"saya udah di depan rumah kamu"ucap Ringgo melalui telfon
"hah ..oh iya iya pak tunggu sebentar" jawab Alina, setelah itu ia menutup teflon dari Ringgo. Buru -buru Alina menyambar tas mini nya dan sepatu yang akan ia kenakan.
"duh kenapa pake jemput segala sih tuh guru, ntar kalau ketahuan bokap nyokap gimana .."gumam Alina
Alina berjalan menuruni tangga, ternyata ada Tyas yang melihat Alina buru-buru dari dapur, ia sedang menyiapkan makan malam" Alina, mau kemana ..kok lari-lari gitu turun dari tangga!"
"eh tante Tyas ..mama kemana tan?" tanya Alina
"mamah kamu kelihatannya belum pulang. Tadi sih pamitnya mau beli sesuatu buat kakek. Ada apa ? dan kamu mau kemana ?" tanya Tyas balik
"oh gitu, ee Alina ada janji sama temen tan ..nanti tolong pamitin ke mamah ya .." pamit Alina sambil mencium tangan Tyas
"loh kamu gak makan dulu ?" tanya Tyas
"gak tan ..udah telat !" teriak Alina sambil berlari terburu-buru.
"mau kemana Alina ?" tanya kakek William pada Tyas
"gak tau pah, Alina gak bilang ..buru-buru sekali tadi." jawab Tyas
"Biasa lah kek ,anak muda ." sahut Vanessa
Kakek William menatap cucunya saat di meja makan "kenapa kakek lihatin Vanesa gitu ?" tanya Vanessa yang terlihat salah tingkah
"kamu...kapan punya pacar ?"tanya kakek penasaran
"apa sih kakek...Vanessa gak mau pacaran dulu deh kayaknya .hehehe" Jawa Vanessa
"gimana dapet pacar pah, belum pacaran aja kalau udah tahu Vanessa jago karate ya pasti lari semua tuh cowok, iya kan Nes ?" goda Tyas, Kakek William pun terkekeh mendengar ucapan Tyas
"ihh mamah ..gak lah mah, emang Vanessa gak mau pacaran aja dulu" Jawab Vanessa
*****
Ini pertama kalinya Alina dijemput oleh seorang pria, sekalipun itu hanya teman pria biasa. Beruntung hari ini kedua orang tuanya tidak ada di rumah, jadi saat Ringgo datang, orang tuanya tidak tahu.
Alina menengok ke arah kiri dan kanan, mencari Ringgo. Ringgo pun membuka kaca cendela mobil dan melambaikan tangan ke Alina.
Alina masuk dan duduk di mobil Ringgo,ia duduk disebelahnya. "maaf ya pak telat ..tadi tidur saya kebablasan"
.
"gak papa ,maafin saya yang ganggu waktu istirahat kamu," jawab Ringgo
"gak papa pak, ini sudah kewajiban saya untuk bayar utang ke bapak ..hehehe" kata Alina
Ringgo pun hanya tersenyum,
"yah senyum lagi" batin Alina, ia langsung membuang muka. Alina tak mau melihat lama-lama saat Ringgo tersenyum. Bukan karena tidak suka, hanya saja senyuman Ringgo membuat hati Alina meleleh. Ia tidak terbiasa melihat Ringgo tersenyum di sekolah. Wajah yang ia tampakkan selalu dingin dengan murid di sekolah, sekalipun itu dengan murid yang paling cantik ataupun dengan guru-guru lain. Wibawa yang ia tunjukkan selalu membuat orang-orang disekelilingnya jadi sungkan.
Di perjalanan, sambil Ringgo menyetir mobil menuju cafe, mereka saling ngobrol di dalam mobil agar suasana tidak kaku antara Ringgo dan Alina, terlebih Ringgo juga bisa membaca pikiran Alina.
"Oya ..gimana dengan teman kamu ?" tanya Ringgo
"temen ? oh Mira ..coba bapak tebak siapa yang sebenarnya yang ditunggu Mira ?"
Ringgo mengangkat bahunya yang artinya ia tidak tahu, "siapa memang ?"
Alina membuang nafas dengan kasar, "ternyata kakek saya itu pacar Mira dulu, dia juga yang membuat Mira sampai meninggal" jelas Alina
"apaa ? Kok bisa kebetulan gitu ya ..emang kakek kamu gak pernah main ke rumah kamu pas kecil ?kok bisa baru ketemu sekarang !" tanya Ringgo tak sabaran
"Gak pernah pak, dulu saya itu tinggalnya sama kakek yang dari mamah karena papah saya kerjanya pindah-pindah jadi mamah saya pilih sama kakek karena capek aja kalau pindah-pindah apalagi saya masih kecil, mama saya gak tega sama saya."
"waktu saya umur 10 tahun, saya baru pindah ke rumah ini ..trus ketemu Mira, tapi kakek gak pernah main ke rumah kita yang disini karena faktor umur dan kakek sering sakit-sakitan jadi kita yang setahun sekali main ke rumah kakek."
"kakek kesini pun juga sama paman,tante dan sepupu saya. Rumah yang sekarang saya tinggali akan ditempati sama kakek, karena rumah paman udah di jual, usahnya ada masalah dan bebarengan dengan papa yang pindahan kerja. Jadi papa saya memutuskan untuk ditinggali kakek, paman dan sepupu untuk sementara waktu." tutur Alina
"jadi selama ini tempat tinggal dan yang ngerawat kakek kamu adalah paman kamu ?" tanya Ringgo
Alina hanya mengangguk,
"oh gitu ..semoga masalahnya cepat selesai ya."
Alina mengangguk dan tersenyum. Diwaktu yang tepat, mobil Ringgo berhenti tepat waktu setelah Alina selesai bercerita tentang Mira.
Setelah Alina dan Ringgo sampai mereka masuk dan seperti biasa pelayan memberikan buku menu yang akan mereka pesan. Tak lama, telah selesai memesan, Alina membuka obrolan kembali dengan Ringgo
"jadi apa yang ingin bapak obrolin ke saya?"tanya Alina
"bisakah mulai sekarang kamu panggil saya mas saja untuk membiasakan diri ..ya agar nanti gak canggung! Anggap saya teman kamu ." perintah Ringgo
Sedikit membuat Alina canggung atas permintaan Ringgo namun dia tidak punya pilihan lain, itu perintah dari gurunya untuk membantu dan memenuhi rencana yang akan mereka buat.
"ee iya pak ..eh mas !" jawab Alina
"dan jangan ada kalimat "saya" ,tapi ganti "aku" oke ?" tegasnya
"baik pak ..eh aduh ...maksud saya mas .."jawab Alina berbata-bata
"apa ? Ulangi sekali lagi !" perintah Ringgo
"iya mas .."
Ringgo mengangguk, " sebenarnya ini membuat canggung buat aku sendiri, tapi gak ada pilihan lain. Karena waktu yang kita punya mepet sekali."
Alina hanya menganggukkan kepala tanda ia setuju saja dengan ucapan Ringgo.
"baik, aku bakal langsung ke intinya saja. Jadi kemarin nyokap udah bahas persoalan mantan aku, dan dia ngancem kalau besok gak bawa pacar ke rumah dan ngenalin kamu ke nyokap, terpaksa secepatnya aku harus melamar Fanya." ucap Ringgo
"harus besok banget ya pak ?" tanya Alina yang sedikit keberatan.
Alina sebenarnya merasa keberatan karena ia harus bertemu dengan ibu kandung Ringgo dan berpura-pura menjadi pacarnya. Apalagi selama ini Alina tidak pernah memiliki pacar, lalu disuruh untuk berpura-pura untuk menjadi pacar nya bahkan calon menantu, ini benar-benar membuat Alina grogi. Tapi ia tak punya pilihan lain, karena ini sudah menjadi kesepakatan yang ia setujui.
"tapi pak saya ..ee maksudnya aku gak ada persiapan apapun, nanti kalau aku ditanyain macam-macem gimana ?" tanya Alina dengan muka lesu
"ini, kamu ambil .." perintah Ringgo, ia memberikan Alina selembar kertas
"apa ini mas ?" tanya Alina, ia mengambil kertas itu dan membacanya.
"itu adalah data tentang aku dari mulai favorit dan kegiatan, sekaligus jawaban jika kamu di tanyai tentang diri kamu. Jawablah sesuai dengan yang ada di isi kertas itu." jawab Ringgo
"sebanyak ini ya mas .."ucap Alina sambil menelan ludahnya sendiri, "belum jadi pacar beneran aja udah hafalin sebanyak ini ya Tuhan" pikirnya
"katanya mau tolongin kan ?" sahut Ringgo
"hah ..ee iya pak ..eh mas ..maaf agak canggung ,hehe" ucap Alina yang salah tingkah
"besok, pagi jam 9 aku jemput, setelah itu kamu aku kenalin ke nyokap." tegasnya
"hah...ee mas gak usah dijemput ..aku bisa berangkat sendiri kok ..tinggal bilang aja nanti harus ketemu dimana," pinta Alina
Ringgo mengangguk,
"oke ,kalau itu memang mau kamu"
Pelayan yang membawa makan dan minum pun datang untuk mereka, pelayan yang datan pun tidak sama dengan pelayan yang mengantarkan menu tadi. Alina memperhatikan dari pelayan itu datang hingga pergi.
"ada apa Alina ?" tanya Ringgo
"hah ..ee itu mas, pelayan itu kenapa ya.. Kenapa dia diikuti hantu perempuan tadi, auranya sepetinya negatif sekali"
"ada beberapa hal yang membuat orang bisa ketempelan seperti tadi, yang pertama karena dia melakukan kesalahan. Kamu lihat kan pas dia balik ke sana, dia meregangkan ototnya, hantu itu jelas menganggu pelayan tadi, efeknya membuat badannya terasa sakit semua,tapi jika dia pergi ke dokter, semua terasa normal. Yah, seperti hantu disekolah yang menganggu kamu dulu."
"Yang kedua hantu seperti Mira, antara hanya ingin menjadi teman atau melindungi, bahkan bisa saja ada hal yang ingin ia sampaikan." lanjut Ringgo
"oh pantesan.."
"oh ya ..ngomong-ngomong mas Ringgo punya yang namanya penjaga gaib ?" tanya Alina
"Ada, tapi tak terlihat ..jika aku minta dia untuk muncul maka dia akan menampakkan diri, terkadang pun dia menampakkan diri jika ada sesuatu hal yang mendesak, tapi dia tidak pernah jauh denganku, hanya tersembunyi saja." jawab Ringgo
"benarkah? seperti apa ?"tanya Alina penasaran
"nanti kamu juga akan tahu, oh yaa ..ngomong- ngomong masalah penjaga gaib, sebenarnya ini ada hubungannya dengan Fanya" jawabnya
Alina mengerutkan keningnya,
"maksudnya ?"
"Fanya terus menerus menganggu mamah, dia membujuk mamah agar aku mau menikahi Fanya jika aku tidak memiliki calon. Awalnya aku memang menganggap remeh tentang Fanya. Tiba-tiba Draco memperingatkan aku untuk berhati-hati dengan Fanya"
"Draco ?siapa Draco ?" tanya Alina penasaran
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Azka azka
draco ya penjaga Ringgo ya Thor ..
2023-06-23
2