Lee Yura kemudian beranjak dari atas pembaringan dan menerobos ruang ganti, ia membuka salah satu lemari yang berisi tumpukan handuk bersih. Ia menarik secarik kain putih keluar dari dalam lemari dan bergegas menuju kamar mandi. Diketuknya daun pintu perlahan, Min Yoongi menyembulkan ujung jemarinya dan Lee Yura menyerahkan benda ditangannya itu pada suaminya.
“Terima kasih Yura –ya.“ teriak Min Yoongi dari dalam bilik air.
Sesaat hati Lee Yura berdesir, lelaki itu entah tanpa sadar atau dengan sadarnya sudah menanggalkan panggilan formal (-ssi) yang biasa ia sematkan saat mengeja nama Lee Yura. Dengan wajahnya yang tersipu perempuan itu kemudian meneguk segelas air yang baru saja ia tuang dari teko air didalam kamar.
Tampak Min Yoongi keluar dari dalam kamar mandi dengan membungkus bagian bawah tubuhnya dengan selembar kain dan membiarkan dadanya yang bidang terekspos tanpa pakaian. Lee Yura sontak memutar badannya untuk menghindari bertemu muka dengan suaminya.
“Maaf ya, aku tadi keluar tanpa memakai baju. Aku terburu – buru. “ ucap Min Yoongi setelah beberapa saat ia mengganti bajunya, sementara Lee Yura masih mematung ditempat yang sama.
“Ah, tidak apa – apa, hari ini kamu pergi bekerja? Bukankah hari ini masih cuti?” telisik Lee Yura ingin tahu.
“Iya, aku masih cuti tapi ada janji temu dengan seseorang, Lee Yura – ya. “
“Tidak akan lama kok, mungkin satu atau dua jam.” Imbuh Min Yoongi lagi.
“Aku juga, ada rencana makan siang dengan teman ku. Tidak masalah bukan jika aku juga keluar? “ tanya gadis itu dengan polosnya.
“Iya, keluar saja tidak apa – apa, kabari ya kalau seandainya pulang terlambat. Aku langsung pergi ya, takut tidak terburu jika harus sarapan dahulu. “ lelaki itu menyunggingkan seberkas senyuman yang begitu menawan.
Setelah Min Yoongi menghilang dibalik pintu kamar utama, Lee Yura bergegas masuk kedalam kamar mandi dan membasuh tubuhnya yang masih lunglai. Sepertinya teh kamomil yang ia seduh bersama Min Yoongi semalam benar – benar manjur. Lee Yura tertidur dengan sangat lelap sepanjang malam, bahkan ia tidak terbangun sekalipun untuk buang air kecil.
***
Pukul sebelas siang Lee Yura meninggalkan kediamannya, ia menginjak pedal gasnya perlahan menuju kampusnya, ia sudah memiliki janji temu bersama Choi Siwan hari itu. Lepas memarkir mobilnya di area parkir pengajar, Lee Yura berjalan dengan tenang menyusuri jalanan kampus yang sudah riuh ramai dipadati mahasiswa dengan masing – masing kesibukannya.
Dari kejauhan terlihat Choi Siwan sudah berdiri didepan kedai guksu yang Lee Yura katakan kemarin. Senyuman lelaki itu sontak merekah saat melihat Lee Yura berlari kecil menghampirinya. Lee Yura tetap seperti belasan tahun yang lalu, dimata Siwan, Lee Yura tetaplah seorang gadis kecil yang amat dia sayangi.
“Pelan – pelan saja nanti jatuh! “ teriak Choi Siwan saat Lee Yura hampir tiba di tempatnya.
“Kebiasaan! “ Choi Siwan mencubit gemas hidung Lee Yura.
“Hahaha karena aku sudah tidak sabar bertemu dengan mu Oppa, ayo cepat masuk! Aku sudah sangat lapar Oppa! “
Keduanya bergegas masuk kedalam kedai penjaja mie dan memesan beberapa porsi makanan beserta jus buah. Wajah Lee Yura terlihat begitu ceria, bahkan kedua tulang pipinya yang menonjol tampak bersemu kemerahan. Bibirnya tak henti – hentinya mengulas banyak cerita, sesekali pun juga terdengar gelak tawa dari keduanya.
Choi Siwan juga tak luput menceritakan keluh kesahnya yang sudah ia tahan semalaman, bibirnya mengerucut dengan wajah yang sedikit terlipat. Tergambar kekecewaan yang begitu mendalam pada mimik mukanya.
“Oppa¸ kau sudah melakukan segalanya dengan sangat baik. “ hibur Lee Yura pada akhirnya, dan lelaki itu mengulum senyum.
“Hm, benar katamu, memang terkadang manusia hanya banyak berencana. Tetapi Tuhan penentunya, bukan kah begitu Yura –ya? “ Siwan mulai bisa menerima kekalahannya.
“Oiya, belakangan kamu tidak pernah pulang kerumah? Kemana saja? Setiap kali aku tanpa sengaja ingin main – main kerumah mu kenapa semua lampunya padam? Seolah – olah memang kamu sudah tidak menempati rumah itu? “ ucap Choi Siwan tiba – tiba.
Wajah Lee Yura perlahan berubah menjadi pias, ia menelan salivanya sekuat tenaga, isi kepalanya sedang kemana – mana untuk mencoba mencari alasan yang masuk dalam pemikiran Choi Siwan.
“Kamu sudah pindah? “ Choi Siwan menuntun jawab.
“Oppa¸ sejujurnya aku sudah pindah tempat tinggal. Moonlight Publisher kini memberiku fasilitas tempat tinggal yang lebih memadai. “ bohong Lee Yura.
“Yang benar saja? “ wajah Choi Siwan terlihat sanksi mendengar jawaban Lee Yura baru saja.
“Iya benar Oppa, kapan – kapan aku undang kamu makan malam dirumah. “
Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepatnya, jam yang melingkar di tangan kiri Lee Yura sudah menunjukkan pukul dua lebih dua puluh menit. Perempuan itu pada akhrinya pamit undur, ia harus segera pulang da kebetulan Choi Siwan juga sudah ada janji temu dengan seorang klien. Keduanya pun berpisah.
***
Hampir pukul empat sore hari Lee Yura baru tiba dirumahnya, seperti hari – hari biasanya, kediaman itu selalu saja senyap. Hanya tampak Bibi yang sedang bersiap untuk memasak makan malam. Setelah habis meneguk air yang baru saja diambilnya dari dalam Kulkas, Lee Yura bergegas masuk kedalam kamar utama. Betapa terkejutnya ia saat melihat Min Yoongi yang sedang tergolek diatas tempat tidur, ia meringkukkan badan nya yang bongsor itu tidur begitu lelap.
“Wah tidak biasanya dia tidur disitu? Apa dia masih takut mimpi buruk jika tidur kamar rahasianya? “ bisik Lee Yura penuh telisik.
Namun perempuan itu memilih mengabaikannya, membiarkan Min Yoongi yang masih terlelap tetap melanjutkan tidurnya. Ia bersiap melanjutkan tugasnya, untuk menyelesaikan laporan proyek penelitiannya. Setelah berganti baju, Lee Yura menempati meja kerja yang berada disamping jedela kaca, yang mana posisi duduk Lee Yura langsung menghadap kearah jalan raya, bergegas ia menyalakan komputer jinjingnya itu dan mulai bekerja.
Tanpa terasa waktu melahap habis Lee Yura dan pekerjaannya.
“Yura –ya? “ suara khas bangun tidur ala Min Yoongi tertangkap jelas oleh pendengaran Lee Yura.
(Source : Pinterest)
“Oh? Sudah bangun? “ Lee Yura langsung menoleh ke sumber suara. Wajah Min Yoongi tampak begitu menggemaskan, bagaikan seorang anak kecil yang baru saja terjaga mencari ibunya.
(Source : Pinterest)
“Kenapa tidak membangunkanku? “ tanya lelaki itu sembari berusaha bangun dari atas tempat tidur. Lee Yura bergegas mendekat, diulurkannya satu gelas air kepada Min Yoongi dan pria itu menyambutnya lalu meminumnya hingga habis terkuras.
“Terima kasih Yura – ya, “
“ Hmm sama – sama. Kamu tidur begitu lelap, jadi aku tidak tega mengganggumu. “ ucap Lee Yura.
“Tidak tahu kenapa aku rasanya begitu mengantuk hari ini. “ Min Yoongi tampak memijat – mijat tengkuk lehernya.
“Wajar saja kamu mengantuk, setiap hari kamu sudah begitu sibuk Min Yoongi -ssi. Lagi pula hari ini kamu sedang cuti, jadi kesempatanmu untuk beristirahat. “
“Mandilah, supaya badan mu segar. Atau mau aku siapkan air hangat di bathtub? “ imbuh Lee Yura.
“Apa tidak merepotkan? “ tanya Min Yoongi lugas.
“Tentu saja tidak, aku tidak merasa direpotkan. Tunggulah sebentar ya. “ Lee Yura kemudian menghilang kedalam kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Aerik_chan
pelan-pelan pak sopir
2023-07-21
0
Senajudifa
semangat thor
2023-07-05
0
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Hwaiting Kk
PaMud Mampir
2023-06-28
0