SOMEBODY DOES LOVE
Lelaki berperawakan gempal itu memandang wajah Yura yang tertunduk seolah tengah menyembunyikan gelebah gugup yang tersirat pada raut mukanya yang jelita, pria berusia dipenghujung lima puluh tahun itu tersenyum tipis saat mendapati gadis belia didepannya tengah tersipu, gurat – gurat tipis berjejak pada kedua sudut mata sipit lelaki itu. Gegas si pemilik perusahaan itu meraih opyo –(cap stempel tandatangan) diatas meja dan membubuhkannya pada lembaran kertas putih dihadapannya.
“ Hoejang Nim –(Pemimpin/ pemilik perusahaan), tidak selayaknya Hoejang Nim yang menemui saya secara langsung hanya untuk kontrak penerbitan buku semacam ini “ gadis dua puluh delapan tahun itu pun pada akhirnya membuka suaranya, tepat setelah lelaki senja dihadapannya mendorong lembut lembaran kertas putih didalam map.
“ Lee Yura Gyousu Nim –(Dosen Lee Yura), sudah sejak lima tahun belakangan mengenalmu dan tentunya sembari membaca seluruh buku – buku sastra garapanmu, jujur saja aku sangat ingin bertemu lagi dengan mu dan membicarakan banyak hal “ sejenak lelaki itu mengambil jeda bicara.
“ Jika boleh berkata jujur, aku sangat mengagumi mu Gyousu Nim “
Kini wajah Lee Yura kian pias setelah mendengar ucapan lelaki yang duduk dihadapannya itu, lelaki yang selayaknya seorang ayah bagi Lee Yura tiba – tiba saja dengan gamblang nya menyatakan kekaguman pada dirinya.
“Ah! Tidak, jangan salah menyangka! Bukan aku bermaksud mengungkapkan perasaan, tidak! Aku kagum pada seluruh kerja keras mu, dirimu hidup sendirian, dibesarkan di rumah kebahagiaan –(panti asuhan), tapi siapa menyana diusia mu yang sangat belia kamu berhasil menjadi seorang profesor! Mengajar di Universitas terbaik di Seoul, bahkan lihatlah, kau sudah melahirkan karya – karya yang luar biasa *G*yousu Nim “ pria itu menyadari kesalah pahaman tercipta diantara dirinya dengan Yura.
Lee Yura mengangkat wajahnya, tersenyum simpul menanggalkan kecurigaan yang mencuat sepersekian detik yang lampau.
“ Maafkan saya Hoejang Nim, karena terlalu dangkal mencerna ucapan Hoejang Nim sebelumnya “ sambung wanita itu.
“ Tidak apa – apa, jujur saja aku ini penggemarmu! ” imbuh lelaki itu seraya tersenyum.
“ Dan satu hal lagi, dengan penuh hormat aku mengundangmu makan malam dirumah kami dan aku harap kamu tidak menolaknya Gyousu Nim, minggu depan adalah hari ulang tahun pernikahan ku dengan istriku, jadi aku mohon datanglah, kedatanganmu adalah kado paling berharga untukku dan juga istriku “ tegas lelaki itu.
Lee Yura menghela nafasnya dalam, tangannya tidak henti – hentinya meremas tisu yang sejak tadi ia genggam. Ia tahu ini adalah sebuah kehormatan besar baginya, keluarga Min Jisung terkenal begitu tertutup, namun kini ia diundang untuk makan malam bersama di kediamannya.
“ Aku ingin memperkenalkan mu pada seseorang “ tukas Min Jisung Hoejang Nim lagi.
“ Memperkenalkan ku pada seseorang? “ telisik Yura dengan ragu.
“ Iya, aku ingin mempertemukan mu dengan seseorang “ dengan beberapa kali anggukan lelaki paruh baya itu menegaskan ucapannya.
Yura kian membeku, isi kepalanya menjadi riuh, dalam dada nya penuh gelak tanya. Jujur saja ia kebingungan, ia tidak ingi diperkenalkan pada siapa – siapa, ia tidak ingin dipertemukan pada siapa – siapa. Namun Min Jisung Hoejang Nim yang meminta, ia tidak akan bisa menolaknya, karena lelaki itu salah satu lelaki berjasa dalam hidupnya.
Bagaimana tidak, saat Lee Yura dalam keputusasaannya mengirimkan berpuluh – puluh proposal pada perusahaan penerbit, hanya perusahaan Min Jisung saja yang bersedia menerbitkan buku garapan penulis amatir
seperti dirinya lima tahun silam. Yura merasa banyak berhutang budi pada Min Jisung, berkat perusahaan penerbitan miliknya, nama Lee Yura kini dikenal sedikitnya oleh seperempat penduduk Korea dan mungkin dibeberapa sudut bumi lainnya.
“ Tidak perlu takut, aku ingin mempertemukan mu pada istriku! Dia sangat penasaran pada sosok dirimu Gyousu Nim, ia terlalu banyak mendengar cerita tentang dirimu! “ Min Jisung menyadari keraguan kini menyelimuti hati Yura.
“ Ah, baiklah Hoejang Nim, terima kasih banyak karena telah mengundang saya. Ini adalah suatu kehormatan besar dan saya pastikan akan datang “ pada akhirnya Yura mengiyakan permintaan sederhana lelaki itu.
***
Satu minggu berlalu, kini tiba waktunya Lee Yura harus memenuhi undangan makan malam dari Min Jisung Hoejang Nim. Dengan balutan rok berwarna hitam setinggi lutut, dengan aksen kilauan perak pada bagian krahnya, Lee Yura terlihat begitu menawan. Ia membiarkan rambut hitam panjangnya terurai, bahkan ia mengenakan riasan tipis pada wajahnya yang sudah jelita.
Wanita muda itu mengemudikan sendiri kuda besinya, memacu perlahan kendaraannya itu menuju kediaman Min Jisung Hoejang Nim. Kediaman megah itu tampak lengang, pikirnya akan riuh oleh tamu undangan namun perkiraannya meleset, di halaman hanya terlihat beberapa kendaraan yang sedang terpakir rapi disana.
Ia membulatkan hatinya sejenak lalu meraup udara sesaat dan memenuhi dadanya kemudian menghembuskannya perlahan. Yura kemudian meraih tas tangan yang ia geletakkan pada kursi penumpang disebelahnya bersamaan satu buket bunga anggrek yang sedang mekar – mekarnya. Seseorang kemudian menghampiri Yura dan membawa dosen muda itu masuk kedalam rumah pemilik perusahaan percetakan tempat ia mendapat kontrak penerbitan.
(Source : Pinteres)
“ Selamat malam Hoejang Nim, selamat malam Samonim – (sebutan untuk istri seseorang/ istri Min Jisung) “ ucap Lee Yura penuh hormat saat sepasang suami istri itu datang menyambutnya di ruang tamu, sembari ia mengulurkan buket bunga anggrek ditangannya pada isti Min Jisung.
“ Selamat hari ulang tahun pernikahan Samonim dan Hoejang Nim “ sambung Yura.
“ Terima kasih banyak Lee Yura Gyousu Nim, terima kasih juga karena telah memenuhi undangan kami “ sambut Min Jisung seraya merekahkan senyumannya.
“ Terima kasih banyak Lee Yura – ssi, selamat datang di rumah kami dan tidak sepatutnya Lee Yura –ssi repot dengan membawa hadiah secantik ini “ istri Min Jisung menimpali, senyumannya tidak kalah sumringahnya, wajahnya cerah, rona bahagia terulas diwajah cantiknya. Matanya yang berbinar tak kunjung lepas dari bunga anggrek yang kini sudah berada dalam dekapannya.
“ Ayo masuk, kita langsung makan saja karena kebetulan hari sudah larut. “ ajak Min Jisung pada Yura.
“ Mari Yura –ssi, aku panggil anak – anak dahulu supaya segera turun “ istir Min Jisung menimpali, kemudian menghilang menuju lantai dua kediaman megah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Aashiqui
✨
2023-08-11
0
r4tn4🌛
mampir kak
2023-07-22
0
Keyboard Harapan
salam kenal kembali dariku, aku mampir di cerita kerena kaka, tetap semangat dan sukses buat kakak💪💪💪
2023-07-04
0