Lelaki berperawakan gempal itu memandang wajah Yura yang tertunduk seolah tengah menyembunyikan gelebah gugup yang tersirat pada raut mukanya yang jelita, pria berusia dipenghujung lima puluh tahun itu tersenyum tipis saat mendapati gadis belia didepannya tengah tersipu, gurat – gurat tipis berjejak pada kedua sudut mata sipit lelaki itu. Gegas si pemilik perusahaan itu meraih opyo –(cap stempel tandatangan) diatas meja dan membubuhkannya pada lembaran kertas putih dihadapannya.
“ Hoejang Nim –(Pemimpin/ pemilik perusahaan), tidak selayaknya Hoejang Nim yang menemui saya secara langsung hanya untuk kontrak penerbitan buku semacam ini “ gadis dua puluh delapan tahun itu pun pada akhirnya membuka suaranya, tepat setelah lelaki senja dihadapannya mendorong lembut lembaran kertas putih didalam map.
“ Lee Yura Gyousu Nim –(Dosen Lee Yura), sudah sejak lima tahun belakangan mengenalmu dan tentunya sembari membaca seluruh buku – buku sastra garapanmu, jujur saja aku sangat ingin bertemu lagi dengan mu dan membicarakan banyak hal “ sejenak lelaki itu mengambil jeda bicara.
“ Jika boleh berkata jujur, aku sangat mengagumi mu Gyousu Nim “
Kini wajah Lee Yura kian pias setelah mendengar ucapan lelaki yang duduk dihadapannya itu, lelaki yang selayaknya seorang ayah bagi Lee Yura tiba – tiba saja dengan gamblang nya menyatakan kekaguman pada dirinya.
“Ah! Tidak, jangan salah menyangka! Bukan aku bermaksud mengungkapkan perasaan, tidak! Aku kagum pada seluruh kerja keras mu, dirimu hidup sendirian, dibesarkan di rumah kebahagiaan –(panti asuhan), tapi siapa menyana diusia mu yang sangat belia kamu berhasil menjadi seorang profesor! Mengajar di Universitas terbaik di Seoul, bahkan lihatlah, kau sudah melahirkan karya – karya yang luar biasa *G*yousu Nim “ pria itu menyadari kesalah pahaman tercipta diantara dirinya dengan Yura.
Lee Yura mengangkat wajahnya, tersenyum simpul menanggalkan kecurigaan yang mencuat sepersekian detik yang lampau.
“ Maafkan saya Hoejang Nim, karena terlalu dangkal mencerna ucapan Hoejang Nim sebelumnya “ sambung wanita itu.
“ Tidak apa – apa, jujur saja aku ini penggemarmu! ” imbuh lelaki itu seraya tersenyum.
“ Dan satu hal lagi, dengan penuh hormat aku mengundangmu makan malam dirumah kami dan aku harap kamu tidak menolaknya Gyousu Nim, minggu depan adalah hari ulang tahun pernikahan ku dengan istriku, jadi aku mohon datanglah, kedatanganmu adalah kado paling berharga untukku dan juga istriku “ tegas lelaki itu.
Lee Yura menghela nafasnya dalam, tangannya tidak henti – hentinya meremas tisu yang sejak tadi ia genggam. Ia tahu ini adalah sebuah kehormatan besar baginya, keluarga Min Jisung terkenal begitu tertutup, namun kini ia diundang untuk makan malam bersama di kediamannya.
“ Aku ingin memperkenalkan mu pada seseorang “ tukas Min Jisung Hoejang Nim lagi.
“ Memperkenalkan ku pada seseorang? “ telisik Yura dengan ragu.
“ Iya, aku ingin mempertemukan mu dengan seseorang “ dengan beberapa kali anggukan lelaki paruh baya itu menegaskan ucapannya.
Yura kian membeku, isi kepalanya menjadi riuh, dalam dada nya penuh gelak tanya. Jujur saja ia kebingungan, ia tidak ingi diperkenalkan pada siapa – siapa, ia tidak ingin dipertemukan pada siapa – siapa. Namun Min Jisung Hoejang Nim yang meminta, ia tidak akan bisa menolaknya, karena lelaki itu salah satu lelaki berjasa dalam hidupnya.
Bagaimana tidak, saat Lee Yura dalam keputusasaannya mengirimkan berpuluh – puluh proposal pada perusahaan penerbit, hanya perusahaan Min Jisung saja yang bersedia menerbitkan buku garapan penulis amatir
seperti dirinya lima tahun silam. Yura merasa banyak berhutang budi pada Min Jisung, berkat perusahaan penerbitan miliknya, nama Lee Yura kini dikenal sedikitnya oleh seperempat penduduk Korea dan mungkin dibeberapa sudut bumi lainnya.
“ Tidak perlu takut, aku ingin mempertemukan mu pada istriku! Dia sangat penasaran pada sosok dirimu Gyousu Nim, ia terlalu banyak mendengar cerita tentang dirimu! “ Min Jisung menyadari keraguan kini menyelimuti hati Yura.
“ Ah, baiklah Hoejang Nim, terima kasih banyak karena telah mengundang saya. Ini adalah suatu kehormatan besar dan saya pastikan akan datang “ pada akhirnya Yura mengiyakan permintaan sederhana lelaki itu.
***
Satu minggu berlalu, kini tiba waktunya Lee Yura harus memenuhi undangan makan malam dari Min Jisung Hoejang Nim. Dengan balutan rok berwarna hitam setinggi lutut, dengan aksen kilauan perak pada bagian krahnya, Lee Yura terlihat begitu menawan. Ia membiarkan rambut hitam panjangnya terurai, bahkan ia mengenakan riasan tipis pada wajahnya yang sudah jelita.
Wanita muda itu mengemudikan sendiri kuda besinya, memacu perlahan kendaraannya itu menuju kediaman Min Jisung Hoejang Nim. Kediaman megah itu tampak lengang, pikirnya akan riuh oleh tamu undangan namun perkiraannya meleset, di halaman hanya terlihat beberapa kendaraan yang sedang terpakir rapi disana.
Ia membulatkan hatinya sejenak lalu meraup udara sesaat dan memenuhi dadanya kemudian menghembuskannya perlahan. Yura kemudian meraih tas tangan yang ia geletakkan pada kursi penumpang disebelahnya bersamaan satu buket bunga anggrek yang sedang mekar – mekarnya. Seseorang kemudian menghampiri Yura dan membawa dosen muda itu masuk kedalam rumah pemilik perusahaan percetakan tempat ia mendapat kontrak penerbitan.
(Source : Pinteres)
“ Selamat malam Hoejang Nim, selamat malam Samonim – (sebutan untuk istri seseorang/ istri Min Jisung) “ ucap Lee Yura penuh hormat saat sepasang suami istri itu datang menyambutnya di ruang tamu, sembari ia mengulurkan buket bunga anggrek ditangannya pada isti Min Jisung.
“ Selamat hari ulang tahun pernikahan Samonim dan Hoejang Nim “ sambung Yura.
“ Terima kasih banyak Lee Yura Gyousu Nim, terima kasih juga karena telah memenuhi undangan kami “ sambut Min Jisung seraya merekahkan senyumannya.
“ Terima kasih banyak Lee Yura – ssi, selamat datang di rumah kami dan tidak sepatutnya Lee Yura –ssi repot dengan membawa hadiah secantik ini “ istri Min Jisung menimpali, senyumannya tidak kalah sumringahnya, wajahnya cerah, rona bahagia terulas diwajah cantiknya. Matanya yang berbinar tak kunjung lepas dari bunga anggrek yang kini sudah berada dalam dekapannya.
“ Ayo masuk, kita langsung makan saja karena kebetulan hari sudah larut. “ ajak Min Jisung pada Yura.
“ Mari Yura –ssi, aku panggil anak – anak dahulu supaya segera turun “ istir Min Jisung menimpali, kemudian menghilang menuju lantai dua kediaman megah itu.
Lee Yura berjalan pelan mengikutin langkah kaki Min Jisung Hoejang Nim masuk kedalam ruang makan yang tampak menyatu dengan dapur bersih. Meja makan persegi panjang dengan delapan kursi terlihat penuh dengan hidangan jamuan makan malam yang menggugah selera.
“ Duduklah Lee Yura –ssi “ ujar Min Jisung seraya menunjuk satu kursi yang letaknya hanya berselisih satu bangku disisi kanan tempat ia duduk.
Gegas Lee Yura menempati kursi itu, belum lama ia mendaratkan tubuhnya sayup terdengar suara langkah kaki menuju ruang makan. Terlihat Samonim berjalan masuk menuju tempat jamuan diikuti oleh dua orang pria dan seorang wanita yang tengah mengandung. Lee Yura sekuat tenaga menelan salivanya, ia melihat sosok pria yang begitu tidak asing baginya berjalan mengikuti istri Min Jisung.
“ Yura – ssi, perkenalkan ini Min Geum Jae putra sulungku dan ini Kim Mina menantu kami. Lalu Min Yoongi putra bungsu ku dan mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengannya “ Min Jisung dengan santainya memperkenalkan sosok putra nya pada Lee Yura.
“ Ah, iya Hoejang Nim “ Yura tampak tergugup setelah mendengar ucapan Min Jisung baru saja. Sesaat Yura bergegas menundukkan kepalanya memberikan salam hormat pada kedua putra beserta menantu Min Jisung.
“ Ayo duduk Yura – ssi, kita makan dahulu sambil berbincang “ sambung istri Min Jisung seraya menepuk ringan bahu Lee Yura.
Yura kembali menempati kursinya, lalu disusul oleh istri Min Jisung yang mengambil tempat tepat disamping Yura, lalu pada kursi diseberang Yura tepat diisi oleh Min Geum Jae. Sementara Min Yoongi memilih kursi yang tepat menghadap kearah Ibu nya.
Rumah megah itu tampak sunyi, meski dihuni oleh beberapa orang dewasa. Bahkan dalam jamuan makan malam yang sejatinya adalah sebuah perayaan hari pernikahan pun terasa begitu lengang, begitu jauh dari kata gegap gempita. Jelas terlihat Min Jisung memegang kendali atas semuanya, komando tertinggi berada ditangannya, bisa jadi ia begitu totaliter sehingga istri dan anak – anaknya tampak begitu menurut. Bisa jadi setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah sebuah sabda.
“ Coba makanlah ini Yura – ssi, ini masakan spesialku. Cobalah “ istri Min Jisung tampak meletakkan potongan daging bulgogi keatas mangkuk nasi Yura.
“ Terima kasih banyak Samonim “ Lee Yura tampak sungkan.
“ Mina, Ibu sudah siapkan sup sendiri untuk mu, karena sup di mangkok besar itu sudah Ibu campurkan dengan udang, Ibu takut kamu mual “ sambung wanita paruh baya itu pada menantunya.
“ Iya Eomeoni –(Ibu), terima kasih “ tukas Kim Mina sembari menerima mangkuk sup yang diulurkan oleh bibi yang bekerja di rumah tersebut.
Lee Yura masih canggung dengan keadaannya, jujur saja ia tidak mengerti dengan maksud undangan makan malam dari Min Jisung. Jelas sekali ini adalah makan malam keluarga yang sejatinya begitu intim, sementara dirinya bukan siapa – siapa. Bukan pada tempatnya jika ia harus mengikuti makan malam yang sedemikian.
“ Yoongi -a, cobalah berteman dengan Lee Yura. Menurut Ayah, dia perempuan yang layak untuk dijadikan teman dekat “ ucap Min Jisung menyeruak kesunyian.
Ucapan Min Jisung baru saja membuat Yura terbatuk – batuk, tersedak oleh makanan yang sedang dikunyahnya. Ia begitu tercengang dengan ucapan Min Jisung baru saja, ia tidak berpikir sejauh ini, bahwa Min Jisung ingin memperkenalkan dirinya dengan putra bungsunya.
Berbeda dengan Lee Yura, Min Yoongi justru hanya menghela nafasnya kasar setelah mendengar ucapan Ayahnya. Lalu menganggukkan kepalanya pelan tanpa memalingkan wajahnya dari mangkuk nasi dihadapannya. Ia tampak tidak bergairah.
“ Yura – ssi, apakah kau keberatan jika aku meminta mu berteman dengan Min Yoongi putraku? “ pertanyaan yang terdengar seperti titah itu terdengar menyambar telinga Yura.
“ Ehm, Hoejang Nim “ ucapan Yura terputus.
“ Tidak perlu berpikir dua kali Yura – ssi, aku yakin kau akan menjadi teman yang baik untuk putra ku “ potong Min Jisung tepat sebelum Yura menyuarakan pendapatnya.
Ruang makan kembali lengang, masing – masing orang terpaku dengan hidangan dihadapannya sendiri – sendiri. Perasaan Yura pun turut tak karuan, ia berharap bisa segera bergegas meninggalkan meja makan yang terasa kaku, itu bukan tempatnya.
Hingga sejauh ini ia tidak menyangka jika Min Jisung yang ia kenal sebagai sosok berhati lembut dan halus saat bertutur ternyata begitu tegas dan lugas saat berada dirumahnya sendiri. Bahkan terlihat jarak yang begitu jemawa antara Min Jisung dengan kedua Putra nya. Terlebih dengan Min Yoongi.
Jujur saja Lee Yura begitu mengenal sosok Min Yoongi, orang Korea disudut mana yang tidak mengenal pria itu? Seorang anggota boygroup setenar BTS, seorang rapper,dan produser berbakat, siapa yang tidak mengenalnya saat ini? Hampir seluruh orang dari berbagai usia dan kalangan akan mengenal sosok Min Yoongi, begitu juga dengan Lee Yura. Gadis itu benar paham sosok Min Yoongi, bahkan ia juga menikmati setiap karya yang lahir dari tangan ajaib lelaki itu.
“ Lee Yura ini adalah salah satu penulis berbakat di negara ini, bahkan ia adalah profesor termuda di Hanyang, apakah kau tidak pernah mengambil kelasnya Yoongi -a? “ suara Min Jisung kembali menggema. Namun putra bungsunya tidak menanggapi pertanyaannya baru saja.
“ Hmm, Gyousu Nim sepertinya memang Gyousu Nim tidak memiliki kelas untuk jurusanku bukan? “ Min Yoongi justru melempar tanya pada wanita yang duduk disebelah Ibu nya dan kini ia memandang kearah Yura. Sesaat lelaki tampak terperangah, mungkin karena paras ayu Yura yang dalam waktu sepersekian detik membius dirinya.
(Source : Pinteres)
“ Iya benar, Min Yoongi – ssi, ah aku ingat Kim Namjoon yang pernah mengambil salah satu kelas dalam mata kuliah yang ku ajar “ Lee Yura menarik kedua sudut bibirnya, hingga segaris senyuman bak bulan sabit tampak merekah menambah keayuan parasnya.
“ Ah, Kim Namjoon “ sambut Min Yoongi, dan keduanya kembali hening. Hanya dentang suara peralatan makan yang tertinggal, gema suara manusia tak terjamah lagi.
***
Usai dengan makan malam, Min Jisung kembali memanggil putra bungsu nya bersama Lee Yura masuk kedalam ruang kerjanya. Pria berhidung mancung itu mengambil kursi terlebih dahulu, lalu membiarkan putra nya duduk berdampingan bersama Lee Yura. Dalam ruangan yang tak seberapa luas itu, kini terhirup samar aroma menyegarkan dari tubuh pria yang duduk dengan begitu santai di samping Lee Yura. Sementara wanita itu dipenuhi dengan gelebah resah. Ia tak dapat menjangkau apa yang sedang dipikirkan oleh pria setengah baya yang duduk dihadapannya saat ini.
“ Lee Yura – ssi, apakah sejauh ini kau sudah mengerti maksudku mengundang makan malam bersama kami? “ suara Min Jisung menyeruak kesunyian.
Lee Yura menggelengkan kepalanya perlahan, suara nafasnya terdengar naik turun.
“ Bertemanlah dengan putraku, dan aku berharap kau tidak keberatan jika aku memintamu menikah dengannya “ tandas Min Jisung tegas.
“ Aboeji! – (Ayah) “ sergah Min Yoongi dengan keras, mata nya tampak menyorotkan kemarahan dengan binar kesedihan. Pun nafasnya terdengar tak beraturan, jelas terlihat lelaki itu tidak setuju akan keputusan yang dibuat oleh Ayahnya secara sepihak.
Pria berkulit putih itu tampak mengertakkan giginya, matanya yang berbinar tidak berkedip untuk beberapa saat, tatapannya yang tajam seolah mengecam ucapan Ayahnya sendiri. Sementara Lee Yura seperti sedang diperhadapkan dengan pilihan yang mengarah pada dua bibir jurang yang bersebelahan. Pikirannya tidak sampai sejauh ini.
“ Aboeji! Bukankah ini sungguh keterlaluan? Memberikan perintah secara sepihak pada dua orang manusia dan memaksa mereka untuk bersama?! Seolah – olah Ayah adalah penciptanya! Ya, mungkin demikian dengan aku karena aku putra mu! Tapi dengannya? Ini sesuatu yang mengerikan Ayah! “ Min Yoongi meluapkan amarahnya tanpa ragu.
“ Lee Yura Gyousu Nim! Bicaralah disini, kau punya hak untuk menolak ucapan Ayahku! “ tegas Min Yoongi lagi pada wanita yang kini tengah mematung disampingnya.
“ Tapi aku sudah banyak membantumu Lee Yura –ssi, sudah sejauh ini kau berjalan bersama Moonlight Publisher bukan? Apakah kau masih bisa menolaknya? “ potong Min Jisung, terlihat jelas pemilik perusahaan itu mencurangi Lee Yura, ia menuntut ganti atas bantuan yang ia berikan selama ini yang terlihat secara cuma – cuma.
“ Aboeji! “ dengus Min Yoongi kesal.
“ Bukan berarti aku meragukan kemampuan hebat mu itu, tidak. Sungguh kau adalah perempuan yang luar biasa sehingga aku memilihmu, namun perlu kau ingat Lee Yura – ssi, Moonlight Publisher punya andil besar dalam kesuksesan karir mu sampai saat ini “ pria setengah baya itu mengabaikan gertak anak lelakinya.
“ Ayah! “ seraya memukul meja Min Yoongi berusaha menghentikan ucapan Ayahnya.
(Source : Pinteres)
“ Aku hanya ingin seorang menantu yang layak, yang mampu mendidik cucu – cucu ku kelak dengan baik Min Yoongi! Aku ingin menantuku adalah sesorang yang terhormat “ Min Jisung masih bertahan pada pendiriannya.
“ Ayah! Apa maksudmu? Jadi menurut Ayah Idola adalah orang yang tidak terhormat? Secara tidak langsung Ayah mengatakan bahwa aku dan Eunji adalah orang tidak terhormat? “ sergah Min Yoongi penuh amarah.
“ Bukankah sudah sejak semula aku memang menentang cita – cita mu untuk menjadi Idola? Dengan berat hati aku mengizinkan mu menjadi Idola karena rintih tangis Ibumu, dan sekarang kau ingin aku menerima Idola lain sebagai menantu ku? Tidak sudi aku Min Yoongi! “ lelaki itu membuang wajahnya, memandang pada sudut lain dalam ruangan itu.
“ Ayah! Kau boleh mencela ku tapi tidak dengan Eunji! Bagaimana pun dia adalah kekasihku, dan tanpa berpikir panjang Ayah memintaku berteman bahkan menikah dengan Lee Yura Gyousu Nim?! Bukan kah ini suatu hal yang sangat gila! “ Min Yoongi masih penuh dengan amarahnya.
“ Siapa bilang aku tidak berpikir panjang? Justru aku memikirkan hal ini sudah sejak lama, bahkan jauh – jauh hari sebelum kau berpacaran dengan Eunji! Min Yoongi, Ayah sudah menuruti segala ucapanmu dan membiarkanmu menjadi Idola, jadi saat ini Ayah ingin melihat seberapa besar bhakti mu pada orang tua. Ayah ingin kau melepaskan Eunji dan menikahi Lee Yura! “ tandas lelaki yang rambutnya mulai memutih itu dengan tegas.
Lee Yura masih dalam ketermanguannya, banyak hal berlalu lalang dalam benaknya, sementara telinganya tak henti – hentinya mendengar letupan amarah dari Min Yoongi yang saling bersahutan dengan Ayahnya. Ia yang tidak tahu apa – apa secara tiba - tiba dibawa masuk begitu saja dalam sebuah konflik keluarga yang begitu peliknya.
“ Min Jisung Hoejang Nim, saya sungguh tidak ingin terlibat dalam masalah seperti ini. Sebaik apapun penilaian Hoejang Nim terhadap saya, mungkin itu adalah penilaian yang bias, belum tentu saya sebaik yang Hoejang Nim kira “
“ Saya memohon maaf sebesar – besarnya, karena tidak dapat memenuhi permintaan Hoejang Nim ini “ lanjut Yura memberanikan diri.
Min Yoongi memandang Lee Yura dengan tatapan sedikit lega, ia turut tenang mendengar jawaban wanita yang hendak dijodohkan dengannya itu. Perempuan yang baru kali pertama ia jumpai, perempuan yang ia tidak tahu dari mana asal usulnya. Perempuan yang menjadi pilihan Ayahnya untuk mendampingi dirinya.
“ Bisa saja, asal kita selesaikan kontrak kerja sama mu sebagai penulis dengan Moonlight Publisher dan kita bisa selesaikan bersama di pengadilan kelak. Tapi, mungkin saja hasil royalti yang kau terima seumur hidup tidak akan cukup untuk membayar pinalti pembatalan kontrak. Apakah kau siap? “ seolah tak kehabisan akal, Min Jisung menuntun Lee Yura dan menjerumuskannya kedalam tubir laut.
“ Ayah! Dimana hati nurani mu! “ teriak Min Yoongi, mata nya memerah, pada setiap sudut – sudutnya telah menggenang buliran sebening telaga yang bisa jatuh kapan saja. Amarah pada Ayahnya sudah tidak terkira lagi seberapa besarnya.
“ Lalu dimana hati nurani mu Min Yoongi! Kau mengencani seorang mantan pecandu narkoba! Kau berharap bisa mengubahnya, mungkin bahkan dia masih saja sama! Tidak akan bisa, dan sampai kapanpun dia tidak akan berubah dan aku menolaknya! Pikirkan ucapan Ayahmu ini baik – baik, jika sampai terungkap oleh media, nama baikmu ayang kan jadi taruhannya! “ dalam sekejap ucapan Min Jisung membungkam angkara Min Yoongi.
Lelaki tiga puluh tahun itu lantas terdiam, kedua kakinya serasa lemas, kegetiran terasa memenuhi seluruh rongga mulutnya. Ia tidak dapat membantah ucapan Ayahnya, bahkan kini ia bertanya – tanya, dari mana informasi besar yang ia sembunyikan ini bisa sampai ke telinga Ayahnya.
“ Pilihlah Lee Yura, dan aku akan menutup mata atas apa yang dilakukan Eunji dibelakang media. Ayahmu ini bukan lelaki bodoh Min Yoongi! Kau hanya diperdaya olehnya! “ tanpa mendengar apa – apa lagi dari putranya juga Lee Yura, pria berbadan gempal itu meninggalkan ruang kerjannya. Membiarkan kedua muda mudi disana menguraikan pikirannya bersama - sama.
***
Baik Min Yoongi dan Lee Yura masih dalam senyapnya, keduanya duduk diam dengan pandangan yang sama – sama nanarnya. Min Jisung benar – benar sudah mempersiapkan segalanya, begitu rapi cara kotornya itu menjebak putra bungsundan penulis tersohor kesayangannya. Hingga keduanya hanya mendapati sepenggal jalan buntu didepan mata.
“ Park Eunji dari girlgroup TWIN, dia kekasihku “ suara Min Yoongi memecah keheningan.
“ Saat ini dia sudah selesai menjalani rehabilitasi dan dia sedang berusaha untuk menjadi lebih baik, tetapi jujur saja tidak ada yang bisa kulakukan jika semua ini benar – benar terungkap oleh media “
“ Agency akan marah jika mengetahui bahwa Eunji adalah seorang pesakitan, aku tidak membayangkan bagaimana dunia akan mencemoohnya kelak. Aku tidak bisa membiarkan setiap pasang mata tahu dan memperlakukan Eunji sebagai seorang kriminal “ tutur Min Yoongi.
Lee Yura menghela nafasnya dengan sedikit berat, seolah ada tali yang erat mengikat dadanya, sama sekali ia belum dapat memikirkan apa – apa. Ia mulai menyesali kedatangannya dirumah megah itu, ia mulai menyesali seluruh pencapaiannya dimasa – masa silam. Ia mulai menyesal mengenal baik Min Jisung.
“ Min Yoongi –ssi, aku akan memikirkan cara menyelesaikan kontrak ku dengan Ayahmu. Jadi cobalah mencari cara untuk melindungi kekasihmu itu “ putus Lee Yura pada akhirnya, tanpa mendengar sanggahan Min Yoongi gegas ia beranjak meninggalkan pria itu lalu berpamitan pada keluarga yang masih bersisa di ruang tamu. Ia undur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!