...Jangan pernah berharap pada siapapun karena itu cuma rasa belas kasihnya...
...Gizella Allison Travium...
...***...
Hari demi hari telah di berlalu semenjak kejadian di pesta minum teh yang di adakan. Sikap Seluruh keluarga malah lebih parah dari sebelumnya. Diana malah menganggap Gizella sebagai aib karena warna rambutnya yang beda.
Gizella hanya menatap sedih kearah jendela sambil melihat bunga bunga nampak bermekaran indah, pohon pohon juga mulai menumbuhkan daunnya. Musim semi akhirnya datang, membuat semua orang orang menyambut dengan suka ria.Tapi tidak dengan Gizella yang hanya termenung bosan di dalam kamarnya.
Oh iya gimana kalau aku pergi ke perpustakaan istana aja-- batin Gizella.
Gizella meminta beberapa pelayan untuk membantunya bersiap siap.
"Marie, tolong bantu aku bersiap" titah Gizella.
Marie adalah pelayan yang paling perduli terhadap Gizella. Ia sudah seperti ibu bagi Gizella yang selama ini haus akan kasih sayang.
"Memangnya nona mau kemana?" Tanya Marie.
"Aku akan pergi ke perpustakaan istana" Jawab Gizella.
"Baiklah saya akan mendandani nona. Nona harus tampil menawan dan cantik siapa tau nona akan bertemu dengan seorang pria " ujar Marie yang penuh dengan semangat, sontak membuat mata Gizella melotot.
"Tapi aku tidak secantik Charlotte yang terus di banggakan oleh ibu" ujar Gizella nampak sedih.
"Bagiku nona yang tercantik" puji Marie berusaha menghibur Gizella.
"Terimakasih Marie"
Setelah mandi para dayang membantu Gizella. Mengenakan gaun berwarna putih"'kenapa harus warna putih?" Tanya Gizella.
"Biar cocok sama rambut nona" ujar Marie.
Gizella memakai gaun putih tersebut dan memandangi dirinya di cermin." Bukankah aku terlihat seperti seorang pendeta?" Tanya balik Gizella pada Marie.
"Tidak nona terlihat seperti orang suci dari kuil"
"Itu sama saja"
Gizella hendak pergi menggunakan kereta kuda tapi langkahnya terhenti oleh panggilan dari adiknya Charlotte.
"Kakak kau mau kemana?" Tanya Charlotte yang berlari kecil kearahnya.
"Aku mau pergi ke perpustakaan istana" jawab Gizella datar. Sejujurnya Gizella tidak pernah suka jika Charlotte terus mengikutinya karena Charlotte selalu membawa kesialan bagi Gizella.
"Wuah.. ke istana, aku mau ikut ya" pinta Charlotte dengan mata berbinar-binar.
Kalau Charlotte ikut pasti aku terkena masalah lagi-- batin Gizella.
"Charlotte apa kau ingin pergi juga ke istana?" Tanya Oliver yang tiba tiba muncul entah dari mana.
"Iya aku mau ke istana dan bertemu dengan pangeran mahkota" ucap Charlotte yang menggebu gebu.
"Charlotte begitu menyukai pangeran Clement ya?" Tanya Oliver lembut.
"Iya karena aku ingin menjadi seorang permaisuri " Charlotte tertawa kecil.
Gizella menghela nafas panjang mendengar percakapan konyol adiknya itu. Meskipun Charlotte berumur 16 tahun tapi sifatnya masih sangat kekanakan itu karena ia sangat di manja.
"Oliver? Charlotte kan jantungnya lemah jadi tidak baik untuk berpergian jauh" ujar Gizella.
"Gizella sangat perduli sekali sama adiknya ya, tenang saja aku akan ikut bersama kalian"
"Yeah, ayo cepat aku tidak sabar" Charlotte yang tidak sabar langsung naik ke dalam kereta kuda.
***
Kereta kuda yang di tumpangi oleh Gizella akhirnya berhenti, itu tandanya mereka telah tiba di dalam istana. Gizella menghela nafas panjang nampak wajahnya malas melihat Charlotte yang terus nempel pada Oliver.
"Wuahh.. apakah ini istana? Sungguh besar sekali" kagum Charlotte.
"Ayo" Gizella mengandeng tangan Charlotte.
"Kak, bukan sebaiknya kita berkunjung menemui pangeran Clement" pinta Charlotte memelas.
"Tidak, pangeran pasti sangat sibuk" ketus Gizella malas.
"Kakak nyebelin banget! Kakak ingat ga yang di bilang sama putri Anastasia kalau kakak itu cocoknya jadi dayang aku. Jadi kakak itu harus nurut sama aku" ujar Charlotte yang angkuh.
"Terserah " ujar Gizella yang tidak mau ambil pusing.
" Aku udah jauh jauh kesini, setidaknya aku harus bertemu dengan dengan pangeran Clement "
"Ingat Charlotte tujuan kita kesini adalah ke perpustakaan"
"T-tapi.."
"Jika Charlotte ingin bertemu pangeran saya akan mengantarkan nona " ujar Oliver.
"Nah gitu dong, kakak sana sendiri aja ke perpustakaannya " ujar Charlotte merasa puas.
Charlotte dan Oliver pergi untuk berkunjung menemui pangeran mahkota Clement sementara Gizella melanjutkan perjalanannya menuju perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan Gizella tercengang kaget melihat ruangan yang sangat besar di penuhi dengan buku buku.
Wuah.. aku pasti bisa menemukan buku tentang sihir pemanggilan -- batin Gizella yang kagum.
Gizella menemukan sebuah buku tentang Lucius sang raja mahkluk suci dan Luminas sang raja spirit. Gizella membaca dengan teliti, ia menemukan satu fakta yaitu belum pernah ada dalam sejarah kekaisaran yang pernah memanggil Lucius maupun Luminas.
"Gimana caranya aku bisa memanggil mereka" Guman Gizella berpikir keras.
Kemudian Gizella kembali menelusuri setiap rak buku yang berkaitan dengan sihir. Saat Gizella menelusuri rak buku dengan wajah serius.
Duar!
"KAKAK!" teriak Charlotte mencoba mengagetkan Gizella.
"ASTAGA" Gizella terkejut.
"Wajah kakak jelek sekali kalau kaget" cetus Charlotte.
"Bukannya kamu mau menemui pangeran Mahkota Clement? " Tanya Gizella serius.
"Dia sibuk, jadi aku tidak bisa bertemu dengannya" jawab Charlotte nampak kecewa.
"Lalu di mana Oliver?"
"Dia ingin bertemu dengan seorang Paus dari kekaisaran suci untuk bertanya tentang bagaimana cara menyembuhkan penyakitku" ujar Charlotte sembari loncat loncat memanjang rak buku.
"CHARLOTTE! Jangan naik naik ke atas rak buku nanti kamu jatuh" teriak Gizella yang melihat Charlotte manjat keatas rak buku.
"Aahhkk"
BRUK!
Dengan refleks Gizella langsung mendorong Charlotte yang mau tertimpa rak buku. Justru hal itu membuat Gizella yang malah tertimpa rak buku itu.
Dengan keadaan badan yang tertimpa rak buku Gizella merintih kesakitan dan meminta tolong pada Charlotte.
"Charlotte tolong aku" rintih Gizella kesakitan.
Charlotte diam tersungkur di lantai melihat kakaknya tertimpa rak buku. Ia terlihat sangat syok.
"CHARLOTTE?" Teriak Oliver yang tiba tiba datang ke perpustakaan.
Oliver yang melihat Charlotte tersungkur di lantai menjadi sangat panik ia bahkan tidak perduli terhadap Gizella yang tertimpa rak buku.
"Charlotte apa kau baik baik saja" tanya Oliver sambil berlari ke arah Charlotte.
"Oliver aku sangat kaget sekali" ujar Charlotte dengan cicitan lemah.
Oliver terlihat sangat marah dan menatap tajam ke arah Gizella yang masih tertimpa rak buku. " GIZELLA! KAU TIDAK BECUS MENJAGA ADIKMU!!"
"Oliver maafkan aku.. tolong bantu aku! Ini sakit sekali" rinti Gizella dalam Isak tangisnya.
Oliver langsung menggendong Charlotte ala putri raja. Tanpa memperdulikan keadaan Gizella.
Gizella yang melihat itu merasa tidak percaya, bahwa selama ini kebersamaannya dengan Oliver hanyalah sebuah belas kasih saja. Gizella merasa marah dan jijik pada dirinya sendiri karena sudah berharap pada lelaki itu.
Gizella yang tinggal sendirian dalam keadaan tertimpa rak buku hanya bisa berusaha untuk mengangkat rak buku itu. Ia berusaha sangat keras tetapi tubuh terlalu kecil untuk mengangkat rak tersebut. Gizella berinsiatif untuk memanggil makhluk suci untuk menolongnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nuah
semangat kak
2023-06-09
1