Dokter yang menangani Chae Hyun jalan menghampiri Joon young yang sedang menunggu di ruang tunggu. Sampai di depan Joon young, dokter ini langsung mengatakan" keluarga dari pasien Chae Hyun?"
Joon young berdiri sembari membalas" benar. Bagaimana keadaan teman saya? Apakah sudah sadar..."
"Kondisi pasien Chae Hyun baik baik saja. Pasien ini hanya terkena syok dan kurang nya istirahat, jadi pasien kaget lalu tak sadarkan diri"
"Apa Chae Hyun mempunyai riwayat penyakit lainnya dokter?" Tanya Joon young.
"Tidak ada riwayat penyakit yang berbahaya. Hanya kurang istirahat dan syok mendengar kabar, sehingga pasien pingsan. Pasien sudah kami beri obat melalui slang infus dan membutuhkan istirahat sampai batas air infus habis"
"Baik terima kasih..." Imbuh Joon young.
Dengan langkah lebar, akhirnya Joon young sampai di tempat Chae Hyun di rawat. Dengan wajah pucat, Joon young hanya bisa mengelus rambut dan menatap wajah teduh ini. Joon young sendiri merasa kasihan dengan nasib Chae Hyun sekarang, dari kecil kurang kasih sayang orang tua di tambah tidak ada saudara yang mau mengurus Chae Hyun dan adeknya. Dan sekarang adeknya juga tidak bisa lagi menemani Chae Hyun hingga tahun tahun berikutnya.
Dreet....dreet....
Ponsel nya Chae Hyun berbunyi, lantas Joon young mengambil lalu melihat siapa yang menelepon. Joon young menatap layar ponsel sambil menyatukan kedua alis" nomor siapa ini..." Joon young yang penasaran. dia angkat telepon itu.
"Halo dengan siapa ini?" Tanya Joon young ketika sudah menjawab panggilan telepon.
"Kemi dari pihak kepolisian. Apakah benar nomor ini milik Chae Hyun kakak kandung dari Chung-Hee" tenyata yang menelepon ini ialah dari kepolisian. Sontak Joon young menjauhkan diri agar sewaktu waktu Chae Hyun bangun tidak mendengar percakapan antara dirinya dan polisi.
"Iya ini benar nomor nya Chae Hyun, tetapi mohon maaf Chae Hyun nya sedang tidak sadarkan diri di rumah sakit. Jadi saya yang akan menjawab pertanyaan dari bapak kepolisian"
"Anda siapa nya Chae Hyun?..." Tanya orang yang ada di sebrang sana.
"Saya teman nya Chae Hyun sekaligus anak dari pemilik rumah makan dan kebetulan Chae Hyun juga bekerja di rumah makan saya"
"Bisakah anda datang ke kantor kami. Kami ingin tanya tanya langsung sama anda"
"Harus sekarang ya?" Joon young menoleh ke belakang.
"Iya dan ini juga mengenai Chung-Hee" sahut orang yang ada di dalam panggilan.
Joon young berpikir sejenak sambil menatap ke arah Chae Hyun yang masih belum sadar" baik saya akan segera ke sana" memasukan kembali ponsel Chae Hyun ke dalam saku jaket.
Sampai di bed pasien Chae Hyun. Joon young mengeluarkan ponsel lalu di simpan di dekat bantal yang di masih di kenakan Chae Hyun.
"Aku pergi dahulu, kalau udah bangun jangan banyak gerak dahulu istirahat dahulu di sini. Dan ponsel mu udah aku kembalikan" bisik Joon young di telinga Chae Hyun.
Setelah membisikkan, barulah Joon young pergi ke kantor kepolisian setempat untuk segera memproses data mengenai Chung-Hee. Agar jasad nya segera di kembalikan ke pihak keluarga. Sebenarnya Joon young ingin menemani Chae Hyun di sini sampai ibunya datang. Akan tetapi telepon dari kepolisian lah yang terpenting. Sebelum benar benar pergi dari sini, Joon young menitip Chae Hyun ke salah satu perawat di sini.
****
Hampir lamanya Chae Hyun tak sadarkan diri. Kini dirinya perlahan membuka kedua mata, pertama membuka mata cahaya terlalu banyak masuk ke dalam retina di tambah semerbak bau obat. Sayup sayup terdengar suara orang orang yang berbicara dan suara langkah kaki.
"Ugh...aku di mana?..." Mengedarkan pandangan ke segala arah. Seperti orang linglung.
Satu perawat perempuan mendatangi Chae Hyun yang baru saja bangun. Perawat ini datang sembari tersenyum manis ke arah Chae Hyun" jangan banyak bergerak dahulu nona, istirahat lah sejenak di sini. Apa masih ada yang sakit?"
"Tangan saya yang sakit" memperlihatkan telapak tangan nya yang sedang di slang infus.
"Sejak kapan dan mengapa saya ada di sini?" Ucap nya sambil duduk di bed pasien.
"Nona di sini selama satu jam. Nona ke sini sebab, nona pingsan"
"Siapa yang membawa saya ke sini? Dan di mana orang nya..." Chae Hyun kaget setelah mendengar penjelasan dari perawat ini. Ternyata dia sudah lama di sini.
"Orang nya sedang keluar nona, orang itu menitipkan pesan bahwa nona harus istirahat dahulu di sini. Masalah admistrasi sudah di bayar oleh orang yang membawa nona ke sini" sembari memeriksa air infus.
"Siapa nama orang tersebut" tanya nya sebelum kejadian tadi terlintas di benaknya.
"Maaf nona saya tidak sempat menanyakan siapa namanya" sambung perawat ini.
"Hmmm...terima kasih atas informasinya" jawab Chae Hyun kepada perawat. Dan perawat pun kembali menjalankan tugasnya.
Kini tinggallah seorang diri di sini. Kesendirian ini teringat dengan adeknya. Tak terasa air mata kembali menetes tak kala mengingat adeknya yang sudah tiada. Rasa ingin menyusul begitu kuat, telat ingin berjumpa dengan adeknya sangat kuat. dia tidak menyangka bahwa adeknya pergi meninggalkan nya sendiri di sini, baru kemarin dia bercanda gurau dan tadi pagi juga memeluk erat tubuh adeknya. Chae Hyun menunduk memandang kedua tangan nya.
"Tangan ini sudah tak lagi merasakan pelukan hangat dari adek ku, dan tangan ini sudah tidak bisa lagi memasak makanan kesukaan adek ku. Aku rindu pada mu, mengapa pergi meninggalkan ku sendiri. Bawa lah aku agar aku bisa berjumpa dengan ibu dan ayah. Aku kuat di sini karena mu, aku tegar menghadapi cobaan ini juga karena mu. Tanpa mu mungkin aku sudah memilih bertemu dengan ayah dan ibu. Chung-Hee....bisakah kamu kembali lagi, aku tidak sanggup hidup di sini. Hiks..." Batinnya yang terus meratapi kepergian adeknya. Menangis dalam diam adalah hal yang paling berat dan tidak bisa di ungkapan melalui kata kata.
Saat melihat pergelangan tangan yang masih di beri jarum infus, seketika terbesit di otaknya. Akan tetapi dia juga bimbang akan rencana yang dia buat. Ketika wajah adek nya terlintas di depan mata, maka rencana yang terbesit dalam otaknya terlaksana.
"Aku harus menemui adek ku walau sudah tak bernyawa" Chae Hyun mengamati sekitar dengan sangat teliti sebab, kalau tidak di amati sekitar takutnya saat Chae Hyun kabur ada orang yang mengetahui dan Chae Hyun bisa di tangkap.
"Aman...." Gumam nya setelah mengamati sekitar. Lalu Chae Hyun melepas jarum infus secara perlahan, walau hati nya terus dag dig dug melihat ada darah yang keluar dari tangan. Darah nya sendiri saja takut dan sekitar lutut rasa nya lemas.
Berhasil melepas jarum infus, Chae Hyun jalan mengendap ngendap sambil menekan bekas jarum infus yang terus mengeluarkan darah. Hendak melewati ruang administrasi. Ternyata di sana masih ada orang, Chae Hyun bersembunyi di balik pilar yang besar. Chae Hyun terus mengawasi sekitar sembari menekan pergelangan tangannya. Namun sialnya, ternyata di area ini terpasang kamera cctv. Chae Hyun harus putar otak agar bisa keluar dari rumah sakit ini.
"Aku harus ke mana ini" kedua mata ini memandang ke arah pintu masuk rumah sakit ini.
Berselang lima menit, ada mobil ambulans datang. Para perawat bergegas mendekat ke arah ambulans sembari membawa bed pasien. Ternyata mobil ambulans ini membawa pasien yang sehabis kecelakaan. Kondisi ini sangat kacau tidak hanya satu orang melainkan ada dua korban.
Kejadian ini sangat menguntungkan bagi Chae Hyun, saat semua orang di sini sedang menangani korban kecelakaan. Saat suasana lengah, Chae Hyun sedikit lari kecil mengarah ke pintu masuk dengan wajah di tutupi oleh rambut. Supaya tidak bisa terdeteksi oleh kamera cctv.
"Huh..." Menoleh ke belakang setelah berhasil keluar dari rumah sakit.
"Aku harus menemui adek ku. Tunggu kakak Chung-Hee..." Chae Hyun berlarian ke arah jalan raya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments