Gizella hanya berani berdumel di dalam hatinya. Bagaimana bisa? Charlotte dan Oliver tega meninggalkan aku sendirian di istana ini??. Gizella yang menganggap Oliver perduli padanya kini bersikap acuh seolah tak menganggap keberadaan Gizella. Jika tau begini, aku tidak akan pernah menyukai Oliver!!
"Kalau gitu saya akan mengantarkan lady pulang" ujar pangeran Clement penuh semangat.
"Tidak mau, aku bisa pulang sendiri" jawab Gizella ngotot.
"Ayo!"
"Tidak!"
"Ayo"
"Tidak mau!"
Mereka berdua saling tarik menarik tangan.
"Baiklah, jika itu mau lady" pangeran Clement tiba tiba mengangkat tubuh Gizella di pundaknya layaknya karung beras.
"Heiii!" Gizella kaget.
"AKHHH! TURUNKAN AKU! AKU BISA PULANG SENDIRI!" Teriak Gizella susah payah. Sembari memukul mukul punggung pangeran Clement. Tapi bagi Clement itu hanya sebuah cubit kecil.
Pangeran Clement dengan santai membawa Gizella menuju kereta kuda yang akan mereka gunakan. Para pelayan dan pengawal yang melihat hal itu sontak sangat kaget.
YANG MULIA! CEPAT TURUNKAN SAYA!
"Jadi lady ingin kakak Felix yang mengantarkan"tuding pangeran Clement, dengan ejekan.
"TIDAK!" Gizella membulatkan matanya.
"CEPAT TURUNKAN AKU!"
"Iya iya"
Pangeran Clement menurunkan Gizella di depan kereta kuda. Gizella menatap kereta kuda yang ada di hadapannya. Ada lambang naga emas di bagian atas dan beberapa ornamen berwarna serupa di sekeliling kuda itu. Tak salah lagi itu adalah kereta kuda khusus keluarga inti kekaisaran yang hanya boleh di tumpangi oleh keluarga kaisar.
"Lady, ayo naik!" Pangeran Clement menjulurkan tangannya untuk membantu Gizella naik ke kereta kuda.
"Apa boleh? Ini kan kereta khusus keluarga kekaisaran?" Tanya Gizella ragu ragu.
"Tentu boleh"
"T-tapi.. aku hanya seorang bangsawan biasa"
"Jangan terlalu merendahkan dirimu lady. Bagiku kau adalah orang yang istimewa karena kita adalah teman" pangeran Clement tersenyum.
Gizella merasa senang mendengar ucapan itu. Ia menoleh ke arah pangeran Clement dan membalas senyuman itu.
Selanjutnya, tatapan Gizella beralih pada kereta kuda berlambangkan naga emas dihadapan nya. Gadis itu, menghela nafas panjang tampaknya ia memang ia tidak punya pilihan lain.
Bukankah ini sangat bagus? Jika Charlotte dan Oliver melihatku bersama dengan Pangeran Clement?! Aku sangat penasaran sama reaksi mereka??
Gizella mendumel dalam hatinya. Saat ini Gizella bertekad untuk merubah dirinya. Awalnya memang dia adalah gadis penurut dan selalu bersikap mengalah pada adiknya tapi sekarang dia akan menjadi gadis yang hanya memikirkan dirinya sendirinya Love Yourself. Masa iya dia harus terus berada di bayang bayangan adiknya.
"Ayo Lady, aku akan membantumu" Pangeran Clement menjulurkan tangannya.
"Saya bisa sendiri, Yang Mulia" Ujar Gizella, ia dengan keras kepala menolak uluran tangan Pangeran Clement.
Sebenarnya, Gizella memang butuh sedikit bantuan untuk naik kereta kuda. Tapi, ia gengsi dan lebih baik berusaha sendiri daripada harus menerima bantuan pria itu.
"Akkhhh!" Gizella mengumpat lirih saat menyadari jika kereta kuda itu lebih tinggi dari kereta kuda milik keluarganya. Jika naik kereta kuda milik keluarganya Gizella mampu naik sendiri tanpa bantuan orang lain. Apa mungkin karena ini adalah kereta kuda kekaisaran?
"Butuh bantuanku, lady?" Tawar Pangeran Clement dengan nada mengejek. Gizella memutarkan bola matanya malas.
"Tidak usah"
Namun, ternyata hal itu tidak semudah yang Gizella kira. Sepatu dan gaun gadis itu membuatnya semakin kesulitan dan nyaris saja jatuh andai satu lengannya yang lain tidak segera digapai oleh seseorang di belakangnya. Yang kemudian membantu Gizella dengan sedikit mengangkat dan mendorongnya masuk.
Gizella menghela nafas lega saat ia berhasil naik ke kereta kuda. Namun matanya membulat saat ia sadar siapa yang baru saja membantunya. Gizella pun refleks menoleh ke arah belakang dan betapa terkejutnya saat ia hampir saja bertubrukan dengan Pangeran Clement yang baru saja menyusulnya naik.
Tatapan mereka bertemu pada satu titik, dengan jarak wajah keduanya begitu sangat dekat . Untuk saja, pintu kereta itu segera tertutup sehingga tidak ada yang melihat kejadian tersebut.
"Y-yang Mulia," ucap Gizella gugup, dengan debaran jantung yang sudah tak karuan. Ia segera menjauhi wajahnya. Namun, ternyata di luar sana sang kusir baru saja naik membuat pergerakan ringan yang membuat Gizella nyaris saja jatuh karena posisinya kurang siap. Alhasil, pangeran pun meraih kedua tangan Gizella dan membantu gadis itu agar tidak terjatuh.
"Apakah lady baik baik saja?" Ujar Pangeran Clement yang hangat membuat kesadaran Gizella pulih. ia pun segera bergeser sedikit ke tengah dan memperbaiki posisinya. Gizella berusaha memalingkan pandangannya ke arah lain.
Namun, mendengar tawa kecil pangeran Clement. Refleks Gizella langsung menoleh sambil menyeritkan alisnya.
"Apa ada yang lucu, Yang Mulia?"tanya Gizella.
"Sepertinya lady sangat menyukai saya?" Tuduh pangeran Clement meledeknya.
Pupil mata Gizella melebar.
"ENGGAK! Pangeran pikir saya saya sengaja ingin menjatuhkan diri saya sendiri sampai saya celaka" bantah Gizella tak terima.
"Hahaha.. tapi saya sangat menyukai lady, saya juga sangat senang berteman dengan lady" ujar pangeran Clement tersenyum.
Gizella sekarang tidak sebodoh dulu yang mudah percaya pada pria yang memberikan perhatian kepadanya. Ia tidak akan mengulangi kesalahannya yang sama seperti dulu. Ia tidak percaya lagi rayuan pria tampan apalagi pria brengsek seperti Oliver. Jangan harap!
Kesal, namun tak dapat meluapkan kekesalannya karena adanya perbedaan kasta ia dan lelaki di hadapannya. Gizella memiliki menghindar. Ia bersiap untuk turun dari kereta, sebelum sebuah suara kembali menyadarkannya.
"Jadi, lady memilih untuk pulang berjalan kaki? Lady tidak lupa kan? Kalau lady sudah di tinggal oleh adik cantik lady. Dan sekarang satu satunya yang bisa mengantarmu pulang hanya aku!"
Gizella berpikir sejenak. Ia mulai memperkirakan berapa banyak waktu yang ia perlukan jika ia harus kembali ke kediamannya dengan berjalan kaki.
Mungkin aku akan memakan waktu lima jam perjalanan..
Di tambah lagi sepatu dan pakaianku yang serba putih.. Mungkin aku akan terlihat seperti seorang pendeta, mungkin juga aku akan menjadi bahan tontonan...
Apalagi rambut perakku yang sangat jarang ada di kekaisaran Enchancia..
Gizella merutuki nasib sialnya.
Akhirnya ia hanya bisa menghela nafas dan kembali memperbaiki posisi duduknya dan kepalanya tertunduk.
Rasanya ia sudah tidak punya muka lagi untuk menampakkan wajahnya di depan pangeran Clement. Tapi Gizella merasa nyaman saat bersama pangeran Clement ia merasa bisa menjadi dirinya sendiri meskipun perbedaan status bangsawannya.
Meski baru pertama kali bertemu pangeran Clement tidak pernah sombong. Ia bahkan bersikap sangat tak terduga. Gizella sampai tidak menduga.
Ini adalah pertemuan tak terduga..
Seorang putra mahkota yang memanggul ki layak karung beras..
Bahkan mengira diriku seorang pendeta...
Yang terang terangan merasa senang karena menjadi temanku..
Aku sangat senang..
Aku bisa menjadi diriku sendiri..
Tidak seperti saat aku bersama dengan keluargaku.. aku harus selalu bersikap mengalah kepada adikku..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments