Hosss....hosss...hoosss....terdengar napas yang tak beraturan yang keluar dari mulut mungilnya. Wajah sedih dan kusam serta tetesan air keringat terus membanjiri wajahnya. Wajah lelah ini menggambarkan bahwa lelah nya mencari keberadaan adeknya yang entah berantah.
Sepanjang jalan terus menyusuri jalan yang luas ini, setiap tempat selalu di datangi oleh Chae Hyun. Berharap dia bisa menemukan adeknya. Satu hal yang dia bodohi ialah tidak mengetahui di mana lokasi kecelakaan yang menimpa adek serta teman sekelas. Seharusnya dia menyempatkan diri melihat berita agar dia bisa mengetahui di mana lokasi kejadian dan siapa saja yang menjadi korban di tempat. tetapi sayang, rasa syok dan tidak percaya menjalar ke setiap nadinya.
Akibat tidak percaya itu membuat Chae Hyun jatuh pingsan dan berakhir di rumah sakit. Hancur....hatinya hancur bagaikan kaca yang di hantam oleh batu. Pecahan kaca itu sudah tidak bisa di satukan kembali apalagi di pasang ulang. Hamparan pecahan kaca itulah gambaran hatinya yang tidak bisa di obati walau dengan cara mengiklankan.
Memang berat untuk dilakukan, namun sangat ringan bila di ucapkan melalui mulut. Perlu beberapa hari, beberapa bulan bahkan beberapa tahun agar bisa menyatukan serpihan kaca agar bisa kembali seperti semula. Kalaupun bisa di satukan kembali pasti ada celah. Dan hasilnya tidak sebagus sediakala.
Chae Hyun mengistirahatkan tubuh di emperan toko. Toko ini menjual bunga bunga cantik. dahulu sebelum ada kejadian ini, saat memasuki atau melihat toko bunga hatinya selalu senang. tetapi sekarang keadaan nya jauh berbeda. Ketika melihat bunga bunga segar dan cantik selalu teringat kenangan bersama adeknya. Bunga bagaikan dua mata pisau yang sangat tajam. Senang dan sedih.
Saat sedang mengatur napas, televisi yang berada di dalam toko bunga menampilkan acara berita terbaru. Berita itu menyiarkan tentang tragedi kecelakaan di daerah X. Chae Hyun buru buru bangkit lalu mendekat ke arah sumber suara.
Sang penjaga toko bunga tak menyadari bahwa Chae Hyun perlahan mendekat ke arah meja kasir. Dengan sopan Chae Hyun berkata"permisi bolehkah saya numpang melihat siaran berita di televisi, sebentar saja..."
Dengan cepat penjaga toko menganggukkan kepala lalu memfokuskan pandangan ke televisi lalu menyimak berita tentang kecelakaan yang merenggut nyawa sebanyak dua puluh orang.
Melihat respons dari penjaga bunga, Chae Hyun tersenyum tipis lalu sama sama mendengar dan menyaksikan berita hari ini.
Butiran air mata selalu setiap saat memenuhi pelupuk matanya. Butiran butiran air ini akan menjadi air mata ketika sang empu tak kuasa menahan tangis.
"Ya tuhan mengapa harus adek ku yang menjadi salah satu korban di sana. mengapa dunia seakan tidak adil pada ku" batin nya sembari terus mengeluarkan air mata dalam diam.
Setiap kali mendengar berita kecelakaan air mata nya sudah tidak kuasa terbendung di pelupuk mata. Kedua mata ini bisa di pastikan sudah sembap serta ujung hidung merah.
Setelah berita sudah usai, Chae Hyun pergi dari toko bunga ini dengan penampilan kusut. dia berbalik arah, tidak lagi mencari lokasi tempat kecelakaan bus. dia terus berjalan tanpa tahu arah. Pandangan kosong seolah sudah tidak ada lagi gairah untuk hidup.
Orang orang sekeliling memandang Chae Hyun dengan tatapan aneh. Penampilan acak acakan di tambah tidak memakai alas kaki. Lengkap sudah penderitaannya.
****
Tak jauh dari sini terdengar suara deburan air yang sangat deras. Serta angin yang begitu kencang menghembus tempat ini. Tempat yang dikunjungi oleh Chae Hyun adalah jembatan yang menghubungkan satu kota ke kota lainnya.Suara deburan air ini begitu deras sampai terdengar dari jembatan. Chae Hyun berdiri di tepi jembatan sambil melihat ke arah bawah. Begitu luas dan dalam air sungai ini.
Rasa takut akan kedalaman air tidak begitu di rasakan Chae Hyun. Lagi lagi saat memandang deras nya air sungai pandangan mata terlihat kosong. Kendaraan yang berlalu lalang di atas jembatan ini seakan tidak melihat Chae Hyun yang sudah menaiki batas pagar jembatan ini.
Chae Hyun duduk membelakangi berbagai macam kendaraan yang tengah melintas. Seolah tidak ada beban hidup, Chae Hyun menutup kedua mata menikmati hempasan angin kencang.
"Tunggu kakak Chung-Hee..."dalam hitungan ketiga Chae Hyun bersiap hendak terjun ke bawah.
Grep!...
Sontak Chae Hyun kaget ketika perut nya merasakan ada tangan hangat yang melingkar di perut nya dengan sangat erat. Dengan terpaksa kedua matanya di buka, betapa terkejutnya ketika menoleh ke belakang mendapati seorang pria yang sedang menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke dalam aliran arus deras air sungai.
"Lepaskan saya!, biarkan saya lompat dari sini"
"Jangan. Tindakan mu saat ini salah besar" pria ini berhasil menyelamatkan Chae Hyun atas tindakan bunuh diri di atas pembatas jembatan.
Dalam satu kali tarikan, Chae Hyun sudah berada di dalam jembatan lagi dengan posisi dalam pelukan pria ini. Aksi yang dilakukan pria ini menyita perhatian banyak orang yang tengah berlalu lalang di sekitar area ini. Gagal sudah yang dilakukan Chae Hyun, aksi bunuh diri nya di gagalkan oleh pria yang tak dikenal. stres, depresi dan tak tahu arah campur menjadi satu. Yang dalam pikirannya hanya satu yakni, bagaimana cara nya agar bisa bertemu dengan kedua orangtuanya dan juga adeknya yang baru saja meninggal dirinya di sini.
"Are you okay?..."pria ini merasakan getaran hebat di diri wanita yang baru saja dia selamatkan.
Chae Hyun menggelengkan kepala sambil menangis tanpa mengeluarkan suara dan....bruk! Seketika pandangan mata gelap. Chae Hyun pingsan yang kedua kalinya. Pingsan dalam posisi berdiri dan untungnya pria ini dengan sigap menangkap tubuh Chae Hyun agar tidak menyentuh tanah.
"Jae cepat ke lokasi jembatan merah ini, dan bawakan cardigan atau jaket terserah yang penting cepat datang ke sini...."titah pria ini yang bernama Nam-Joon. Sembari menelpon asisten nya.
"Buat apa bos? Kan bos udah pakai jaket olahraga" jawab Jae. Memang benar apa yang di ucapkan Jea, bahwa Nam-Joon sudah memakai jaket olahraga dan sedang berolahraga sepeda.
"Udah lah bawakan apa yang gue minta. Nanti elu juga tahu. Cepat! Apa mau gaji lu gue potong"
"Okay, gue akan meluncur ke sana" Jae sangat takut bila gaji nya di potong.
***
"Lama sangat..." Tanya Nam-Joon ketika Jae baru tiba. Jae turun dari mobil sambil membawa jaket.
"Nyari jaket dahulu" menyerahkan sambil ngedumel. Arah matanya tak sengaja melihat ada seorang wanita tengah pingsan dalam pelukan bosnya.
"Siapa wanita itu?...mengapa penampilan nya begini" Jae melihat penampilan Chae Hyun yang acak acakan.
"Sudah nanti gue jelasin, sekarang lipat sepada gue dan masukan ke dalam bagasi. Gue mau merebahkan wanita ini ke dalam mobil" Nam-Joon membopong Chae Hyun yang masih dalam keadaan pingsan.
Belum sempat Jae bicara, Nam-Joon sudah dahulu masuk ke dalam. Dan membiarkan sepeda nya di luar. Alhasil Jae lah yang melipat dan memasukan ke bagasi mobil.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments