Bab 16 Mari Nikmati Hidup

Pagi hari yang cerah, Gizella terbangun di tempat tidur di dalam kamarnya. Dirinya berusaha bangkit dari ranjang, namun tubuhnya sangat susah di gerakkan, kakinya seperti mati rasa.

Matanya memindai sekeliling, namun dirinya merasa sesak. Dan ia mengingat kejadian di hutan dalam pikirannya.

Tunggu apakah yang semalam itu adalah mimpi?- batinnya, ia melihat lihat sekeliling kamar untuk memastikan dirinya.

"Syukurlah itu semua cuma mimpi" Gizella menghela nafas lega.

"Hallo kontraktor anda sudah bangun?" Tanya Luminas yang tiba tiba muncul di hadapan Gizella.

Mata Gizella melotot "KENAPA KAU DI SINI?"

"Saya sangat khawatir dengan keadaan kontraktor yang tiba tiba pingsan" Luminas yang pura pura menghapus air matanya. Padahal ia tidak menangis " ini semua adalah kesalahan Lucius" Luminas menengok kearah Lucius yang hinggap di pundaknya.

"Kenapa jadi aku?" Tanya Lucius sedikit kesal.

"Karena kau sangat gegabah sekali" gerutu Luminas.

"CUKUP! HENTIKAN!"

"Sebenarnya apa yang terjadi? Jelaskan semuanya padaku" Tanya Gizella, karena dirinya memang sungguh penasaran.

Luminas menengok kearah Lucius karena ia tidak tega mengatakan yang sebenarnya kepada Gizella.

"Kenapa kau nengok ke aku?" Tanya Lucius yang tak tau arti dari Luminas.

"Cepat kau jelaskan!!"

"Kontraktor kau akan mati!! Hidupmu tinggal sebentar lagi" ujar Lucius tanpa rasa bersalah.

PLAK!

Luminas memukul kepala Lucius."Dasar tidak berperasaan!"

"Apa maksudnya? Aku akan mati?" Tanya lagi Gizella.

"Semua manusia memang akan mati, tapi kematian kontraktor lebih cepat " Jawab Lucius.

"LUCIUS!!" Teriak Luminas mengelegar.

"Dasar burung kenari jahat!!"

"Aku mengatakan yang sebenarnya "

"PERGI KALIAN SEMUANYA!!" Teriak Gizella mengelegar, menjatuhkan dirinya di ranjang, syok.

Luminas merasa sedih melihat Gizella lalu ia menghampirinya yang sedang tengkurap di ranjang kemudian mengelus rambut Gizella.

"Saya mengerti perasaan kontraktor " ujar Luminas lembut.

Gizella membalikkan badannya lalu duduk di hadapan Luminas sambil meneteskan air mata.

"Apa maksud kalian semua? Saya sangat sehat... Kenapa hidup saya tinggal sebentar lagi?" Tanya Gizella di iringi Isak tangisnya.

"Saya akan menjelaskannya" Luminas menghela nafas panjang. " Di dalam tubuh kontraktor terdapat kekuatan suci dan kekuatan sihir keduanya harus seimbang. Tapi, kontraktor hanya menggunakan kekuatan sihir saja.. " ujar Luminas yang terputus karena Gizella menyela.

"Benar, saya hanya menggunakan kekuatan sihir saja untuk memanggil makhluk suci dan Spirit untuk menemani saya. Karena saya merasa kesepian" ujar Gizella yang mengingat dirinya tidak di perdulikan oleh keluarganya.

" Tapi itu, sangat membahayakan nyawa kontraktor. Karena kekuatan suci dan kekuatan sihir yang ada di dalam tubuh kontraktor terus bertambah dan menjadi tidak seimbang. Itu dapat mengakibat jantung kontraktor meledak" ujar Luminas nampak khawatir.

"Kenapa kau tidak menjadi Saintess saja. Kekuatan suci anda sangat hebat " ujar Lucius.

"TIDAK " teriak Gizella keras.

"Kenapa emang? Menjadi Saintess membanggakan" ujar Luminas.

"Karena aku tidak mau menyembuhkan penyakit adikku. Mungkin kalian merasa bingung kenapa aku se jahat ini pada adikku. Tapi aku ada alasannya kenapa aku tidak ingin adikku sembuh" ujar Gizella sambil menatap sendu kearah Luminas dan Lucius.

Gizella terdiam sejenak sambil berpikir jika ia mengungkapkan kekuatan Suci miliknya. Maka ayah dan ibunya pasti akan meminta dia untuk menyembuhkan Charlotte. Itulah hal yang tidak di inginkan oleh Gizella. Jika Charlotte sembuh maka hidup sangatlah sempurna berwajah cantik, banyak pria yang menyukainya, di limpahan kasih sayang dan menjadi kebanggaan keluarga sedangkan Gizella pasti menjadi gadis yang di lupakan.

"Aku mengerti keadaan keluarga kontraktor" Luminas mengusap kepala Gizella mencoba menenangkannya.

"Keluarga kontraktor memang keterlaluan! Mengyiayiakan reinkarnasi dari Saintess" gerutu Lucius.

"Reinkarnasi?" Tanya Gizella bingung.

"Kontraktor adalah Reinkarnasi dari Saintess Amelia yang hidup 1000 tahun lalu. Tapi karena kontraktor tidak menggunakan kekuatan suci selama 20 tahun lama itu sangat berbahaya " ujar Lucius penuh kekhawatiran.

"Lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanya Gizella.

Luminas dan Lucius mengengam tangan Gizella kemudian sebuah cahaya muncul seketika di ruangan itu.

"Sepertinya sudah terlambat?" Ujar Lucius.

"Pasti ada cara lain" ujar Luminas dengan wajah panik.

"Maafkan kami kontraktor seperti hidup anda tinggal 2 tahun lagi " ujar Lucius

Pecah sudah tangisan Gizella saat mendengar ucapan Lucius. Gadis itu meremas pakaiannya menahan sesak di dada mengingat dirinya akan mati. Memang Gizella ingin sakit agar di perhatikan oleh ayah dan ibunya bukan berarti ia harus mati dalam waktu cepat. Ia hanya ingin merasakan kasih sayang dan menyalurkan semua emosinya kepada ayah dan ibunya. Melihat Charlotte yang begitu di sayangi oleh keduanya orangtuanya, maka Gizella berharap dirinya sakit juga.

Rasanya sangat tidak nyaman di abaikan di rumah sendiri, merasa orang luar di rumah sendiri, Gizella merasa sangat asing padahal dia berada di antara keluarganya. Gizella merasa tidak ada tempat untuknya di rumah ini. Itu semua berawal sejak kelahiran Charlotte sikap ayah dan ibu berubah. Tapi kenapa hanya pada aku saja??

"Apa jika aku mati keluarga ku akan perduli? Setidaknya mereka akan datang kan ke pemakamanku" Gizella bertanya dengan wajah yang sudah di penuhi air mata.

"Kontraktor kau bicara apa!? Kau tidak akan mati" Luminas memeluk erat Gizella.

"AKU TIDAK MAU MATI!" Teriak Gizella sambil memeluk balik. " Aku hanya ingin menikmati sisa hidup saja yang di penuhi dengan cinta "

Luminas melepaskan pelukannya lalu ia menghapus air mata Gizella yang membasahi pipinya chubby nya.

"Mari kita buat hidup Gizella di penuhi dengan cinta " teriak Luminas semangat.

"Maaf kontraktor kami tidak bisa berbuat apa-apa, Tapi mungkin ini bisa membantumu coba cari info tentang Saintess Amelia" ujar Lucius.

"Iya benar, kami akan selalu bersamamu"

"Panggil lah kami jika membutuhkan, karena sewaktu waktu kontraktor akan mengalami sakit seperti terbakar"

Gizella memukul dirinya sendiri merasa bodoh dengan hidupnya ini yang selalu jadi bayang bayang adiknya. Kali ini berbeda, Gizella akan menikmati hidup. Gizella merasa beruntung karena memiliki Luminas dan Lucius sebagai pelindungnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!