Tentang Pacar Alina

"trus pas Tiara udah gede gimana mas ? Apa dia tetap mengungkit kejadian itu?"tanya Alina

"sempat ia membicarakan sendiri denganku tapi aku tetap mengelaknya, papah tak ingin jika Tiara bersinggungan dengan hal gaib. Semakin Tiara penasaran semakin ia akan mencari tahu dan dan tanpa sadar kemampuannya akan terasah." jawab Ringgo

"jadi kemampuan mas Ringgo ini dari papahnya mas Ringgo ?" tanya Alina

"iyaa ,tapi sayangnya bokap udah meninggal setahun setelah Draco datang. Saat itu umurku 18 tahun, papah menitipkan aku pada Draco dan mengingatkan Draco agar aku tidak bersinggungan dengan dunia gaib" ucap Ringgo

"hah ..maaf ya mas Ringgo .." kata Alina yang merasa tak enak hati

"gak papa,..udah makan dulu, kasian makanan kamu dingin dengerin aku dongeng"jawab Ringgo dengan guyonan agar Alina merasa nyaman

Alina tertawa mendengar ucapan Ringgo,

"bisa aja mas Ringgo ini ,ternyata bisa bercanda juga ya .." kata Alina

"aku ini juga manusia normal Alina ..ya pasti aku bisa bercanda, .memang kamu kira aku ini seperti apa orangnya ?" tanya Ringgo sambil mengunyah makanan yang dipesannya.

"em ..tegas, cuek,dingin ,tidak ramah sekali dan sok ganteng !!" jawab Alina sambil mengulum senyum

Ucapan Alina membuat Ringgo tersedak,

"eh minum-minum mas ..gak papa kan ?" tanya Alina yang khawatir

"seburuk itu kamu melihatku Alina? Apa aku ini terlihat jelek sehingga kamu menilaku sok ganteng ? Tapi aku kan memang ganteng" ucap Ringgo yang pede

"dihh ,benar-benar diluar ekspetasi sekali mas Ringgo ini .. Kirain segarang itu ..!" ucap Alina

"Alinaa ..aku ini guru, apalagi usiaku masih muda ..jadi sepantasnya harus menjaga wibawa seorang guru. Tapi bukan berarti aku seperti itu dengan teman- teman ataupun dengan keluarga. Pasti aku akan merubah menjadi diriku sendiri!"

"oh begitu ya ..baiklah aku tak akan sungkan lagi setelah ini, dan aku bisa terbebas dari rasa canggung ..hehe" ucap Alina dengan senang

Ringgo terkekeh dengan tingkah lucu Alina, lalu mereka melanjutkan untuk menghabiskan makanan dan waktu sudah menunjukkan pukul 21.15, sudah waktunya Ringgo mengantarkan Alina pulang.

*****

"Samapi besok ya .." ucap Ringgo pamit

"okee ..siap!"

Setalah Ringgo berlalu dari rumah Alina, ia tetap berdiri di depan pagar sambil senyum-senyum.

"Mas Ringgo ..ah kenapa tampan sekali, apalagi kalau senyum.. bikin hati gue terbang hmm"ucap Alina lirih dengan senyum sendiri

Hingga Ringgo tak terlihat dari gang rumahnya, barulah Alina membalikkan badan untuk membuka pagarnya.

"aaaa.."teriak Alina yang kaget melihat Mira tiba-tiba saja menunggu dibelakangnya

"hihihi..cie ciee ..yang baru jadian dianterin pacar baru ..kayaknya lagi seneng banget nih.."goda Mira

Mira sangat menyukai jika Alina sedang asyik dengan dunianya dan memunculkan dirinya secara tiba-tiba didepan Alina. Meskipun Mira terlihat dewasa, tapi ia tetaplah hantu yang suka usil jika jiwa hantunya mulai berulah.

"gak ada kerjaan banget sih Lo.. Tiap hari ngagetin orang mulu" ucap kesal Alina

Mira tak menghiraukan kekesalan Alina padanya, karena pada dasarnya Alina bukan tipe orang yang menyimpan kemarahan berlama-lama.

Alina memasuki rumah dan menutup pintu, saat berbalik ia sudah ditunggu Santi,

"eh mamah .." kata Alina yang kaget

"kamu dari mana sayang ..tumben-tumbenan pulang jam segini, biasanya kan pulang tepat waktu. Kamu sudah punya pacar ya sekarang ?"tanya Santi penasaran

Alina memutar bola matanya dengan malas, "mamah kenapa jadi kayak Mira gini sih" batinnya

"itu tadi Alina ada janji sama teman mah, ada urusan penting. Tadi Alina udah titip pesan kok sama Tante Tyas." jawab Alina

Santi berjalan dan merangkul pundak anak tunggalnya itu, "Iyah ..tadi Tante Tyas udah bilang kok sama mamah"

"trus ?" tanya Alina

"tapi denger-denger tadi, kakek lihat kamu dijemput sama cowok. Apa bener kamu udah punya pacar ?" tanya Santi

"hah ..Bu..Buukan mah ..itu mah kakek salah lihat aja ..teman Alina kok." jawab Alina menyakinkan Santi

"Yah ..kalau bener sih gak papa, cuman sayang aja kan kita mau pindah .." goda Santi

"iihh mamaah .." rengek Alina

"Alina mau istirahat dulu ,dah mama sayang" pamit Alina sambil mencium pipi Santi

Saat Alina hendak masuk kamar, Vanessa menyapanya dari pintu kamarnya ..

"hai Lin .."

"eh ..hai Nes ..Lo belum tidur ?" tanya Alina

"emm ..gak bisa tidur gue Lin ..gue boleh main ke kamar Lo bentar gak ?"

"ya boleh lah Lin ..yuk masuk .."ajak Alina

Sembari menunggu Alina yang sedang ganti baju di kamar mandi, Vanessa menunggu Alina di kursi belajar sambil melihat tatanan kamar Alina yang begitu rapi.

Setelah Alina selesai, ia merebahkan badannya di kasur, "capeknya .." ucapnya sambil tersenyum dan memejamkan mata, tanda Alina menikmati hari ini

Vanessa yang menyadari sikap Alina langsung mendekatinya,

"Lo habis kencan ya Lin ! Lo gak minat apa kenalin pacar Lo ke gue ?paling gak temen cowok lo lah ,hehehe" rayu Vanessa

"pacar apaan, orang cuma temen doang" jawab Alina santai

"yakin Lo cuma temen ! Alah paling lagi pendekatan kan lo !" Vanessa terus menggoda Alina agar jujur.

"gak ada ... mana ada cowok mau sama gue, ngarang Lo ah!" jawab ketus Alina

"ya kali cowok buta gak mau sama Lo Alina Putri Marcelia Carolus !! Cewek cantik blasteran gini mana ada sampek gak mau." ucap tegas Vanessa

Alina terdiam malu, "ya ..ya masalahnya bukan perkara fisik Nes .."

"trus ! Karena apa?" tanya Vanessa penasaran

"ya pokoknya susah deh gue jelasin ke Lo!" jawab Alina

"jangan bahas itu deh, lo gak pengen tanya-tanya soal sekolah Lo nanti Nes ?"

"ya itu yang pengen gue tanyain sama Lo, makanya gue kesini. Pengen tahu tentang cewek kemarin Lin .." ucap Vanessa

"cewek mana ?" Alian mengerutkan keningnya

"itu cewek yang musuhin Lo ..katanya dia satu sekolah sama Lo ya , berarti nanti dia satu sekolah sama gue kan nanti !" ucap Vanessa

"oh si Intan, iya emang Lo bakal satu sekolah sama Lo nanti. Anaknya resek banget, suka banget bikin ulah sama anak-anak lain. Tau deh kenapa .."

"tapi Lo tenang aja ,mana berani dia sama Lo ..kan Lo jago karate Nes" lanjut Alina

"oh gitu ternyata, ada masalah keluarga kali! "jawab Vanessa asal

"mana gue tahu Nes, lagian males banget ngurusin orang-orang resek kayak Intan .." ucap Alina, setelah tak ada perbincangan, ternyata Alina tak sengaja tertidur. Vanessa tak mengetahui hal itu, karena setelah perbincangan itu Vanessa lebih memilih memainkan polsenya menelusuri sosial medianya.

Saat ia juga sudah merasa kantuknya datang ,ia melihat Alina yang sudah terlelap tidur lalu Vanesa beranjak turun dari kasur Alina dan ingin tidur di kamarnya sendiri.

"tolong-tolong ...!! Siapa saja tolong aku !! Mamah papah tolong Alina, Alina takut ..." ucapnya merengek

langkah kaki Vanessa terhenti mendengar suara itu, ia berbalik ternyata Alina mengigau, entah mimpi apa yang ia alami sampai ia meneteskan air mata dan ketakutan. Vanessa mencoba membangunkan Alina agar tidak berlarut dalam mimpinya

"Lin ...Alinaa ..heh Linn bangun Alinaa " Vanessa menggoyangkan Alina agar segera sadar dari Mimpinya.

Tak lama Alina langsung bangun, ia duduk dengan nafas tak beraturan. Alina mencoba untuk tenang dan meminum air yang di berikan Vanessa.

"Lo gak papa kan Lin.. Lo mimpi apa kok sampek keringatn gitu! " tanya Vanessa yang khawatir dengan keadaan Alina

"cuma mimpi buruk aja Nes, biasa kalau capek kayak gini gue" jawab Alina asal agar Vanesa tidak mencurigainya

" Lo yakin ?" tanya Vanessa

"Iyah, gue gak papa Nes .."

"ya udah, gue balik ke kamar dulu ya Lin ..Lo istirahat lagi aja" pamit Vanessa

Alina mengangguk, Mira yang sedari tadi duduk di meja belajar memperhatikan Alina .."mimpi itu lagi ya Lin ?"

lagi-lagi Alina hanya menganggukkan kepalanya,

"udah aku bilangin Lin, kamu jangan capek-capek.. Kalau kamu capek kamu mimpiin itu lagi" tutur Mira

Mira mengingatkan Alina untuk tidak terlalu lelah karena ia sering sekali melihat Alina mimpi buruk dengan kejadian mimpi yang sama. Alina juga tidak tahu menahu tentang mimpi itu kenapa selalu terulang kembali saat Alina benar- benar lelah.

Mimpi yang dialami Alina adalah masa trauma Alina saat masih kecil, entah kenapa itu tidak pernah hilang dari ingatan kepalanya hingga masuk ke mimpi. Setelah Alina merasa tenang, ia melanjutkan tidurnya kembali.

Saat Mira hendak ingin kembali ke pohon, Singa putih yang sebelumnya pernah mengancam nyawa Mira itu datang. Ia memandang wajah Alina, lali menempelkan tangannya di kening Alina. Singa putih yang tidak diketahui namanya itu memejamkan mata seolah sedang berkonsentrasi.

"apa yang Mbah singa lakukan ya" ucap batin Mira penasaran

Saat ia sudah selesai dengan Alina, Singa putih itu menjawab pertanyaan yang ada dalam benak Mira.

"aku membantunya agar terlelap dalam tidurnya, setelah ini dia tidak akan pernah memimpikan kejadian 7 tahun yang lalu" ucap Singa itu dan menghilang

"kejadian 7 tahun lalu !! eh mbahh tungguu !! .. Yah cepet banget perginya tuh kucing" ucap Mira kesal

"apa kau bilang ? Kau menyebutku kucing !!" ucap singa itu tanpa menampakkan dirinya.

Mira terkejut mendengar suara singa itu muncul, segera ia memperbaiki kalimatnya dan menutup telinganya sambil menundukkan kepala. Ia takut jika singa itu memusnahkannya.

"eh gak Mbah, maaf-maaf.. maafin Mira ya mbah!"

Buru-buru Mira menghilang dari kamar Alina.

Episodes
1 Rencana
2 Masa lalu Mira
3 Pak Ringgo Juga Tahu
4 Alina dan Mira
5 Ada Kabar
6 Kejadian Tak Terduga
7 Pertemuan Mira dan Ringgo
8 Alina Berlatih
9 Berhasil
10 Menutup
11 Deal
12 Kehadiran Kakek dan Vanessa
13 Aura Hitam Mira
14 Kerisauan Hati Mira
15 Calon Mantu
16 Memory William
17 Rencana Ringgo dan Alina
18 Kisah Ringgo dan Penjaga Gaib
19 Kisah Ringgo dan Penjaga Gaib 2
20 Tentang Pacar Alina
21 Persiapan Awal untuk Alina
22 Pertemuan Dengan Vani
23 Setelah Pertemuan dengan Vani
24 Cerita dari Draco
25 Vanessa Tahu Alina
26 Membuka Mata Batin
27 Cari Tahu
28 Istirahat
29 Fanya
30 Fanya dan Rere
31 Keputusan Mira
32 Bagaspati Barata dan Alina Kecil
33 Penyerangan Ringgo
34 Pertemuan Terakhir
35 Pertama Kali Bertemu Fanya
36 Pertarungan
37 Datang ke Rumah Mbah Romo
38 Keputusan Perpindahan
39 Datang ke Rumah Ringgo
40 Makan Malam
41 Perjalanan Pindah
42 Rumah Baru
43 Bernegoisasi Dengan Hantu
44 Rencana Bertemu Bagaspati
45 Kerajaan Jayanegara
46 Liontin Biru Amesthyst
47 Bukan Yang Asli
48 Berhasil Bertemu
49 Rindu Mamah
50 Tragedi Axelle
51 Foto Natasya
52 Supir Hari Pertama Sekolah
53 Teman Baru
54 Ajak Alina Jalan-jalan
55 Memberi Pengertian
56 Keusilan Draco
57 Info Kecelakaan
58 Rena Bukan Manusia
59 Tak Bisa Kembali
60 Kesehatan Marcel
61 Ketemu Fanya Lagi
62 Informasi Pertemuan Manda
63 Marcel Pingsan
64 Mengetahui Tentang Marcel
65 Kesepakatan Para Hantu
66 Kedatangan Bagaspati
67 Maung Mengantar Rena
68 Rena Hilang
69 Tamu Pagi Buta
70 Berkumpul Lengkap
71 Melepas Roh
72 Alam Iblis
73 Menyerang Raja Iblis
74 Pertarungan Selesai
75 Rena Kembali
76 Rencana Selanjutnya
77 Ngambek
78 Jenguk Rena
79 Perang Ke Dua
80 Bertemu Santi
81 Kekecewaan Alina
82 Nayla dan Alina
83 Cerita Kecil Keluarga Alden
84 Kepulangan Marcel
85 Menjauhi Ryan
86 Kabar Manda
87 Rena Curiga
88 Tempat Rahasia
89 Farel Meninggal
90 Rena Mengingat Semua
91 Di Ikuti
92 Pesona Ringgo
93 Bantuan Bersyarat
94 Menginap
95 Makan Malam Bersama
96 Raja Bagaspati dan Dylon
97 Kabar Bela
98 Kunjungan David
99 Rumah Bela
100 Amanat Sosok Hantu Wanita Itu ..
101 Mengikuti Ryan
102 Penjelasan Dari Alina
103 Menerima Keadaan Alina
104 Kabar Buruk
105 Memburuk
106 Diterima
107 Mengantar Axelle
108 Kedatangan William dan Rio
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rencana
2
Masa lalu Mira
3
Pak Ringgo Juga Tahu
4
Alina dan Mira
5
Ada Kabar
6
Kejadian Tak Terduga
7
Pertemuan Mira dan Ringgo
8
Alina Berlatih
9
Berhasil
10
Menutup
11
Deal
12
Kehadiran Kakek dan Vanessa
13
Aura Hitam Mira
14
Kerisauan Hati Mira
15
Calon Mantu
16
Memory William
17
Rencana Ringgo dan Alina
18
Kisah Ringgo dan Penjaga Gaib
19
Kisah Ringgo dan Penjaga Gaib 2
20
Tentang Pacar Alina
21
Persiapan Awal untuk Alina
22
Pertemuan Dengan Vani
23
Setelah Pertemuan dengan Vani
24
Cerita dari Draco
25
Vanessa Tahu Alina
26
Membuka Mata Batin
27
Cari Tahu
28
Istirahat
29
Fanya
30
Fanya dan Rere
31
Keputusan Mira
32
Bagaspati Barata dan Alina Kecil
33
Penyerangan Ringgo
34
Pertemuan Terakhir
35
Pertama Kali Bertemu Fanya
36
Pertarungan
37
Datang ke Rumah Mbah Romo
38
Keputusan Perpindahan
39
Datang ke Rumah Ringgo
40
Makan Malam
41
Perjalanan Pindah
42
Rumah Baru
43
Bernegoisasi Dengan Hantu
44
Rencana Bertemu Bagaspati
45
Kerajaan Jayanegara
46
Liontin Biru Amesthyst
47
Bukan Yang Asli
48
Berhasil Bertemu
49
Rindu Mamah
50
Tragedi Axelle
51
Foto Natasya
52
Supir Hari Pertama Sekolah
53
Teman Baru
54
Ajak Alina Jalan-jalan
55
Memberi Pengertian
56
Keusilan Draco
57
Info Kecelakaan
58
Rena Bukan Manusia
59
Tak Bisa Kembali
60
Kesehatan Marcel
61
Ketemu Fanya Lagi
62
Informasi Pertemuan Manda
63
Marcel Pingsan
64
Mengetahui Tentang Marcel
65
Kesepakatan Para Hantu
66
Kedatangan Bagaspati
67
Maung Mengantar Rena
68
Rena Hilang
69
Tamu Pagi Buta
70
Berkumpul Lengkap
71
Melepas Roh
72
Alam Iblis
73
Menyerang Raja Iblis
74
Pertarungan Selesai
75
Rena Kembali
76
Rencana Selanjutnya
77
Ngambek
78
Jenguk Rena
79
Perang Ke Dua
80
Bertemu Santi
81
Kekecewaan Alina
82
Nayla dan Alina
83
Cerita Kecil Keluarga Alden
84
Kepulangan Marcel
85
Menjauhi Ryan
86
Kabar Manda
87
Rena Curiga
88
Tempat Rahasia
89
Farel Meninggal
90
Rena Mengingat Semua
91
Di Ikuti
92
Pesona Ringgo
93
Bantuan Bersyarat
94
Menginap
95
Makan Malam Bersama
96
Raja Bagaspati dan Dylon
97
Kabar Bela
98
Kunjungan David
99
Rumah Bela
100
Amanat Sosok Hantu Wanita Itu ..
101
Mengikuti Ryan
102
Penjelasan Dari Alina
103
Menerima Keadaan Alina
104
Kabar Buruk
105
Memburuk
106
Diterima
107
Mengantar Axelle
108
Kedatangan William dan Rio

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!