Hana berdiri lalu menggebrak meja dengan sangat keras Brak!...semua orang serentak menatap Hana yang sudah berdiri,namun anak kedua menatap jengah dengan tingkah adeknya.Seolah bisa menebak apa yang dilakukan adeknya.
"Hana!duduk tidak sopan masih ada tamu..."ujar Geumseong dengan nada penuh penekanan.
"Udah nggak selera makan"Hana memundurkan kursi melengos tanpa berpamitan dengan tamu serta kedua orang tua yang masih di meja makan.
"Hana..."Geumseong terus memanggil anak perempuan nya namun orang yang di panggil tidak menoleh ke belakang.Dia terus berjalan menuju kamar.
"Sudah lah bu,malu masih ada tamu.Biarkan Hana kembali ke kamar mungkin sudah kenyang anaknya"kata Hyun-Shik mencoba menenangkan hati istrinya agar tidak menjadi-jadi di depan tamu.
Geumseong menghela nafas lalu,beralih menatap Baram yang masih menyantap makanan steak daging sapi"maaf ya Baram atas ketidak nyamanan,maklum anak saya masih remaja ego nya masih naik turun.Kita lanjut makan malam nya ya,oh iya tante belum selesai tanya-tanya ke kamu"
Hana hanya bisa menampilkan senyum simpul,senyuman di mana kedua bibir menutup rapat dan membentuk garis lurus.Senyuman tanpa memperlihatkan gigi juga menyiratkan sesuatu yang sedang dipikirkan tapi berusaha disembunyikan.
"Haha...tidak masalah tante,Hana mengerti kok"jawab Hana sedang menutupi perasaan yang sesungguhnya.Bahwa yang tengah ia rasakan saat ini adalah rasa jengkel dan marah terhadap wanita yang berdiri di samping Nam-Joon dan tidak terima di permalukan oleh Nam-Joon sendiri.Sudah lama ia mendambakan bisa berdiri di samping Nam-Joon tapi apa,malah wanita lain.
"Syukurlah,lihat lah ayah wanita sekelas Hana bisa menerima keadaan tadi.Memang wanita idaman tidak salah kan ibu memilih Hana sebagai calon menantu"ujar Geumseong dengan gamblang menyebut Hana sebagai calon menantu.
"Omg sebentar lagi bersanding dengan Nam-Joon,ah senang nya..."senyum senang setelah membayangkan bahwa ia dan Nam-Joon bersatu.Sedetik kemudian senyum senang pudar ketika mengingat kejadian tadi yang mana Nam-Joon menggandeng tangan wanita lain.
"Jangan risau Hana,tante akan berusaha menjauhkan wanita tadi.Tante tidak rela mendapatkan menantu kampungan seperti wanita tadi.Aduh siapa nama nya..."Geumseong mengetuk-ngetuk meja makan sembari mengingat siapa nama wanita yang di bawa Nam-Joon.
"Chae Hyun"jawab Jung Hwa yang seperti nya baru selesai menyantap udang bakar.
"Chae Hyun..."beo Geumseong yang sepertinya tidak asing dengan wajah wanita yang bernama Chae Hyun. Geumseong mengingat sembari memainkan sendok yang ada di depannya.
"Ah mungkin dugaan ku aja, mana mungkin anak mereka. Kan mereka sudah meninggal waktu kecelakaan jadi tidak ada penerus nya yang masih hidup. Aku harus fokus menyingkirkan wanita tadi bagaimana pun cara nya, aku tidak mau punya menantu miskin apa kata orang bisa-bisa reputasi ku jelek di mata teman-teman sosialita"batin nya sambil terus memainkan sendok.
"Hemmm...apa aku harus melakukan taktik yang aku pakai waktu itu, kelihatannya akan mudah"Geumseong tersenyum jahat di balik wajah polosnya.
...****************...
Chae Hyun bingung dengan situasi saat ini yang mana seorang Nam-Joon sedang terdiam sedari tadi tak bergeming. Sorot mata tajam di tambah kedua alis menyatu. Pertanda sedang tidak baik-baik saja. Lantas Chae Hyun mengajak ngobrol namun Nam-Joon masih diam dengan posisi yang tidak berubah.
"Gimana nih pasti marah gara-gara aku. Aaarrggh bodo nya aku di ajak mau-mau aja. Tapi..."Chae Hyun memandang melalui spion kiri untuk melihat suasana belakang mobil tanpa harus turun.
"Di sini sepi hanya mobil ini saja"baru setelah melihat suasana sekitar. Seketika tubuh nya bergetar kedua tangan berkeringat dingin di tambah telinga terasa berdenging. Chae Hyun meringkuk dengan kedua kaki di tekuk. Kepala di benamkan di antara kedua lutut. Rasa trauma di kala sendirian di tengah hening nya malam muncul secara tiba-tiba.
Trauma yang ia rasakan muncul kembali setelah sekian lama terpendam. Rasa nya benar-benar tidak mengenakan seakan dada nya terasa sesak dan degup jantung terasa berdegup sangat kencang tidak seperti biasanya.
"Tolong...bawa aku keluar dari sini"rancu nya yang terucap dari mulut nya.
Nam-Joon menoleh ketika merasakan mobil nya bergetar, ketika menoleh ke samping betapa terkejutnya melihat Chae Hyun meringkuk di atas kursi jok mobil. Nam-Joon bingung mengapa Chae Hyun bisa begini, ia terus memanggil nama nya namun tidak di respon oleh orangnya.
"Tolong..."gumam Chae Hyun yang ketakutannya semakin menjadi.
Melihat Chae Hyun begini dan tidak tega. Nam-Joon menghidupkan mesin mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi, untung nya jalan yang di lalui ini sangat minim kendaraan jadi mobil bisa ngebut tanpa menyenggol kendaraan lain.
Sampai di mansion Nam-Joon memarkirkan mobil di sembarang tempat yang ia utamakan saat ini ialah Chae Hyun yang mendadak bertingkah aneh.
"Bi...bibi..."panggil Nam-Joon dengan ekspresi wajah panik. Kini sudah berada di dalam mansion.
"Ada apa tuan muda?"
"Panggil kan Ryu jin sekarang!"ujar nya sangat panik melihat Chae Hyun yang masih seperti tadi belum berubah.
"Baik tuan muda"bibi ini lari mengarah meja kecil yang berada di ruang depan,lalu mengambil gagang telepon kemudian menekan setiap tombol sesuai dengan nomor yang dituju.
"Halo bisakah dokter Ryu jin kesini ada orang yang butuh pertolongan"ungkap bibi yang tidak tau nama orang yang tengah berbaring di atas sofa.
"Ok aku kesana.."jawab Ryu jin dokter pribadi Nam-Joon.
"Gimana bi, Ryu jin bisa apa enggak"Nam-Joon duduk di samping Chae Hyun yang tengah meringkuk ketakutan.
"Bisa tuan"bibi ini sama khawatir nya. Sebab, wanita yang di bawa tuan nya terus bergumam sambil bergetar sekujur badan.
Tak lama Ryu jin datang dengan wajah penuh keringat.Dari pintu masuk sampai di ruang tengah lari dengan langkah lebar.
"Mana yang sakit"Ryu jin langsung memeriksa badan Nam-Joon.
"Bukan gue, tapi Chae Hyun"menunjuk menggunakan ujung dagu.
"Wanita ini lagi,dia kenapa kok badan nya bergetar"Ryu jin melihat punggung Chae Hyun yang terus bergetar.
"Mana gue tau,cepat periksa!"
Ryu jin menempelkan tangan nya ke jidat Chae Hyun lalu memeriksa pergelangan tangan "gimana nih mau cek mata"Ryu jin kesusahan akibat tubuh Chae Hyun terus meringkuk.
"Nam-Joon bantu gue"
"Cepat!"sambung Nam-Joon ketika tubuh Chae Hyun di rentangkan lurus agar bisa mengecek keadaan mata.
"Gimana Chae Hyun kena apa?"tanya Nam-Joon melihat Ryu jin sudah selesai mengecek mata.
Ryu jin menghela nafas"dia mengalami trauma sehingga tubuhnya bereaksi seperti tadi.Trauma ini sudah lama diderita oleh nya dan berdampak pada mental nya.Dia butuh ketenangan"
"Trauma?"
"Iya dia trauma mungkin elu bisa tanya sendiri ke orang nya ketika sudah bangun.Supaya tenang akan gue beri obat penenang melalui suntikan"Ryu jin mengambil obat yang di simpan di tas kerja.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments