...Biasanya orang yang paling ceria adalah orang yang menyembunyikan kesedihannya...
...Gizella Alison Travium...
Pangeran Clement mengikuti makan malam bersama keluarga Count Wilson. Para pelayan menyiapkan makanan lebih banyak dari biasanya karena pangeran Clement bergabung bersama kami. Semua menikmati makanan yang di sajikan di meja makan.
"Saya sangat senang Yang Mulia Pangeran mau ikut makan malam bersama keluarga saya" suara lembut dari Diana membuat atensi mereka berpindah.
Pangeran Clement tersenyum natap kearah Countess "saya juga sangat berterimakasih atas sambutan ini" ucapnya.
"Bagaimana keadaan Yang Mulia Kaisar?" Tanya Wilson.
"Keadaan Kaisar baik"
"Saya sangat senang mendengarnya" Ujar Wilson.
"Yang Mulia, Putra kami berkerja di kekaisaran juga loh" Ujar Diana dengan bangga.
"Siapa nama putra kalian?"
"Orion ksatria divisi 2" Jawab Diana.
"Hebat!"
"Putri bungsu kami juga sangat cantik" Diana yang mengarah ke Charlotte.
"Charlotte juga sangat pandai bermain musik, sulam sapu tangan juga sangat cantik"
"Benar lain kali saya akan berikan sulaman sapu tangan pada Yang Mulia Pangeran " ujar Charlotte semangat.
Tidak ada satu katapun yang menyebutkan Nama Gizella dari percakapan itu. Mereka yang selalu membanggakan Orion dan Charlotte. Gizella pun sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, ruang makan itu kembali ramai karena obrolan mereka tanpa melibatkan gadis itu.
Gizella yang sekarang tidak berharap akan di tanya bagaimana kau bisa tertimpa rak? Apakah kau terluka? Ayah dan ibu sangat khawatir padamu?
"Charlotte juga sangat pintar berdansa loh jika pangeran mahkota membutuhkan seorang partner" ujar Diana lagi tak henti hentinya mengagungkan putri bungsunya.
"Menurut saya Gizella juga gadis yang cantik, pintar dan terutama dia gadis yang sangat kuat" ujar pangeran Clement tersenyum memuji Gizella.
Di sisi lain pangeran Clement merasa ada perbedaan besar dalam keluarga itu. Itu sebabnya Gizella sangat berbeda sikap saat bersama keluarganya. Pangeran Clement bertekad untuk selalu membuatnya tersenyum dengan tingkah konyolnya itu.
"Lady Gizella bagaimana saat selesai makan, anda mengajak saya berkeliling taman di mansion ini?" Pinta pangeran Clement.
Lamunan Gizella berhenti saat mendengar permintaan dari Pangeran Clement. Ia pun melirik ke arah ibunya dan Charlotte mereka tampak tidak senang. Karena Gizella tau bahwa adiknya itu sangat ingin menjadi pasangan pangeran mahkota.
"Maafkan saya pangeran, bukankah lebih baik anda berkeliling bersama adiknya saya itu jauh lebih baik" ujar Gizella yang mengerti akan tatapan sinis ibunya itu.
"Iya, saya akan sangat senang mengajak pangeran berkeliling melihat mansion kami" sahut Charlotte berbinar binar.
"Bukankah lady Charlotte memiliki jantung yang lemah? Saya khawatir jika anda berkeliling melihat mansion bersama saya" ujar pangeran Clement menyindir.
"Sa-saya baik baik saja " Charlotte yang tidak ingin melewati kesempatan bersama pangeran.
"Lady juga sangat syok kan atas kejadian di perpustakaan tadi? Akan lebih baik lady beristirahat"
"T-tapi..!"
"Putriku yang di katakan pangeran memang benar" ujar Wilson yang menenangkan putrinya.
"Terimakasih pangeran sudah mengkhawatirkan putri saya" ujar Diana.
"Oh iya lady Gizella, saya lebih suka sikap anda yang bar bar loh, karena itu sangat menantang" bisik pangeran Clement.
HUEK!
Gizella ingin muntah mendengar kata kata itu. Ia bahkan ingin meninju pangeran Clement.
Dasar pangeran!
Pangeran Clement dan Gizella berkeliling melihat mansion. Gizella menunjukkan beberapa ruangan kepala pangeran.
"Sebaik kau cepat pulang!" Gizella menyeritkan alisnya, lalu berjalan mendahului pangeran Clement.
Kenapa harus aku sih??
"Ehh tunggu" pangeran Clement menarik kerah baju Gizella.
"HEI LEPASKAN" Teriak Gizella.
"Ini dia yang aku suka dari lady" pangeran Clement tertawa kecil.
"PANGERAN!" Gizella memberontak.
"Baik aku lepaskan" Pangeran Clement melepaskan kerah baju Gizella.
Gizella mendengus, mencebik kesal
"Dasar mesum!"
"Mesum padamu?" Tanya balik pangeran Clement yang suka sekali meledek Gizella.
Langkah kaki pangeran Clement terhenti saat melihat foto keluarga Count Wilson di sana tidak terdapat wajah Gizella.
"Ini foto keluarga lady? Tapi kenapa lady tidak ada di dalam foto ini?" Tanya pangeran Clement menatap kearah Gizella.
Gizella mengalihkan pandangan dari pangeran Clement dan membelakangi nya.
"Tidak aku malas aja di foto"
Pangeran Clement yang mengetahui kalau Gizella lagi berbohong padanya.
"Tidak apa apa lady jika kau tidak mau cerita" pangeran memegang kedua bahu Gizella. " Aku akan selalu ada untukmu!"
Akhirnya pangeran Clement kembali ke kereta kuda nya, kemudian kereta itu membawanya kembali ke istana.
Gizella kembali memandangi foto keluarganya yang terletak di ruangan utama. Ia teringat saat melakukan foto bersama. Ayah dan ibunya berkata kalau dia tidak usah ikut berfoto karena warna rambutnya yang berbeda.
Apa memang ayah dan ibu sengaja melakukan itu?
Padahal aku anak kandungnya juga?
Tapi kenapa? Kenapa sampai segitunya?
"AAAAAA"
Nafas Gizella memburu, tanpa sadar air matanya perlahan jatuh dari ujung matanya.
Sambil memegang dadanya Gizella bergumam melirih di tengah keheningan ruangan itu.
Kenapa rasanya sakit sekali?
TAK! TAK!
Suara langkah kaki mendekati ke arah Gizella yang masih dalam keadaan menangis.
"Astaga, apa nona baik baik saja?" Pekik Marie yang panik melihat keadaan Gizella.
Gizella yang langsung menglap air matanya yang menetes." Aku baik baik saja, jangan khawatir"
"Nona kau tidak bisa berbohong padaku" Marie yang langsung memeluk Gizella.
"Sungguh aku baik baik saja" bantah Gizella yang masih berbohong kemudian melepaskan pelukannya.
"Oh iya nona di panggil oleh Tuan Count di ruangan kerjanya" ujar Marie.
"Aku akan segera menemuinya"
Helaan nafas kasar berhembus begitu saja. Lalu ia beranjak pergi menuju ruangan kerja ayahnya.
Gizella meremas kedua tangannya saat melihat ayah dan ibu yang sudah menunggunya. Rasa takut menyelimutinya, takut akan mendengar ucapan pedas dari ayah dan ibunya.
"DUDUK!" Titah Wilson dingin.
Gizella duduk, jarinya selalu meremas satu sama lain. Dingin dan takut itu yang ia rasakan saat kini.
"Ayah, ibu mau membicarakan apa sama aku?" Ucap Gizella membuka suara.
Wilson dan Diana menatap Gizella merendah. Kemarahan dan kekesalan menjadi satu padu.
"Kenapa kau melakukan itu pada adikmu?" Tanya Wilson marah.
"Apa maksud ayah?" Gizella yang kebingungan.
"Gizella! Kamu sengaja kan jatuh rak buku itu! Buat mencelakai adikmu!" Terik Diana.
"TIDAK AYAH, IBU!"
"Justru aku yang terluka akibat tertimpa rak buku itu, untuk saja aku bertemu dengan pangeran Clement dia langsung menolongku dan membawa aku ke Paus Rezef untuk menyembuhkan luka ku" ujar Gizella yang berusaha menjelaskan yang terjadi sebenarnya.
"APA? Kamu bertemu Paus Rezef?" Pekik Wilson yang sangat marah
"Iya ayah"
"Kamu tau kan! Oliver sangat sulit untuk bertemu Paus Rezef, untuk menyembuhkan Charlotte. Tapi kamu..." Wilson yang terlihat frustrasi.
"Tapi aku juga terluka saat itu"
"Lukamu itu tidak seberapa dengan penderitaan yang di alami adikmu!!" Sentak Diana.
Gizella yang mendengar kata kata itu keluar dari kedua mulut orangtuanya mendongak kaget. Matanya berkaca kaca " apa salah aku yang dari kecil sudah dikucilkan, bahkan ayah sama ibu tidak pernah memperdulikan aku"lirih Gizella.
"Cukup Gizella jangan bertingkah seperti anak kecil! Charlotte itu mengidap penyakit jantung lemah. Dia butuh perhatian penuh dari keluarganya. Harus kau mengerti" segit Wilson.
"Tapi kenapa harus Gizella? Gizella capek harus disalahkan terus jika terjadi sesuatu pada Charlotte" sentak Gizella mengebrak meja.
"KARENA KAMU SEORANG KAKAK!"
"KAMU HARUS MENGALAH!"
"AKU GA MAU JADI KAKAK!"
"BERANI KAMU GIZELLA!"
Plak!
Sebuah tamparan dari ayahnya mendarat mulus di pipi chubby Gizella. Rasanya begitu panas dan perih.
"Ayah sama ibu ga tau apa yang Gizella rasakan! Kalian selalu membandingkan banding aku sama Charlotte, kalian berdua selalu mengabaikanku bahkan kalian selalu lupa hari ulang tahunku! Ayah sama ibu tidak merasakan penderitaanku" pekik Gizella menjambak kasar rambutnya. Ia frustrasi, mentalnya kacau.
"Bicara yang sopan Gizella! Dimana etikamu yang sudah diajarkan " tanya Diana murka.
Gizella terkekeh ngilu " di ajarkan etika? Bahkan di sentuh aja Gizella ga pernah! Karena ibu selalu saja sibuk dengan Charlotte. Aku ga pernah merasakan kasih sayang "
Tangan Diana beralih mencengkram kuat kedua pipi Gizella. "Jangan pernah kau menyalahkan adikmu! Kamu itu seorang kakak harus mengalah pada adikmu!"
Gizella menepis tangan Diana membuat Diana menatap tak percaya. " KENAPA CUMA AKU YANG HARUS MENGALAH! KENAPA CUMA AKU YANG DI PERLAKUKAN TIDAK ADIL!" Teriaknya.
Plak
Plak
"Anak macam apa kamu! Tidak ada sopan santunnya terhadap orang tua!" Sentak Diana.
"APAKAH AKU HARUS PUNYA PENYAKIT KRONIS DULU!? BARU AYAH SAMA IBU PERDULI PADAKU!!"
"Pelayan cepat bawa Gizella ke kamarnya! Kurung dia di dalam " titah Wilson sangat marah.
Kalian tau siapa yang pertama kali berani bermain fisik pada Gizella, yaitu kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Murni Murniati
bknnya bila jntg lemah itu bila syok bisa pingsan, kok ini dia lemah pun tak
2025-01-18
0