Gizella sadar, sejak tadi pangeran Clement tak pernah mengalihkan pandangan dari dirinya.
Namun, Gizella memilih pura pura tidak tau dan malah menoleh ke arah lain demi menghindari tatapan Putra Mahkota Clement.
"Apakah saya sejelek itu sehingga lady enggan membalas tatapan saya?" Sindir pangeran Clement.
Gizella mendongkak menatap sejenak, kearah pangeran Clement. Sebelum Akhirnya kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Aku hanya merasa tidak ada perlu dengan pangeran"
"Seperti lady harus mengucapkan terimakasih kepada saya. Karena saya sudah mengantarkan lady" ujar pangeran Clement.
"Aku tidak pernah memaksa pangeran untuk mengantarkanku" jawab Gizella.
"Tapi aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu lady"
"Berhenti lah mengodaku" ujar Gizella dengan raut wajah kesal
Keduanya sama sama mengejek satu sama lain. Itulah yang membuat mereka semakin akrab hingga kereta kuda yang mereka tumpangi tiba di kediaman Count Wilson.
_______
Di Kediaman Count Wilson nampak Charlotte dan Oliver baru saja tiba. Oliver yang masih mengendong Charlotte dengan wajah panik langsung membawanya ke kamar tidur Charlotte.
"Nona, yang tenang ya.. rileks" Oliver memperagakan tarik nafas lalu hembuskan. Charlotte pun mengikutinya.
"Aku sangat takut hiks.. hiks.. " tangisan Charlotte pecah.
"Ayah? Ibu?"
Oliver langsung memanggil Tuan Count dan Nyonya Countess.
"Ada apa ini kenapa Charlotte menangis?" Tanya Diana yang langsung memeluk putrinya itu.
"Ibu aku takut sekali" Charlotte memeluk balik ibunya.
"Kenapa bisa begini?" Wilson terlihat marah pada Oliver.
"Maafkan saya Tuan Count, Charlotte sangat terkejut melihat rak buku yang terjatuh di perpustakaan. Jantung nona sangat lemah itu sebab nona sangat syok dan takut " ujar Oliver.
"INI SEMUA ADALAH SALAHMU OLIVER!"
"Kau membuat putriku sangat syok" Ujar Diana.
"Maafkan saya" Oliver menundukkan kepalanya memohon maaf.
"Saya sangat kecewa pada anda" ujar Wilson dengan marah.
"Ini semua bukan kesalahan saya Tuan Count. Gizella lah yang menjatuhkan rak buku itu" bantah Oliver.
"APA?" Wilson yang terlihat tidak percaya pada perkataan Oliver.
"Iya! Tanyakan saja pada nona Charlotte "
"Iya ayah itu benar" ujar Charlotte tersedu sedu.
"MANA GIZELLA?!" Teriak Wilson.
"Saya meninggalkannya di istana" jawab Oliver.
"Setelah dia kembali kita harus beri pelajaran dia"
"Ibu.. aku sangat syok" Charlotte yang masih meneteskan air matanya.
"Tenang putriku sayang ada ibu di sini " Diana yang mengusap air mata putrinya.
"Berhenti menangis sayang, ayah akan lakukan yang terbaik untuk kamu" Wilson mengusap kepala Charlotte.
Saat suasana masih sangat ricuh seorang pelayan masuk dan menyampaikan sebuah pesan kepada Tuan Count.
Pelayan wanita itu menunduk hormat " maaf Tuan Count sepertinya ada kereta kuda kekaisaran yang datang kesini"
"Apa?"
Wilson tersentak kaget mendengar itu karena dia adalah bangsawan biasa mana mungkin keluarga kekaisaran datang berkunjung ke kediamannya.
"Kita harus bersiap untuk menyambutnya" titah Wilson.
"Memangnya siapa yang datang suamiku?" Tanya Diana bingung.
"Entahlah, tidak mungkin kaisar ataupun pangeran mahkota?" Wilson masih berpikir.
"Mungkin itu selir Irene dan putrinya Anastasia. Karena mereka bilang mau berkunjung" ujar Diana.
"Nah putriku sebaiknya kau bersiap siap ya.. kau harus tampil cantik. Buatlah selir Irene menyukaimu dengan begitu kau bisa dekat dengan putra mahkota" ujar Diana kepada Charlotte dengan senyuman.
"Karena aku sangat cantik, aku lah yang cocok menjadi pasangan putra mahkota " Charlotte tersenyum kegirangan.
Mereka semua pun bersiap siap untuk menyambutnya kereta kuda kekaisaran yang mengira selir Irene yang datang. Dan tidak lupa Charlotte tampil dengan gaun mewah di hiasi dengan banyak perhiasan.
Wilson, Diana, Charlotte dan Oliver berdiri di depan mansionnya untuk menyambut orang dari kekaisaran. Saat kereta kuda berhenti tepat di hadapan mereka turunlah pangeran Clement dari kereta tersebut. Pangeran Clement mengulurkan tangannya kepada Gizella untuk membantunya turun dari kereta kuda.
Pangeran Clement menarik tangan Gizella lalu mengandengnya. Ia tersenyum manis menatap Gizella. Wajah Gizella langsung memerah seketika. Mereka pun segera menghadap kearah Count, Countess, Charlotte dan Oliver yang sudah menunggu di depan kediaman mereka.
Seluruh keluarga sangat syok melihat Gizella yang bersama pangeran mahkota ini adalah hal yang mustahil. Terlebih lagi Charlotte yang menatap Gizella dengan wajah marah terlihat ia merasa tersaingi oleh kakaknya.
"Selamat sore, Count, Countess dan yang lainnya. Saya datang kesini hanya untuk mengantarkan lady Gizella dan memastikan lady Gizella sampai di kediamannya dengan selamat " ujar pangeran Clement.
"Salam Hormat bagi matahari kekaisaran Enchancia Sang Pangeran Mahkota. Kami sangat terhormat atas kunjungan anda di kediaman kami" Wilson menunjukkan kepalanya di ikut seluruh keluarganya.
"Terimakasih atas sambutan dari Count dan Countess"
"Yang Mulia, apa Yang Mulia berkenan untuk makan malam di sini? Kebetulan para pelayan sedang menyiapkan makanan. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih karena sudah mau berkunjung kesini" ujar Diana
"Saya ke sini hanya ingin mengantarkan lady Gizella " pangeran Clement mengengam erat tangan Gizella.
"Eh"
"Saya akan ikut makan malam bersama kalian jika lady Gizella yang mengundangku"? pinta pangeran Clement.
"Ten.. tentu " Jawab Gizella tergagap. Ia merasa tatapan aneh dari seluruh keluarganya.
"Kau baik baik saja lady?"
"Saya baik baik saja Yang Mulia"
"Wuah.. sangat menakjubkan sikap lady berubah 180 derajat" bisik pangeran Clement meledek.
Gizella melepaskan genggaman pangeran Clement lalu membuang wajahnya kesamping.
Aku harus bisa menahannya..
"Sepertinya nona sangat takut pada Count dan Countess?"
"Bukankah pangeran lapar? Mari kita makan?" Ujar Gizella mengalihkan pembicaraan.
Charlotte berdumel kesal dalam hatinya menatap kakaknya dengan pangeran Clement.
Bagaimana bisa kakak bersama dengan pangeran mahkota?
Cuma aku yang pantas jadi pasangan Putra Mahkota...
"Yang Mulia, perkenalkan ini Putri bungsu kami, namanya Charlotte" ujar Diana mengarah pada Charlotte.
"Salam bagi matahari kekaisaran Enchancia putra mahkota" Charlotte mengangkat gaunnya sedikit membungkuk hormat pada pangeran Clement.
"Ouh.. jadi ini adik cantik nya lady Gizella?" Pangeran mencium tangan Charlotte. Tanda menghormati seorang wanita.
"Terimakasih atas pujian Yang Mulia" Charlotte tersenyum.
Gizella yang melihat pangeran Clement dan Charlotte berpikir kalau pangeran Clement tertarik pada adiknya itu.
Sudahku duga semua lelaki yang bertemu Charlotte pasti akan menyukainya..
Aku sudah biasa menghadapi situasi seperti ini..
Lagipula pangeran pasti akan melupakanku..
Aku pun tidak pernah di anggap ada di keluarga ini...
Pikiran pikiran itu muncul seketika.
"Kakakmu lah yang sering menyebut adiknya cantik " ujar pangeran Clement menatap ke arah Gizella.
Gizella membulatkan matanya kaget mendengar ucapan itu.
"Sepertinya kakakmu sangat menyayangi adiknya. Tapi, kenapa lady Charlotte meninggal lady Gizella yang tertimpa rak buku di perpustakaan?" Tanya pangeran Clement.
"Saya tidak tau jika kakak tertimpa rak buku" ujar Charlotte terbantah bantah.
"Bukankah lady pergi ke perpustakaan juga bersama lady Gizella?" Tanya pangeran Clement mengintimidasi.
"Sa-saya sangat syok melihat itu. Jantung saya juga lemah sejak kecil" Charlotte yang tak mau kalah.
"Bukankah lady pergi bersama dokter pribadi juga?"pangeran Clement menatap kearah Oliver.
"Iya Yang Mulia saya selalu bersama nona Charlotte " Jawab Oliver yang nyambung.
"Kenapa kau meninggalkan Lady Gizella tertimpa rak buku?"
"Karena nona Charlotte adalah prioritas utama saya. Saat itu jantungnya melemah saya harus membawanya pulang " jawab Oliver.
"Kau tidak pantas di sebut seorang dokter" pangeran Clement melipat tangan didepan dada.
Oliver hanya tertunduk pada pangeran Clement ia tidak bisa berkata apa-apa.
"untung saja aku melihatnya dan langsung menolong lady Gizella"
Gizella merasa tidak percaya akan tindakan pangeran Clement padanya. Ia merasakan debaran jantung yang berdetak lebih kencang. Kini ia menjadi was was terhadap pangeran Clement.
Aku tidak akan tertipu lagi!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments