Bab 20 Bertemu Paus Rezef

Setelah kejadian itu Marie merasa khawatir pada Gizella. Ia mencoba untuk membujuk nona agar mau kembali ke mansion.

"Nona sebaiknya kita kembali!" Ujar Marie.

"Ya kau benar Marie, aku sangat lelah" ujar Gizella nampak kelelahan.

"Saya akan cari kereta kuda dulu nona, sebaiknya nona tunggu di sini ya" ujar Marie seraya pergi meninggalkan Gizella di depan toko.

Beberapa menit kemudian Marie tak kunjung kunjung datang Gizella merasa bosan kemudian ia berjalan jalan di sekitar sana. Namun saat dirinya asik menikmati pemandangan, matanya malah melihat seekor kelinci yang terluka ia ingin mencoba untuk mengobati luka kelinci tersebut dengan kekuatan suci nya.

"Kelinci itu sepertinya terluka, aku harus mengobatinya" guman Gizella. Kelinci itu berwarna putih dengan luka.

Gizella yang penasaran mengejar dan mengikuti kelinci itu. Dia sudah menggapainya, namun kelinci itu malah berlari jauh.

Gizella tidak tinggal diam, dia juga ikut berlari mengejar kelinci itu dengan dengan sekuat tenaga. Sampai tidak menyadari bahwa dirinya sudah memasuki hutan yang gelap.

Kelinci itu sudah ada di hadapannya ia langsung segera mengobati luka kelinci itu, Gizella langsung menyentuh luka kelinci itu seketika sebuah cahaya muncul dan luka pada kelinci itu langsung sembuh tanpa membekas. Kemudian ia melihat sekeliling banyak pohon pohon besar di hutan itu, yang pasti Gizella telah melangkah terlalu jauh. Dia sekarang tersesat di tengah hutan.

"AKU BENAR BENAR KESASAR"

"YA TUHAN KESIALAN APA LAGI INI!" Teriak Gizella frustrasi melihat ke sana ke sini berusaha mencari jalan keluar.

"Ah mungkin kesana, jalan keluarnya" Gizella melangkah kakinya kearah yang di tunjuknya . Berdoa semoga memang benar itu jalan keluarnya.

"Kenapa pohon ini lagi??" Kesalnya saat tahu dia benar benar kesasar.

"AH, SIAL KENAPA JUGA ADA HUTAN DI TENGAH IBUKOTA!!"

Namun dirinya tidak menyerahkan, mulai melangkah kearah lain mengikuti instingnya. Namun, semakin jauh malah ia merasa bahwa dirinya terus memasuki tengah hutan yang gelap . Bahkan cahaya pun tidak bisa menembusnya , karena tertutup pohon pohon besar.

"Celaka aku bisa mati lebih cepat ini!" Gerutu Gizella takut, dia masih terus berjalan dan berdoa menemukan jalan pintas.

GERRRRRR

"Suara apa itu?" Guman Gizella yang mulai merinding ketakutan.

GERRRRRR

Gizella tetap melangkah kakinya walau tubuh sudah gemetar ketakutan. Dia memeluk dirinya sendiri karena hawa dingin yang terus menyeruak. Pakaian nya juga telah compang camping terkena dahan dan semak berduri.

"Aku harus selamat" ucapnya mantap mulai berjalan cepat mencari jalan keluar kembali.

GERRRRRR

Suara geraman itu kini seperti berada di belakangnya. Kepalanya menoleh kebelakang, tapi tak menemukan apapun. Langkahnya ia percepat, jantungnya berdetak lebih kencang karena takut akan bahaya yang mungkin sedang mengintainya.

Gizella berhenti melangkah, berusaha melihat sekeliling. Namun sayangnya ia tak bisa melihat apapun.

GERRRRRR

Matilah aku! Matilah aku bagaimana ini?!-- batin Gizella.

Terdengar suara semak semak yang kian bergerak. Gizella mundur ketakutan, berusaha tidak membuat suara sedikitpun.

SRAK

GERRR

"AKHHH" teriak kagetnya.

Tepat di depannya berdiri seekor serigala besar yang siap menerkamnya kapanpun. Gizella baru kepikiran untuk memanggil Luminas dan Lucius untuk bertaruh melawan serigala tersebut.

Kaki serigala itu tambah mendekatinya. Gizella pun di buat ketakutan.

"Serigala tolong jangan makan aku ya! Aku belum sempat berkencan dengan pria tampan soalnya! Aku ingin berkencan dulu sebelum mati" Gizella menyatukan tangannya memohon.

Melihat serigala itu kini malah berlari mendekatinya. Gizella hendak berteriak nama Luminas dab Lucius dengan tubuh yang gemetar ketakutan.

Tapi terlambat Gizella mendengar suara tebasan pedang.

GRAP

CRASH

BRUGG

Gizella terdiam tercengang dan mundur, di depannya tampak kepala serigala yang sudah lepas dari tubuhnya. Pakaiannya pun sudah berlumuran merah, terciprat darah serigala.

Lalu dia mendongak perlahan, melihat seorang pria berdiri menjulang sedang memasukkan pedangnya ke dalam sarung. Gizella memang sudah kelelahan dan kaget ia langsung pingsan di tempat.

***

Pagi yang cerah, Gizella terbangun di tempat asing. Dirinya berusaha bangkit dari ranjang, namun tubuhnya sangat kesusahan digerakkan. Kakinya seperti mati rasa, tangannya juga banyak di hiasi perban.

Matanya memindai sekeliling, namun dirinya merasa sangat asing. Dan kejadian di hutan tiba tiba membekas dalam pikirannya.

Apa ini rumah pria yang menolongku?? -- batinnya melihat lihat seisi kamar yang di dominasi warna putih dan kuning keemasan.

"HALLO APAKAH ADA ORANG?" Teriaknya, namun tidak ada satupun yang menyahut.

Selama beberapa menit ia hanya terdiam sunyi di dalam kamar dengan pikiran was was. Bahkan pria yang menolongnya tidak juga muncul muncul.

KLEK

Dua perempuan berpakaian pelayan membuka pintu kamar. Mereka tersenyum pada Gizella, lalu berdiri di samping ranjangnya.

"Salam nona, kami adalah pelayan anda disini. Apakah nona perlu bantuan?" Gizella masih diam bingung.

"Emmm... Dimana ini?" Tanya Gizella akhirnya.

"Ini adalah Kekaisaran Suci" jawab pelayan itu.

Mata Gizella melotot "APAAA?"

Aku harus kabur dari sini, kenapa aku bisa disini? Kau bodoh sekali Gizella! Aku bisa kena masalah saat kembali ke rumah -- batin Gizella.

"Lalu siapa yang membawaku kesini?" Lanjut Gizella bertanya, karena memang dirinya sungguh penasaran.

"Yang Mulia Paus Rezef "

Matilah aku! Bagaimana bisa aku bertemu dengan Paus sombong itu!

mengingat pertemuan pertama di kekaisaran Enchancia bersama pangeran Clement saat mengobati keseleonya.

"Baiklah, kalian boleh pergi, jangan lupa tutup pintunya!" Titah Gizella, kedua pelayab itu mengangguk lalu keluar dari kamar Gizella.

Gizella berusaha bangkit dari ranjang. Walaupun pun sekarang kaki kakinya susah di gerakkan. Saat membuka selimut, terpampang lah luka luka yang membekas terkena duri dan ranting kayu saat di hutan.

Ia berdiri perlahan, lalu mengerakkan kakinya untuk berjalan. Satu kali ia terjatuh. Namun saat kedua kalinya, akhirnya bisa berdiri. Walaupun sedikit perih, apalagi di pergelangan kakinya yang mungkin keseleo.

"Ishh, lebih baik aku pergi sekarang. Lama lama di kekaisaran ini bisa bisa mereka sadar kalau aku miliki kekuatan suci" Gumannya, mulai membuka pintu kamar.

Kepalanya celingukan ke kanan kiri , tapi hanya ada lorong panjang yang membuat Gizella kebingungan. Dirinya keluar dari kamar dengan hati hati. Lalu berjalan tertatih tatih, untung saja kakinya yang satu tidak terlalu memilih banyak luka.

"Mana pintu keluarnya?" Guman Gizella sambil memantau keadaan sekitar.

"Aha, pasti itu." Senangnya, saat melihat sebuah pintu paling besar yang sedikit terbuka.

Gizella membuka pintunya dengan sekuat, berusaha keluar. Dia akhirnya bisa keluar dengan selamat. Dipandanginya hamparan luas taman yabg terawat dengan baik.

Dari tempatnya, dia juga bisa melihat bangunan kerajaan yang sangat besar. Bahkan mungkin lebih besar dari kekaisaran Enchancia.

"Apakah ini kekaisaran suci itu?" Takjubnya.

"Berarti rumah besar ini terpisah dengan kekaisaran? Tapi kenapa besar sekali?" Pikir Gizella. Mengingat kekaisaran suci jaraknya jauh di depannya. Namun ia masih bisa melihatnya dengan jelas.

PLEK

"Astaga, aku harus kabur sekarang! Kenapa aku bisa lupa begini?" Gizella memukul kepalanya gemas. Melanjutkan langkahnya untuk pergi dari kekaisaran suci.

"Mau kemana kau!"

Suara dingin penuh dengan intimidasi membuat langkah Gizella terhenti, ia menengok kearah belakang. Menemukan seorang pria tampan berpakaian seperti seorang pendeta dan wajah datarnya, tengah menatapnya tajam. Hawa di sekitar pun jadi semakin mencekam.

Sial aku ketahuan!

"Si.. siapa kau?" Gizella tergagap, mungkin karena efek terkejutnya barusan.

"Kau lupa denganku lady?"

"Rezef"

"Salam Yang Mulia Paus Rezef Sang Matahari dari kekaisaran suci" Sontak Gizella langsung menundukkan rasa hormatnya.

"Berani sekali lady melupakanku" ujar Paus Rezef.

"Maaf Yang Mulia, apakah kau yang membantuku kemarin? Astaga aku sangat sangat berterima kasih padamu" ujar Gizella dengan menggebu gebu.

"Masuk kedalam!"

Bukannya menjawab perkataan Gizella, Rezef malah menunjukkan pintu masuk dengan dagunya.

Gizella tentu saja kaget, tidaklah mudah dia untuk sampai keluar kediaman Rezef. Masa sekarang dia harus masuk lagi, Gizella tidak menggelengkan tidak mau.

"Begini, Yang Mulia kan teman Pangeran Clement saya juga teman pangeran Clement. Jadi biarkan saya kembali kekaisaran Enchancia. Lalu untuk balas budinya minta pada ayahku. Terserah kau mau minta apapun minta lah padanya"

Baiklah, sekarang biarkan aku pulang dulu... Bye Yang Mulia Paus Rezef terimakasih atas bantuanmu" Gizella berbalik, kembali melangkah untuk kabur.

Ayo Gizella, lari pulang! Lalu nikmati hidup dan berkencan dengan pria tampan.

"Pengawal cepat tangkap gadis itu" titah Rezef pada pengawalnya. Pengawalnya mulai mengejar Gizella.

"AKHHH aku tidak akan kabur berhentilah mengejarku" Gizella yang berhenti berlari karena tertatih-tatih "kumohon biarkan aku pulang" rengek Gizella begitu dramatis.

Rezef menghentikan pengawalnya yang mengejar Gizella. Lalu ia menghampirinya.

"Tidak akan! Kembali lah kekamar mu"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!