso dalam mengemas keperluannya.
"Tidak, aku akan menyuruh beberapa prajurit berjaga didepan" Tegas Alfonso seraya berjalan pergi menuju pintu keluar.
Setelah membuka pintu langkah kaki itu terhenti sebentar dan berbalik kebelakang. Netranya bersitatap dengan netra Sophia yang berembun.
Tidak ingin berlama lama, Alfonso segera berlalu tanpa mengucap sepatah katapun.
***
Senja menghampiri begitu cepat, Sophia mengunci semua pintu dan jendela seraya menutupnya dengan tirai. Ia hanya menghidupkan beberapa penerangan.
Netra itu mengintip dibalik jendela dan melihat ada 4 prajurit yang berjaga di depan kediamannya. Sophia sedikit merasa tenang.
Otak lincah itu berpikir sejenak
"Tadi siang Serigala itu pergi begitu saja tanpa mengunci kamarnya. Ya, ia tidak mengunci kamarnya!!! ia tidak berada disini, artinya aku bisa tidur dikamarnya bukan hihi, setidaknya kamarnya jauh lebih aman" girang Sophia berlari kecil menuju kamar Alfonso
Pintu berderit perlahan dengan puncak kepala Sophia yang melihat kesana kemari.
Sophia segera saja melompat menuju ranjang Alfonso dan berguling guling diatasnya.
"Hah setidaknya aku bebas selama 5 hari hahahaha" ucap Sophia riang.
Seperti biasa sebelum Sophia tidur, ia terlebih dahulu bercerita dan berceloteh kepada dirinya sendiri. Tidak ada yang mendengarkan tetapi cerita riang itu selalu saja menghiasi malam kediaman Alfonso hingga sang empunya suara terlelap kelelahan.
dreeettt
Pintu berderit kecil, ditengah malam kala semua orang terlelap, terdengar langkah mengendap endap. Entah bagaimana bisa seseorang masuk kedalam kediaman dan menghampiri gadis cantik yang sedang terlelap di ranjang kekuasaan seorang pria gagah.
"Budak rendahan tetaplah budak rendahan. Sekalipun kau menikah dengan penguasa langit" gumam suara misterius itu
Makhluk itu beralih mengambil bantal yang menganggur di sebelah kepala Sophia. Tangan yang memegang bantal itu segera menutup wajah Sophia yang sedang terlelap, dan menekan bantal itu kuat hingga sang nyonya rumah tidak bisa bernafas.
Sophia bergerak gelisah, ia berusaha membuka mata dan menghirup udara, tetapi semua yang dilakukannya sia sia.
"Matilah kau sialan!!" Ucap pelaku misterius dengan netra memerah.
Greepp
"ARRHGHHHH!"
Tubuh manusia misterius itu terpelanting menubruk meja kecil dibelakangnya.
Bantal yang semula berada diatas wajah Sophia kini beralih menutupi wajahnya.
Tekanan itu bahkan lebih kuat hingga penyusup ini bahkan tidak bisa menggerakkan kepalanya.
tangan dan kakinya serasa ditimpa dan tidak bisa digerakkan.
Nafas nya mulai tersendat sendat
***
Alfonso tiba tiba teringat dengan si kecil yang sebulan belakangan ini mengisi hari harinya.
Perasaannya tidak tenang.
Filips yang melihat raut wajah berbeda itu segera bertanya
"Apa kau tidak apa apa Tuan?"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments