Chae Hyun dan Nam-Joon sama-sama makan bersama dalam satu meja. Dua orang ini saling terdiam, hanya dentingan sendok yang saling bersautan. Suasana awkward ini membuat Chae Hyun tidak betah berlama-lama di sini. Chae Hyun tipikal orang yang banyak bicara ketika bersama orang yang sudah kenal, dan ketika ada orang asing. Chae Hyun juga saling tegur sapa walaupun dengan sapaan sederhana. Seperti asli dari mana, mau kemana, ada keperluan apa disini.
Tapi apa, ketika berhadapan dengan pemilik mansion ini seketika Chae Hyun banyak diam dan enggan menoleh kanan maupun kiri. Diam dengan pandangan menunduk ke arah mangkuk.Tiba tiba pemilik mansion ini membuka obrolan.
"Pergelangan tangan mu sudah tidak lagi mengeluarkan darah?"tanya Nam-Joon.
"Sudah tidak lagi mengeluarkan darah"jawab Chae Hyun yang sudah selesai makan. Kali ini Chae Hyun tidak bisa menikmati masakan hasil masakannya. Kalau sewaktu di rumah atau tempat kerja, Chae Hyun sangat menikmati hasil masakannya. Selesai makan tepat waktu saja sudah bersyukur.
Ingin sekali beranjak dari sini, akan tetapi pemilik mansion belum juga selesai makan. Sangat tidak sopan bila pergi terlebih dahulu,secara dirinya disini sebagai tamu. Dengan sabar Chae Hyun menunggu pemilik mansion ini menyantap hidangannya. Sembari menunggu, Chae Hyun memandang ke arah piring dan peralatan makan yang sangat kinclong bentuknya.
"Wah kinclong sekali sendok itu. Apa ya tips membersihkannya. Kinclong nya sampai bisa di buat bercermin"tutur batin nya ketika kedua mata masih memandang peralatan makan yang sangat bersih dan kinclong.
"Bawa lah pulang..."
"Maaf maksud anda apa?"Chae Hyun tidak tau apa yang dimaksud perkataan tadi.
"Sedari tadi kamu menatap sendok yang ada di depan mu. Kalau pengen bawa saja"ujar nya yang sehabis mengelap mulutnya menggunakan tisu.
"Tidak tuan, di rumah masih banyak sendok"sambung Chae Hyun yang merasa tidak enak ketika tuan rumah menyuruh nya mengambil sendok.
"Oh iya saya belum kenal siapa nama mu kalau boleh tau siapa namamu? kalau nama saya Nam-Joon"memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangan.
Chae Hyun membalas uluran tangan dan sambil berkata "nama saya Chae Hyun"
Sebenarnya Nam-Joon sudah mengetahui nama wanita yang ada di depannya. Bahkan alamat rumahnya saja sudah tau. Semua itu berkat asistennya yang sudah menjalankan perintahnya untuk mencari identitas wanita yang selamat dari tragedi bunuh diri.
"Masakan mu sungguh enak Chae Hyun"entah kenapa ucapan yang keluar dari mulut Nam-Joon sangat berbeda jauh. Ada rasa senang yang timbul dalam hati Chae Hyun. Padahal ucapan nya serta reaksi ketika memakan masakan Chae Hyun sama seperti yang lain, entah kenapa di telinga dan hati nya sangat berbeda. Chae Hyun hanya bisa mengucapkan terima kasih.
"Baru pertama kali saya menemukan masakan enak seperti ini"Nam-Joon sangat terpukau dengan rasa masakan yang baru saja ia santap. Rasa masakan ini mengingatkan tentang mending ibunya yang sudah lama meninggal. Rasa nya hampir sama sampai ia rela memakan ini setiap hari sangking enaknya.
Chae Hyun tertawa kecil dan kemudian menjawab" anda juga bisa memasak ini, bahannya pun simpel"
"Tidak..tidak ini terlalu enak buat saya, bisakah besok buatkan ini lagi"ujar Nam-Joon.
"Besok..."Chae Hyun menunduk sembari memainkan jari.
"Iya besok, bisakan kamu"
"Begini sebenarnya saya ingin berbicara dengan tuan"perkataan Chae Hyun langsung di potong.
"Bicara lah yang santai saja dengan saya. Jangan terlalu tegang"diakhiri dengan candaan ringan.
"Malam ini saya ijin pulang, untuk menghadiri pemakaman adek saya yang baru saja meninggal. Maka dari itu malam ini saya akan pulang, terima kasih atas kebaikan tuan. Suatu saat akan saya balas kebaikan tuan..."perlahan Chae Hyun menerima takdir nya dan takdir adeknya. Ia tidak mau terlalu lama bersedih, ia harus bangkit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya siapa lagi kalau bukan dirinya yang berjuang.
"Malam ini" gumam Nam-Joon. Seakan dirinya tak rela Chae Hyun kembali ke rumah. Tapi apa boleh buat. Dirinya bukan siapa siapa nya Chae Hyun, jadi Nam-Joon menghormati keputusan Chae Hyun.
"Silahkan kalau mau pulang sekarang. Saya tidak akan melarang mu yang terpenting kamu sudah sehat dan jangan sampai kamu bertindak seperti tadi. Semua masalah ini ada hikmahnya di kemudian hari. Tetap semangat menjalani hari-hari selanjutnya. Mengenai perkataan saya tadi tidak perlu di anggap serius, tadi hanya bercanda saja"Nam-Joon berdiri sambil membereskan mangkuk-mangkuk kotor.
"Saya pribadi tidak masalah tuan, saya bisa membuatkan sup tadi di hari kemudian. Kapan-kapan saya akan berkunjung ke sini sembari memasakan apa yang tuan mau. Saya merasa senang bila lidah orang lain suka dengan masakan saya, itu saja sudah membuat saya senang"perlahan Chae Hyun tidak sekaku tadi ketika baru pertama kali makan bersama.
Nam-Joon tersenyum senang sampai deretan gigi terlihat sangking senang nya sampai-sampai lesung pipi sebelah kiri terlihat.
"Wah padahal tadi hanya bercanda tapi kamu anggap serius. Tapi enggak masalah, saya tunggu loh kedatangan mu"ucap Nam-Joon yang sudah memegang spon cuci piring. Yang sekarang Nam-Joon sudah berada di dapur bersih membersihkan sisa-sisa masakan tadi.
Melihat Chae Hyun sudah siap-siap hendak pulang. Nam-Joon berteriak memanggil nama wanita ini"jangan pulang sendirian, biar saya antar. Tunggu dulu di situ"dengan cepat Nam-Joon mencuci peralatan masak tadi dan bergegas menuju kamar nya yang berada di lantai atas untuk mengambil kunci mobil.
Hanya menunggu lima menit, Nam-Joon sudah berada di ruang tamu. Dengan setelan baju kasual tak mengurangi kadar tampan nya. Chae Hyun hanya bisa terdiam dan memandang makhluk tuhan yang paling sempurna.
"Ayo! Kok bengong jadi pulang apa enggak"Nam-Joon sudah berada di dalam mobil dan mobil nya sudah di depan pintu ruang tamu lebih tepat nya berhenti di teras depan.
"Eh sorry...sorry"Chae Hyun dengan cepat membuka pintu belakang dan bersiap untuk duduk di jok tengah. Saat pantat bersiap menyentuh jok, ucapan Nam-Joon mengangetkan jantungnya.
"Duduk depan..."
"Ta-tapi..."
"Udah duduk depan aja. Duduk depan lebih seru kok bisa lihat jalan tanpa terhalang jok mobil"ada benar nya juga ucapan Nam-Joon tapi Chae Hyun nya yang merasa sungkan baru pertama kali bertemu dan kenalan masa harus duduk di samping pengemudi. Rasa nya tidak mengenakan bagi Chae Hyun.
"Saya nggak gigit kok tenang saja"sambil tersenyum agar Chae Hyun tidak merasa takut dan sungkan ketika duduk di depan. Dan pada akhirnya Chae Hyun menuruti perintah Nam-Joon.
Bersambung....
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments