"Aduh-aduh ..anak mama yang paling rajin , lagi sibuk sekali sepertinya." vani datang kei teras belakang rumah tempat Ringgo menyibukkan diri dengan laptopnya.
Ringgo menoleh dan tersenyum melihat vani mamahnya membawakan kopi, "mamah pengertian banget, ngerti aja Ringgo lagi pengen kopi" Puji Ringgo
"hmmm kamu itu, memang paling pinter kalau muji-muji mamah .."
Ringgo meminum dikit demi sedikit kopi khas yang dibuatkan oleh vani, "ngomong-ngomong Ringgo, kamu gak ada niat cari calon mantu gitu buat mamah ?"
Ringgo yang sedang menikmati kopi tersebut tersedak mendengar ucapan mamahnya, buru-buru vani mengambilkan tisu untuk anaknya.
"uhukk ...uhukkk .."
"eh eh ..hati-hati dong Ringgo," kata vani sambil membantu mengelap tangan anaknya yang sedikit terkena tumpahan kopi.
Ringgo pun tak menjawab sepatah kata apapun untuk menjawab pertanyaan dari mamahnya. Ia sebenarnya sedikit malas membahas tentang pernikahan, meskipun dia sudah menjadi seorang guru PNS , bukan berarti bisa langsung memutuskan untuk menikah.
Ia ingin benar-benar memantapkan diri dan sembari mencari pasangan yang benar-benar baik dan tulus untuknya. Dia tak ingin bisa sampai salah memilih pasangan, terlebih masalah dengan mata batin yang ia punya. Tidak semua orang bisa menerima atau bahkan bisa saja takut karena kemampuan yang ia punya.
"Ringgoo ..", panggil vani
"iya mah ?" ..
"kok pertanyaan mamah gak di jawab .."
"pertanyaan yang mana mamah sayang?" Ringgo sengaja pura-pura tidak ingat dengan pertanyaan vani tentang obrolannya mengenai calon menantu.
"ya itu tadi, kapan kamu mau cari calon mantu buat mamah ?" vani mengulang pertanyaannya.
"iyaa .. nanti Ringgo kenalin ya, tapi gak sekarang ya mah," ucapnya
"iya tapi kapan ?jangan-jangan kamu belum punya pacar ya ?" pertanyaan vani membuat Ringgo terintimidasi.
"ada kok mah, mamah tunggu aja ,nanti pasti Ringgo kenalin." Ringgo meyakinkan mamahnya.
"hmm"
"tadi Fanya telfon mamah.." ucap vani
"ngapain cewek itu telfon mamah ?" respon Ringgo terlihat sewot
"kenapa kamu sewot, apa kalian putusnya dulu ga baik-baik ?" tanya vani penasaran
Ringgo cepat-cepat memperbaiki responnya, "baik kok mah, kan Ringgo udah bilang dia mau ngelanjutun S2 nya"
"trus kenapa kamu gak balikan sama Fanya? toh Fanya kan sudah selesai S2 nya.." jelas vani
"emm yaa ..setelah Ringgo pertimbangkan sih, kayaknya Ringgo gak cocok sama Fanya mah." kata Ringgo
vani terkejut dengan ucapan Ringgo, bagaimana bisa ia merasa tidak merasa cocok dengan Fanya. Yang vani ketahui, jika Fanya adalah wanita yang baik, ramah,perhatian dan sabar.
vani mengecek suhu kening Ringgo dengan tangannya, seakan tidak percaya dengan ucapan anak sulungnya.
"kamu gak sakit kan ?" tanya vani
"sakit ? Enggak lah mah" jawab Ringgo dengan polos
"Fanya itu kan anak yang baik, pokoknya kalau besok kamu gak ngenalin pacar kamu ke mamah..udah mamah putusin kalau Fanya akan jadi calon menantu mamah" ancam vani yang kesal
"kok gitu mah, Ringgo ..." belum sempat Ringgo melanjutkan kalimatnya ,sudah di potong oleh vani
"mamah gak nerima alasan apapun," ucap tegas vani.
vani berlalu meninggalkan Ringgo begitu saja. Tiara yang berpapasan dengan vani, terlihat bingung dengan muka masam mamahnya.
"Ada apa sih kak ..?" tanya Tiara
"biasa, mamah bahas si Fanya ..nyuruh kakak buat balik sama Fanya." jelasnya
"loh kakak gak bilang persoalan kak Fanya yang kegep dihotel sama kak Farel ?" tanya Tiara
Ringgo menggeleng sambil melanjutkan kesibukannya dengan laptopnya.
"kenapa kakak gak bilang sih kak ? Kan jadi kakak sendiri yang susah"
"Kakak gak tega dek, mamah kamu itu terlanjur sayang banget sama kak Fanya"
"ya tapi kak, kalau kakak gak jujur kan jadi ribet gini" keluh Tiara
"udah kamu tenang aja , nanti kakak yang urus semuanya, yang penting jangan bilang ke mamah soal ini, nanti kalau waktunya tepat.. Kakak bakal bilang sama mamah" ..
Tiara membuang nafas kasar, ia heran dengan jalan fikiran kakaknya yang tetap memendam masalah sebesar ini. Apalagi ini persoalan tentang jenjang pernikahannya sendiri.
Tiara pergi meninggalkan kakaknya, saat ia hendak masuk ke kamar. Tanpa sengaja ia mendengar mamahnya berbicara dengan seseorang ditelfon dengan seseorang. Tira mengintip di balik gorden kamar vani..
"mamah bicara sama siapa .." gumamnya
"iya Fanya .."
"Tante juga lagi bujuk Ringgo ..anak itu memang sedikit keras kepala. Tante juga bingung dengan jalan pikirannya .."
"iya nanti tante coba bujuk kembali ya, kamu yang sabar dulu ..kalau ada kabar baik .tante kabari kamu"
"oke bye Fanya ..." vani menutup telfonnya.
"Kak Fanya! Ngapain telfon-telfo mamah ! Ada yang gak beres nih .."gumam Tiara
Ia berlari menuju ke tempat kakaknya,
"kak ..Kak .." panggil Tiara dengan sikap paniknya
"apa sih dek, dateng-dateng heboh banget !"
"aku tadi denger mamah telfonan sama kak Fanya loh kak. ." serunya
"trus ?" tanya Ringgo santai
"ngomongin kakak lah, masak iya ngomongin harga pasar !" ucap Tiara asal
"biarin aja dek, lagian mamah bujuk kakak kayak apa ..kakak tetep gak mau balik sama di pelacur itu!" tegasnya
"kalau kakak gak ngomong, mamah bakal terus bujuk kakak buat sama kak Fanya kaakk !!" tegur Tiara
"iya nanti kakak pikirin dulu ..udah kakak mau ke kamar dulu." jawab Ringgo sambil mengemasi laptop dan berkasnya.
"kakakk ..ihhhh !!"
"ini masalah masa depannya loh, kok sesantai ituh sih !" gumam Tiara
Ringgo tidak menghiraukan adiknya dan pergi begitu saja. Ringgo membaringkan tubuhnya di kamar, ia sebenarnya pusing memikirkan hal masalah ini. Jika persoalan perselingkuhan Fanya bukan dengan Farel, mungkin Ringgo akan jujur dengan vani.
Ia membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada Alina untuk menjadwalkan pertemuan mereka malam nanti.
**********
"wah wangi banget ,pasti enak nih " seru Alina
"ini siapa yang masak bik?" tanya vanessa
"oh ini ..masakan mamanya non Vanessa, katanya pengen masak kesukaan non Vanesa sama non Alina." jawab bik Atik
Vanessa mengangguk dan tersenyum. Alina yang hoby makan tentu saja langsung menyerbu meja makan tanpa menunggu yang lain.
"Rakus banget sih lo, kayak gak makan seminggu aja" goda Vanessa
"yah nes, ada makanan enak kayak gini masak di anggurin!" jawab Alina
Vanesaa geleng-geleng kepala melihat tingkah sepupunya yang hoby makan, tap herannyai badannya tetap saja langsing.
Ponsel Alina berbunyi yang ternyata pesan dari Ringgo, ia membalas pesan itu dan menyetujui pertemuan mereka nanti malam.
Kakek William pun juga baru datang bergabung dengan cucu- cucu mereka. Mira terus mengikuti kakek William, Alina yang menyadari itu menatap Mira dan berbicara melalui batinnya.
"lo gimana sekarang Mir ? Udah baikan?" tanya Alina
"sudah Lin ..nanti setelah makan, kita ke kamar kamu ya Lin, ada hal yang perlu aku bicarakan dengan kamu" tutur nya
Alina mengangguk pelan,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Azka azka
y ampun Gantung LG deh, sxan jodohin Alina SM Ringgo y Thor, semangat thor
2023-06-22
2