Bab 4 Tak Dianggap Keluarga

...hal yang paling menyakitkan adalah tidak dianggap dalam keluarga sendiri...

...Gizella Allison Travium...

...***...

Tahun demi tahun telah di lewati oleh Gizella dengan penuh perjuangan untuk di akui oleh keluarganya. Sekarang Gizella sudah berusia 17 tahun ia tumbuh sebagai gadis yang pendiam dan tidak perduli ucapan orang lain. Berbeda dengan Charlotte yang tumbuh sebagai bunga kaisar yang banyak di incar oleh para pemuda bangsawan di kekaisaran Enchancia.

Gizella belajar banyak tentang pengetahuan etika kekaisaran bersama dengan adiknya Charlotte. Terkadang Gizella juga secara diam diam belajar ilmu pedang dan sihir bersama dengan teman mahkluk suci dan Spirit.

"Kakak, ayo cepat nanti kita telat masuk" teriak Charlotte dengan semangat sambil berjalan masuk ke sebuah ruangan.

"Iya tunggu aku" jawab Gizella.

Kedua gadis itu masuk ke dalam ruang itu. Disana sudah ada Orion dan seorang guru dansa sedang menunggu.

"Duh, kalian lama sekali sih" gerutu Orion yang kesel.

"Maaf ya kak sudah menunggu lama" ujar Charlotte yang tersenyum manis imut.

DEG!

"Charlotte, kamu cantik sekali"

Jantung Orion seakan mau copot melihat Charlotte yang begitu cantik mengenakan gaun biru muda dengan rambut kuning terurai.

"Terimakasih kasih kak" jawab Charlotte.

"Baiklah mari kita mulai latihan dansanya" ujar Guru dansa.

KREK!

Suara pintu terbuka, sosok pria berambut cokelat masuk lewat pintu. Dia adalah Oliver dokter pribadi Charlotte.

"Hai non Charlotte" sapaan Oliver melambaikan tangannya.

"Tuan Oliver ada kesini?" Tanya Charlotte.

"Iya, saya ingin melihat nona berdansa" Oliver tersenyum hangat.

"Aku senang sekali"

Gizella yang melihatnya hanya diam karena ia sekarang sudah terbiasa di perlakukan seperti itu. Di abaikan dan di lupakan keberadaannya pun hanya sebutir debu di mansion tempat ia tinggal.

"Nona Charlotte, bolehkah saya menjadi pasangan latihan dansa anda?" Pinta Oliver sambil berlutut memegang tangan Charlotte.

"Hei! Oliver, aku yang akan berdansa dengan adikku" Orion yang terkesal melihat tindakan Oliver.

"Maaf ya Oliver" Charlotte merasa tidak enak.

"Kali ini saya akan mengalah untuk tuan muda" Oliver mengacak acak rambut Orion.

"Aku ini bukan anak kecil lagi" Teriak Orion tidak terima di perlakukan seperti anak kecil.

Lalu Oliver berjalan kearah Gizella. Gizella yang sedang melamun tidak menyadarinya.

"Aku akan menjadi partnermu" Oliver mengulurkan tangannya pada Gizella.

"Eh," Gizella memundurkan badan terkejut.

"Ayo" Oliver menarik tangan Gizella dan menaruhnya di pundak dan di pinggangnya.

"Baik" Gizella yang hanya bisa nurut.

"Kau seharusnya belajar dansa juga nona Gizella" bisik Oliver sambil berdansa.

"Maafkan aku, ini pertama kalinya aku praktek dansa" Gizella yang masih kaku.

"Karena wajib untuk seorang lady bangsawan bisa berdansa dan menghadiri pesta" ujar Oliver.

"Sepertinya aku tidak akan pernah bisa pergi ke pesta dansa" Guman Gizella menghela nafas berat.

"Kenapa?"

"Jika aku pergi, maka Charlotte pasti akan ingin ikut. Itu tidak baik untuk kesehatannya" ujar Gizella.

"Wuahh... Kau sangat perhatian ya terhadap adikmu" Oliver yang tersenyum.

"Tentu saja diakan adikku"

Prok.. Prok..

Suara tepukan tangan dari guru dansa yang menandakan bahwa kelas latihan dansa telah usai.

"Kerja bagus kalian semua. Latihannya cukup sampai di sini" ujar guru dansa itu.

"Terimakasih guru" sahut Charlotte.

Oliver membungkukkan badannya lalu mencium tangan Gizella. Seketika Gizella sangat terkejut di perlakukan seperti itu. Meski Gizella tau itu adalah bentuk dari kesopanan. Tapi biasanya Oliver tidak perduli padanya ia hanya perduli pada Charlotte.

Mungkinkah Oliver menyukaiku??

Gizella yang sangat mendambakan sebuah cinta berharap demikian.

Setelah latihan dansa Gizella langsung pergi ke perpustakaan disana ia mencari banyak buku tentang sihir dan kekuatan suci.

"Tidak banyak informasi yang ku dapatkan di sini" guman Gizella sambil melihat halaman buku.

Gizella yang terus menerus gagal melakukan sihir pemanggilan untuk memanggil Raja mahkluk suci dan Raja spirit. Membutuhkan informasi yang banyak mengenai itu. Terlebih ia harus tau nama mereka dulu. Karena para makhluk suci dan Spirit yang memiliki tingkat rendah tidak bisa memberitahu nama raja mereka.

"Permisi?" tanya Gizella pada penjaga perpustakaan.

"Iya nona?"

"Apa ada lagi buku tentang sihir lagi yang lebih lengkap"

"Cuma itu saja nona"

"Tapi saya sudah membaca semuanya"

"Nona, ada bisa pergi ke perpustakaan istana di sana banyak buku tentang sihir dan buku terlarang juga ada" jelas penjaga perpustakaan.

"Terimakasih atas informasinya"

Gizella berencana untuk pergi ke perpustakaan istana tapi ia harus meminta izin kepada ayahnya. Gizella pun pergi ke ruangan kerja ayahnya.

"Selamat siang ayah?" Sapa Gizella.

"Ada keperluan apa kau kesini?" Tanya Wilson dengan datar.

"Ayah aku mau minta izin untuk pergi ke perpustakaan istana" pinta Gizella sedikit memohon.

"Untuk apa kamu ke sana?"

"Saya dan Charlotte membutuhkan beberapa buka tentang etika"

"Baiklah ayah izinkan"

Jika menyangkut masalah tentang Charlotte seluruh keluarga pasti akan menyetujuinya.

"Ini segel untuk keluar masuk istana" Wilson memberikan kepada Gizella.

"Wuahh.."

"Kita akan Keluarga pendukung kaisar"

"Baik ayah terimakasih banyak"

Gizella hendak meninggalkan ruangan kerja ayahnya tapi langkah terhenti saat melihat tumpukan surat yang terpisah di meja ayahnya.

"Ayah? Kenapa surat ini terpisah sama yang lain?"tanya Gizella yang mencoba melihat surat surat tersebut.

"Itu adalah surat undangan pesta minum teh dari beberapa bangsawan"

"Apakah aku menghadirinya" pinta Gizella yang bersemangat.

"Kau yakin ingin pergi? Kita kan sudah lama di pergi ke pesta minum teh bangsawan karena keadaan Charlotte yang tidak memungkinkan "  jelas Wilson yang ragu akan permintaan Gizella.

"Bukankah kita juga perlu ikut acar seperti itu agar banyak relasi bangsawan kelas atas" ujar Gizella yang menyakinkan ayahnya.

"Kau benar, lagian kakakmu Orion juga sibuk dengan akademinya"

"Aku bisa mengantikan kakak"

"Baiklah aku serahkan urusan ini padamu" Wilson memberikan semua surat undangan pada Gizella.

Gizella yang kesenangan segera membuka semua surat undangannya ia menemukan semua surat undangan pesta minum teh yang di adakan oleh putri keluarga Marquess Elezar hari ini. Gizella memutuskan untuk datang ke acara itu.

Gizella langsung bersiap siap di bantu dengan beberapa pelayan. Ia mengenakan sebuah gaun yang sederhana berwarna pink dengan rambut yang terurai.

"Terlebih lumayan bagus meskipun tidak sebagus gaun milik Charlotte. Tapi gaun sangat cocok denganku" Gizella memandangi dirinya di cermin.

Gizella yang sudah terlihat cantik segera ia berangkat menuju ke kereta kudanya. Langkah kakinya berhenti saat berpapasan di lorong dengan dengan Charlotte adiknya.

"Kakak mau kemana mengunakan gaun seperti itu?" tanya Charlotte.

"Aku akan menghadiri pesta minum teh yang di adakan putri keluarga Marquess Elezar " jelas Gizella.

"APA! Aku juga mau ikut " pinta Charlotte yang merengek.

"TIDAK BISA! Kamu kan lagi sakit tidak baik untuk keluar rumah " Gizella membujuk Charlotte.

"TIDAK MAU! Aku mau ikut ! Aku minta izin dulu sama ibu" Charlotte berlari larian mencari ibunya.

"Tunggu! Jangan berlari larian " Gizella mengejar Charlotte.

Gizella merasa cemas melihat Charlotte yang berlari larian. Karena takut terjadi hal buruk terjadi pada kesehatannya. Sebab Gizella lah yang akan di salahkan karena hal itu sering terjadi.

BRUK!

"Ibu!" Charlotte membuka pintu dengan kencang.

"Aku ingin pergi ke pesta dengan kakak" pinta Charlotte.

"APA!" Diana yang terlihat kaget.

"Aku mau ikut kakak"

"Tidak boleh Charlotte sayang! Tubuhmu sangat lemah. Ibu sangat khawatir jika terjadi sesuatu." Jelas Diana sambil mengengam tangan Charlotte.

"T-tapi bu"

"Dimana kakakmu?"

"Aku di sini Bu" Gizella yang baru saja sampai.

"Gizella kau ingin pergi ke pesta minum teh itu?" Tanya Diana.

"Iya ibu, ayah sudah mengizinkannya. Saya akan menjadi perwakilan keluarga " jelas Gizella.

"Pokoknya kalau aku tidak pergi, kakak juga tidak boleh pergi ke pesta itu" teriak Charlotte dengan lantang.

"Mengertilah Charlotte, aku sudah mendapatkan izin dari ayah" Gizella membujuk Charlotte.

"TIDAK BOLEH!"

"Gizella kamu tidak akan pergi ke pesta itu" ujar Diana.

"Tapi Bu aku sudah dapat izin" bantah Gizella.

" Gizella kamu harus mengerti, kamu tega meninggalkan adikmu yang lagi sakit ini sendirian sementara kamu asik bersenang senang di sana " Diana membujuk Gizella.

" Baik Bu aku mengerti"

"Sebagai kakak yang baik kamu harus mengalah ya"

Gizella hanya bisa mengalah agar tidak menjadi masalah yang lebih besar lagi.

"Ibu bolehkah aku mengada pesta minum teh di sini?" Pinta Charlotte tersenyum.

"Tentu saja" jawab Diana spontan.

"Aku ingin punya banyak teman Bu" gerutu Charlotte cemburu.

"Jadi kau ingin punya banyak teman putriku" Diana mencubit gemas pipi Charlotte.

"Iya Bu aku bosan"

"Gizella tugas kamu adalah mempersiapkan pesta minum teh untuk Charlotte. Undangan semua bangsa kelas atas juga" pinta Diana.

"Baik Bu"

Gizella pun di kasih list mengenai hal apa yang di sukai oleh Charlotte. Karena ini adalah pesta teh pertama Charlotte. Gizella harus benar benar mempersiapkannya dengan baik karena Charlotte sangat sensitif terhadap sesuatu yang kotor.

***

Gizella fokus membaca list tersebut ia bahkan masih mengenakan gaun dengan riasan yang tadi.

"Kira kira tema apa yang cocok untuk Charlotte?" Guman Gizella tanpa sadar ia menabrak Oliver.

BRUK!

"Maafkan saya Oliver"Gizella yang terkejut.

"Tidak masalah"

Oliver melirik Gizella mengunakan riasan wajah karena jarang sekali Gizella tampil seperti itu.

"Nona Gizella sangat cantik hari ini" Oliver memuji Gizella.

Gizella yang mendengarnya menjadi malu mukanya merah.

"Terimakasih Oliver, tadinya saya berniat untuk pergi ke pesta minum teh. Tapi tidak jadi" ujar Gizella tersenyum malu.

"Kenapa?"

"Karena Charlotte ingin ikut. Saya khawatir jika dia ikut kesehatan takut terganggu. Maka saya membatalkan untuk pergi" ujar Gizella.

"Sungguh nona sangat menyayangi adiknya ya. Saya sangat kagum"

"Dia adalah adik saya kesayangan keluarga ini"

"Ini apa?" Oliver melirik kertas yang bawa Gizella.

"Ini list hal yang di sukai Charlotte. Dia ingin mengadakan pesta minum teh "

"Saya akan bantu nona Gizella untuk menyiapkan pesta minum teh nya" Oliver yang tiba tiba mengengam tangan Gizella.

"Terimakasih banyak Oliver " jawab Gizella dengan mata berbinar-binar.

Gizella berharap dengan ini dia bisa lebih dekat lagi dengan Oliver dan mengenal satu sama lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!