10 menit berlalu, pelayan pria itu mulai bosan. Ia tak mengerti apa yang dilakukan para tamunya ini.
"maaf mas, apakah masih lama?" tanya pelayan pria itu
"masnya katanya kamu tips kan, nanti saya kasih lebih jadi tolong jangan ganggu fokusnya murid saya dulu ya ..tunggu sebentar lagi" jelas Ringgo
"baik mas .."
Alina masih belajar memfokuskan diri untuk membuka mata batin orang ini, seharusnya tidak lama untuk Alina yang memiliki kelebihan alami.
Ringgo menyuruh Alina untuk berhenti. Ia berfikir jika ada sesuatu dari Alina yang membuatnya sulit untuk melatif fokusnya.
"Alina, jika melihat dari latar belakang kamu, harusnya kamu mudah sekali untuk melakukan ini. Jangan-jangan kamu kurang yakin dengan kemampuan kamu ya ?" tanya Ringgo
Alina menurunkan tangannya,
"kamu ini benar-benar ingin belajar atau tidak ?" tegas Ringgo
"Lin ..kamu baik-baik aja kan?" tanya Mira khawatir
"maaf ya Mir, Pak ..ee itu pak, tiba-tiba Alina terngiang-ngiang kecelakaan tadi waktu berangkat kesini"
"saya paling susah kalau lihat kecelakaan" jelas Alina
"oh iya ya Lin..emang kecelakaan tadi nyeremi! banget, banyak korban jiwa.. pantesan kamu pas disuruh fokus gak bisa" tutur Mira
"kecelakaan ! kecelakaan apa?" tanya Ringgo
"tadi ituh Alina waktu berangkat kesini ada tragedi kecelakaan antara truck dan kereta kelinci yang isinya masih anak-anak gitu, nah Alina paling gak bisa kalau lihat korban kecelakaan. Apalagi meninggalnya mengenaskan, ada yang kejepit, ada yang udah ancur."
"Alina tiap lihat yang seperti itu gampang panik, apalagi tadi banyak korban jiwa dan kejadiannya langsung didepan mata. Roh mereka pada keluar semua nangisin nyawa mereka" lanjut Mira
"jadi itu yang membuat kamu kurang fokus ?" tanya Ringgo yang matanya beralih ke Alina setelah mendengar ucapan Mira.
"maaf kecelakaan apa yaa ,tadi kok tiba-tiba ngomongin kecelakaan.. dan mbaknya tadi ngomong sama siapa kok noleh ke selah.." sahut pelayan pria itu tiba-tiba
Ringgo dan Alina saling melempar pandangan, Ringgo lupa jika mereka tidak hanya berdua saja, melainkan juga ada pelayan cafe yang mereka datangi.
"oh tadi saya ngomong sama guru saya kok, tadi di pundak saya ada kotoran saja saya noleh lihat ada kotoran apa gitu!" Alina mencoba meyakinkan pelayan pria itu
"udah masnya jangan mikirin obrolan kita tadi ya, yang penting masnya bantuin saya disini buat dapet tips dari saya, iya kan ?" ..tanya Ringgo
Pelayan pria itu mengangguk,
Ringgo beralih ke Alina,
"sekarang kamu hadap kesana, membelakangi saya" perintah Ringgo
Alina mengikuti perintah Ringgo, ia ingin menetralisir pikiran dan hal-hal negatif yang mengganggu Alina. Ringgo meletakan telapak tangannya ke punggung Alina tanapa menyentuh.
Jika orang yang bisa melihat, pasti tahu jika Ringgo menetralisir Alina akan mengeluarkan cahaya.
"sudah ..sekarang kamu berbalik, apa yang kamu rasakan ?" tanya Ringgo
"enteng, dan perasaan saya jadi tenang pak"
"eh tapi kok bisa .."
Ringgo membuang nafas kasar,
"jangan fikirkan itu, sekarang kembali fokus ..lakukan seperti yang apa saya katakan" perintah Ringgo
Alina mencoba kembali menfokuskan pikirannya yang di perintahkan gurunya.
"lihat itu, tangan Alina berhasil sepertinya udah mengeluarkan cahaya" ucap Mira yang heboh
Ringgo melihat memang benar tangan Alina benar mengeluarkan cahaya, sebelum ia menyuruh Alina untuk berhenti ia mengintrogasi pelayan pria tersebut.
Ringgo menyentuh pundak pelayan pria itu, menandakan bahwa ia berbicara pada pelayan tersebut.
"apa yang masnya rasain sekarang ?"
"emmm ,itu kenapa mata saya tiba-tiba hanyat yaa" ..
"masnya jangan buka mata sebelum saya yang suruh" perintah Ringgo
"Alina, apa kamu merasakan hangat di kedua telapak tangan kamu! jika iya turunkan tangan kamu berlahan" perinta Ringgo beralih ke Alina
Alina menurunkan tangannya pelan-pelan, ia melempar pandangan dengan Mira tanda ia menunggu hasil dari kerja kerasnya tadi.
"mas ,seblum saya suruh buka mata ..masnya janji jangan teriak yaa ..kalau masnya takut, masnya cukup tutup mata lagi aja" ucap Ringgo
"baik mas ,tapi kenapa saya harus teriak ..emang ada apa? "tanya pelayan itu penasaran. Ringgo pun tak menjawab.
"ikuti kata guru saya saja ya mas ..pokoknya masnya janji jangan teriak" sahut Alina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments