"ini rumah kamu ?" tanya Ringgo
Alina mengangguk, "makasih ya pak sudah nemenin dan ngawasin dari belakang .."
"sama-sama, kalau gitu saya pamit dulu yah ..oyah nanti kalau ketemu jangan panggil saya bapak. Panggil saya, mas saja bisa ?"
"hah !!" kekagetan Alina membuat matanya melotot
"untuk penyamaran kita Alinaaa ..lagian umur saya juga masih 27 tahun ,masih pantes jadi kakak kamu kan ?" tanya Ringgo
"oh ..hehe ..iya pak"
"ya sudah ,sampai ketemu nanti" pamit Ringgo
Alina membalas lambaian tangan dari Ringgo saat pergi meninggalkan Alina.
"pantes masih ganteng dan seger banget tuh Pak Ringgo ," gumamnya
Alina memarkirkan motornya kedalam bagasi, saat masuk rumah..terkejutnya dia telah melihat kakeknya yang sudah berada di rumahnya.
"kakekkkk .." seru Alina ..ia berlari memeluk kakeknya yang lama ia tak jumpai.
"cucu kakek sudah besar dan cantik sekali, bagaimana sekolah kamu?" tanya kakek Wiliam
"Alhamdulillah lancar dan baik-baik aja kok kek ..kakek sehat?"
"tentuuu, seperti yang kamu lihat sekarang ..kakek masih kuat dan tangguh.."
semua terkekeh mendengar ucapanan kakek William
Alina bergantian mencium tangan paman dan tantenya, dan memeluk Vanessa sepupunya.
"apa kabar lo? lama gak main ke rumah gue Lin" tanya Vanessa
"baikk, hihihi ..yaa kan lo udah disini nes ..nanti gue ajak jalan deh" jawab Alina
Vaness mengacungkan jembol pada Alina tanda ia setuju.
"Alina ..kamu ke kamar dulu sana, bersihin badan dulu, nanti main lagi sama Vanessa. Ajak Vanessa juga untuk istirahat, kamar untuk Vanessa juga sudah mama siapin di sebelah kamu" tutur Santi
"iya mah .."
"bagaimana dengan usaha barumu Rio, apa kamu sudah ada ide untuk membuka usaha baru ?" tanya Marcel
"sudah mas, rencana besok aku mau melihat tanah dengan harga murah untuk membuka usaha baruku." jawab Rio
"apa Vanessa tahu soal ini?" tanya Santi
Rio mengangguk pelan, "kami tidak mungkin menyembunyikan tetang masalah ini, Vanesaa sudah besar ..sekecil apapun dia pasti tahu. Dari pada kita berbohong ..lebih baik kita memilih jujur agar Vanessa belajar menerima keadaan."
"Tyas, mau bantuin aku untuk nyiapin buat makan malam nanti?" tanya Santi
"iya mbak ," Tyas mengangguk
"pah, Santi antar papah buat istirahat di kamar ya ..Santi sudah siapain kamar buat papah" ucap Santi ke William
Tyas, Santi dan William pergi meninggalkan ruang tamu .. Rio dan Marcel kembali berbincanh tentang usahanya yang bangkrut dan usahanya yang akan dibangun kembali.
********
Seorang pria tua berbaring di atas kasur dengan tertutup selimut, Mira merasakan sesuatu yang aneh pada pria tua itu. Ia mulai mendekat dan melihat wajahnya memperhatikan dengan seksama.
"siapa dia ! mengapa seperti ada yang aneh" gumamnya
Ia mulai memperhatikan dari tiap-tiap seluruh wajah pria itu.
"ah sudahlah, nanti aku tanya Alina saja "batinnya
Alina yang sedari tadi berbaring miring memainkan ponselnya dikagetkan oleh kedatangan Mira yang sedari tadi menunggu Alina yang asyik sendiri.
Alina membenahi badannya berbalik badan, tentu saja Alina terkejut melihat Mira sudah berbaring juga di belakangnya dengan sengaja Mira menutup wajahnya dengan rambut hingga Alina menjerit dan terjatuh dari kasur.
"aaaaaaaa ...hh !! sialan lo Mir, ngagetin mulu kenapa sih kalau dateng!" bentak Alina
"orang aku dari tadi tiduran disini kok" ucap Mira cuek
"hihhh," Alina merasa gemas dengan sikap Mira yang sering mengagetkannya tiba-tiba.
tok..tok..tok..
Alina membukakan pintu kamarnya yang datang ternyata adalah Vanessa.
"Lin ...lo gak papa kan ..ada apa kok teriak?" Vanessa yang kamarnya kini bersebelahan dengan Alina tentu sampai terdengar ke kamarnya.
"eh gak papa nes ,itu tadi ada kecoa ..guenya kaget..hehe !" jelasnya
"oohh ...gue kira lo kenapa-kenapa..kenceng banget lo teriaknya!"
"hehe iya maaf kalau ganggu lo istirahat"
"Halah ,enggak .."
"lo lagi ngapain Lin " ajak Vanessa
"emm gak ngapa-ngapain sih ..emang kenapa?"
"mau temenin gue gak di taman belakang rumah lo ?" tanya Vanessa
"boleh ..yukk .."
Alina dan Vanessa duduk santai di pinggir kolam dengan mengayunkan kakinya di air kolam ikan.
"lama ya kita udah gak jalan bareng, makn bareng lagi Lin" ..
"iyaah ..semenjak kita SMA lama banget kita gak main bareng lagi, eh ...lo udah punya cowok belum ?? pasti udah yaa !!" Goda Alina
"cowok apaan Lin, gue udah jomblo setahun tauuu !!!"
"dihhh yang bener !! mana ada ceritanya Vanessa jomblo !!"kata Alina
Vanessa hanya diam dan tersenyum, mendadak suasana hening.
"Ness, gue ada salah kata ya ..maafin gue ya Ness !!" Alina panik melihat keheningan yang dibuat Vanessa, mendadak ia meneteskan air matanya. Ia memeluk Vanessa yang terlihat sedih.
"enggak ,Lin ..lo gak salah kata apa-apa. Gue cuma sedih aja pas tahu keadaan bokap sama nyokap gue sekarang .." Vanessa menceritakan pada Alina sambil menangis
"lo yang sabar ya Nes, .. yang namanya musibah gak ada yang tahu .. lagian kan papah lo dulu pengusaha hebat kan ..pasti nanti bokap lo bisa bangkit lagi kok" kata Alina
Vanessa mengangguk sambil memegang tangan Alina "makasih ya Lin..keluarga lo udah baik banget, mau kasih tumpangan rumah ini ke kita"
"ngomong apaan sih lo Ness ,..kita kan saudara, ya sepantasnya kalau saudara ada yang kesusahan ..wajib kita bantu kan!!" tegur Alina
"sebenarnya semenjak papa gue, mengalami masalah dengan perusahaannya ..gue minder sama temen-temen, lo tahu kan ..gue sekolah di SMA favorit dimana banyak kalangan orang kaya yang sekolah disana, dan gara-gara itu juga Andre mutusin gue. Ternyata ia gak sebaik yang gue kira, dia pacaran sama gue hanya cuma buat tenar aja Lin" Vaness menangis lebih terisak-isak lagi.
"duhh cowok gitu biarin aja Ness ..gak usah lo tangisin !! gak pantes buat lo tangisin gitu !, semoga nanti saat lo sekolah disekolah gue bisa dapet teman-teman yang baik yah .."
"udah ah jangan nangis lagi, gue jadi sedih nih !!" lanjut Alina, ia mengusap air mata Vanessa yang sedari tadi menangis.
Vanessa pun tersenyum dan berhenti menangis,
*****
Pria tua itu membuka dompetnya, memandang foto kenangan saat istrinya masih hidup dan masih muda di meja kamar. Mira yang sedari tadi di tinggal oleh Alina bersama Vanesaa, ternyata penasaran dengan kakek Alina, ia mengikuti pria itu dari makan malam hingga pria itu balik ke kamarnya.
Ia seperti merasa tak asing dengan pria itu, sulit bagi Mira untuk mengenali karena keriput wajahnya yang sudah memasuki usia renta.
"cucumu sudah besar dan cantik sekarang, anak Rio dan anak Marcel mereka seumuran. Mungkin kalau bukan karenamu yang memaksa Marcel untuk menikah juga secara bersama dengan Rio, cucumu tak kan lahir berbarengan seperti ini, dan mungkin Marcel akan menjadi perjaka tua, karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya". Kakek William berbicara dengan foto mendiang istrinya.
"Anely ..apa kabarmu sekarang..aku sudah tua tapi kenapa lama sekali tidak segera menyusulmu kesana.."
"apa mungkin Tuhan ingin aku hidup lebih lama dan melihat cucu gadismu ?!" gumam kakek William
Kakek William melepaskan fotonya dan menempelkan di dinding dengan plester, lalu ia berbaring karena rasa kantuknya sudah membuat matanya ingin merekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments