"anakmu seharusnya tidak mendatangi tempat itu" kata Naga
"tempat ? tempat apa ?" tanya Mario.
"sekarang ia memasuki sarang siluman, yang seharusnya manusia tidak boleh memasukinya. Sepertinya anak perempuanmu juga memiliki kemampuan sepertimu, namun yang ia miliki masih sangat rendah"
"sarang siluman ?? Tunjukkan padaku dimana tempatnya!" perintah Mario
"kau bisa memanggilku, namun bagaimana bisa kau tidak mempunyai penjaga ?" tanya Naga itu
"dia sedang tidak bersamaku, saat ini ia pergi ke gunung senggono untuk bersemedi" jawab Marcel
"baiklah, naiklah ke atas kepalaku" perintah Naga
Mario menaiki kepala Naga tersebut, mereka segera terbang agar meminimalisir waktu. Disamping itu Mario sengaja tidak perpamitan dengan istrinya karena akan membuat Vani semakin khawatir.
Goa tersebut memang di selimuti kabut tebal, sehingga hanya orang tertentu yang datang kesini. Seperti yang berniat mencari pesugihan atau orang yang tidak sengaja tersesat dan di tipu daya agar menuju goa tersebut.
"Goa Mertopo, ini tempatnya" kata
Mario turun dari kepala Naga, ia melihat aura energi yang terpancar dari goa tersebut memang menghitam dan pekat.
Mario segera masuk untuk mencari anak-anaknya,
di dalam sana, Tiara sudah menjadi tahanan dan Ringgo sedari tadi berusaha untuk menyerang dan memusnahkan prajurit kera dengan tenaga yang ia miliki meskipun tak sekuat papahnya, tapi kekuatan Ringgo cukup membantu, namun anehnya kera tersebut tak ada habisnya."
"aku kedatangan tamu lagi sepertinya!" kata si raja kera
Mario memejamkan mata dan membaca sesuatu, tiba-tiba di tangan Mario keluar lah sebuah senjata pedang emas yang panjang seperti samurai, yang diberikan oleh penjaga gaibnya sebelum ia meninggalkan Mario untuk bersemedi. Kegunaan pedang itu untuk berjaga-jaga jika ada keadaan darurat yang menyerang Mario.
Mario dengan lincah dan gesit membasmi kera-kera tersebut dengan sadis tanpa ampun. Raja kera pun hanya melihat prajuritnya bertarung dengan manusia dan menikmati peperangan itu. Kera yang bermunculan terus menerus bertambah, hingga Ringgo kewalahan.
Naga yang memberi tumpangan pada Mario, ternyata tiba-tiba ikut masuk kedalam goa, melayang disamping Ringgo. Naga itu melihat Ringgo tubuh Ringgo memancarkan cahaya. Namun hanya Naga itu yang bisa melihat.
"apa urusanmu datang kemari ! Mereka adalah santapanku karena sudah lancang masuk ke dalam rumahku dan ingin mengambil kristal jantungku !!!" bentak raja kera yang langsung berdiri saat tahu naga itu datang.
Naga itu langsung menoleh saat mendengar ucapan si raja kera.
"Mereka hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa ..lepaskan mereka !!" ucap naga itu
"tidak !!!! Aku tidak akan melepaskan mereka ! Mereka adalah milikku Draco !!"
"baiklah jika itu maumu, maka aku lawanmu Raja Rokan !!" ucap Naga Draco menantang
Ringgo menatap ular naga yang ada disampingnya tanpa berkata apapun. Draco masuk kedalam tubuh Ringgo, ia menyatukan tubuhnya dengan Ringgo.
Ringgo merasakan tubuhnya seperti dihantam angin yang sangat kencang, ia menahan tubuhnya yang terasa berat. Namun itu hanya proses penyatuan Draco dan Ringgo, setelah proses penyatuan selsai yang di rasakan Ringgo tubuhnya terasa kuat seperti terisi energi penuh.
Mario terkejut melihat naga Draco menyatukan tubuhnya dengan Ringggo,
"bagaimana bisa!" gumamnya
"Bertarung lah dengan raja Rokan, aku akan membantumu.." ucap Draco lewat batinnya ,
Ringgo yang mendengar ucapan Draco hanya mengangguk dengan semangat.
Ringgo mulai bertarung dengan menghabisi prajurit kera dengan cepat, Draco yang menyatukan tubuhnya dengan Ringgo memberikan senjata pada Ringgo sebuah 2 pedang naga yang mengeluarkan api.
Ia menghabisi kera-kera itu dengan keji, lompat dan terbang dengan lincah. Hingga akhirnya tiba saatnya ia menghabisi raja Rokan, Ringgo menatap tajam wajah raja Rokan seakan hatinya sudah tak sabar ingin menghabiskan nyawa raja kera itu.
Ia melayangkan pedangnya yang mengeluarkan semburan api ke raja rokan. Mario yang melihat anaknya begitu takjub, disaat Ringgo sedang bertarung Mario memilih untuk menyelamatkan anak perempuannya yang sedang pingsan.
Ia melepaskan tali-tali yang melilit tangan kaki Tiara, lalu menggendongnya menyembunyikan ke tempat yang lebih aman. Dirasanya aman, ia kembali menemui Ringgo untuk membantu bertarung dengan raja Rokan.
Kurang lebih sudah satu jam mereka bertarung, kekuatan raja Rokan mulai melemah. Ia menyadari jika ia terus bertarung makan ia akan mati, ia harus memulihkan kekuatannya dengan tumbal-tumbal manusia rendahan yang sedang ingin mendapatkan kekayaan atau bisa disebut pesugihan.
"cukup !! Aku menyerah !! Aku melepaskan mereka untuk bebas !!" teriak raja Rokan
Semua terhening mendengar ucapan raja Rokan, tiba-tiba terdengar suara Draco mengatakan sesuatu,"biarkan dia Ringgo, pergilah dan segera keluar dari goa ini, bawa adikku secepatnya"
Ringgo menoleh ke Mario dan menganggukkan kepala tanda setuju, Mario menggendong Tiara dan membawanya keluar bersama Ringgo.
Setelah keluar dari goa, tubuh Ringo mengeluarkan cahaya begitu terang hingga menyilaukan mata Mario ynga ternyata itu adalah proses pemisahan raga Ringgo dan Draco.
Draco melayang terbang di atas dan menatap Ringgo. Ringgo tersenyum, ia merasa senang karena di bantu oleh Draco. Draco hanya heran adalah saat pertama kali Ringgo bertemu dengannya dan menatapnya, ia sama sekali tak merasa takut dengan Draco.
"Trimakasih ,Draco .."ucap Ringgo dengan senyum
Draco mengangguk, "izinkan aku untuk menjadi penjaga setiamu!" ucapan Draco membuat Mario terkejut
Ringgo yang menoleh ke Mario terlihat bingung, bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan penjaga.
"papah, apa maksudnya ?" tanya Ringgo
Mario hanya diam dan tidak menjawab langsung pertanyaan Ringgo.
"apa kau bernah bersungguh-sungguh ?" tanya Mario pada Draco
"benar ... aku berjanji akan menjadi penjaga setianya hingga akhir hayatnya" ucap Draco
"baiklah, tapi tidak sekarang untuk kau dengannya. Awasi saja dari jarak jauh, temui saat umurnya 17 tahun saat dia benar-benar siap ku asah kemampuannya" jawab Mario
Draco mengangguk menyetujui ucapan Mario, "sampai berjumpa lagi ..Ringgo " pamit Draco sambil menundukkan kepala ularnya dan dalam sekejab menghilang..
Ringgo berlari menuju Mario, "papah apa maksud ular tadi ?" tanya Ringgo
"nanti papah jelaskan, sekarang kita bawa adikkmu untuk kembali ..kasian mamahmu sudah sangat khawatir dengan kalian."jawab Mario
Tanpa basa basi mereka segera bergegas pergi dari goa terkutuk itu.
****
"mamaahhhhh...." teriak Ringgo
"Ringgo sayang" Vani berlari dan memeluk anaknya. Dadanya terasa sesak saat ia tidak menemukan anaknya di manapun.
"maafin mamah ya nak, mamah terlalu lengah untuk menjaga kamu dan Tiara" ucap Vani sambil menangis terisak
"gak mah, Ringgo dan Tiara yang salah karena main terlal jauh" jawab Ringgo
Vani terkejut melihat Tiara yang tidak sadarkan diri di gendongan suaminya.
"Tiara kenapa pah ? Kok bisa seperti ini.." tanya Vani
"Tiara pingsan karena tidak bisa berenang tadi di pantai mah, sudah kita bawa Tiara ke sana untuk menyadarkannya" jawab Mario
"mah, tolong carikan minyak dan air minum ya .." kata Mario, ucapannya hanya untuk mengalihkan Vani untuk pergi sebentar
Mario membaca doa dan mengusapkan telapak tangannya ke wajah Tiara, hanya sekejap Tiara mulai sadar dan duduk
"kamu sudah sadar Tiara ? Apa yang kamu rasakan sayang .."tanya Vani yang baru kembali
"ini dimana mah, pah ..tadi Tiara --"
"kamu tadi pingsan karena tidak bisa berenang dipantai Tiara ..untung saja papah tepat waktu menolong kamu." sahut Mario sebelum Tiara menyelesaikan kalimatnya
"tidak pah ..Tiara dan kak Ringgo ---" lagi- lagi ucapan Tiara di potong
"benae Tiara ,tadi Kakak sudah ingetin kamu agar tidak bermain air terlalu jauh, tapi kamu gak dengerin kata kakak. Untung ajah papah datang ..jadi Kaka tadi di bantuin papah" kali ini Ringgo yang menyahut
*flash Back off*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments