Kehilangan

Kreeek!....Chae Hyun membuka pintu rumah dengan sangat pelan, kepala nya masuk setengah di antara sela sela pintu yang dia buka. dilihat kanan kiri tidak ada orang. Barulah Chae Hyun masuk dengan cara mengendap ngendap. Sepasang sepatu sengaja di bawa agar tidak menimbulkan suara.

Brak! Chae Hyun merutuki dirinya akibat tidak bisa menutup pintu dengan pelan. dia menengok ke belakang tidak ada orang masih aman. dia jalan kembali masuk ke dalam dengan kaki masih memakai kaus kaki. Chae Hyun langsung menuju tempat cuci piring, tujuan nya membersihkan kedua tangan. Setelah keluar dari rumah.

"Kakak baru pulang..."tiba tiba ada suara datang membuat Chae Hyun kaget setengah mati.

"Astaga...." seperkian detik degup jantungnya telah terhenti. Hingga belum menuntaskan cuci tangan.

"Kakak bawa apa di atas meja" tanya Chung-Hee ketika melihat ada kantung plastik.

"Oh itu, tadi kakak sempat mampir dahulu beli ayam goreng. Jadi pulang nya agak malam" Chae Hyun menghampiri adeknya ketika sudah selesai mencuci tangan.

"Padahal udah aku masakan untuk kakak, eh kakak malah beli ayam goreng" bibir nya maju tiga Senti seperti mulut bebek.

Chae Hyun melebarkan senyum seraya berkata" lalu kemarin yang merengek minta di belikan ayam goreng itu siapa?"menoel noel dagu adeknya.

"Ihh...kakak" Chung-Hee mengeluarkan kotak kardus yang berisi potongan ayam goreng dengan bumbu jagung manis dan spicy hot. Mereka berdua makan dengan sangat asyik dan nikmat, keharmonisan keluarga sangat terpancar dari wajah keduanya.

"Perlengkapan buat besok sudah di siapkan apa belum" Chae Hyun sudah selesai makan.

"Sudah barusan" dengan nada lesu.

"Kok lesu begitu sih, kan seharusnya senang dong. Besok bisa bertemu teman lainnya sekalian liburan"

"Sebenarnya aku tidak mau pisah sama kakak. Aku mau kita sama sama pergi liburan, tidak masalah kalau liburan di tepi sungai. Terpenting sama kakak. Aku sedih kalau kakak sendirian di sini" kedua tangan nya bergetar. Dan Chae Hyun melihat nya.

"Bagaimana kalau sehabis kegiatan sekolah, kita pergi jalan jalan di alun alun kota" Chae Hyun mencoba mengalihkan topik dan berusaha menenangkan perasaan adeknya. Di lubuk hati nya paling dalam, Chae Hyun merasa ada rasa khawatir dan resah.Semua itu terus menumpuk dalam batinnya.Chae Hyun harus menutup rasa ini di balik senyum manisnya.

"Janji loh kak, kita sudah lama tidak foto bersama dan beli gula gula stroberi segar. Aku mau jajan gula gula stroberi,sudah lama tidak memakan nya" mata nya berbinar ketika membayangkan segar nya buah stroberi yang baru dipetik.

"Iya deh nanti kakak akan beli banyak khusus buat kamu" mengusap gemas rambut adeknya.

Makan malam pun usai, mereka kembali ke kamar masing masing dengan kondisi perut sudah terisi penuh. Saat berada di dalam kamar, Chae Hyun mendadak tidak bisa tidur. Segala posisi tidur sudah dilakukan dan pada akhirnya mata masih tidak mau di pejamkan. Chae Hyun pasrah berbaring di atas ranjang dengan posisi menghadap ke langit langit kamar. Bengong menatap langit langit kamar. Dirinya merasa heran baru pertama kali dalam hidup nya tidak bisa tidur sampai jam satu dini hari.

Biasanya tidur di bawah jam 12. tetapi sekarang jam 1 saja belum bisa tidur. Chae Hyun berganti posisi menghadap ke sisi kiri, yang mana langsung berhadapan dengan jam dinding. Suara jam dinding bagaikan lagu yang terus berputar. Menemani dirinya di kala tidak bisa tidur.

"Susah sekali sih buat tidur" decak kesal terhadap dirinya sendiri. Di dalam kamar merasa tidak ngantuk, dia beranjak pergi dari kamar ini.

Berada di luar kamar, niat nya ingin menonton televisi tetapi sudah dini hari dan mengganggu ketenangan orang yang berada di samping. Chae Hyun memutuskan pergi ke kamar adeknya. Saat berhasil membuka pintu, diam diam Chae Hyun menyusup dengan langkah pelan pelan. Ternyata adeknya sudah tidur, Chae Hyun memandang adeknya dengan perasaan campur aduk. Tiba tiba hatinya bergemuruh seolah tidak mau kehilangan harta yang paling berharga dalam hidupnya. Tanpa permisi air mata yang sedari tadi di tahan di pelupuk mata jatuh dengan deras.

"Semoga kita tubuh bersama sampai kakek nenek dan semoga cita cita mu tercapai" memandang adeknya seraya menghapus jejak air mata.

Memperbaiki posisi selimut agar tidak kedinginan,lalu dia naik ke sisi ranjang sebelah.Ikut tidur di sini sambil menemani adeknya.Chae Hyun memandang punggung lebar milik adeknya sampai mata terasa berat dan pada akhirnya tidur bersama dalam satu ranjang.

****

Keesokan pagi nya, Chung-Hee sudah bangun dan bersiap berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat Chung-Hee memeluk tubuh kakaknya sangat erat seakan tidak mau berpisah. Pelukan hangat ini berlangsung lama hingga dua puluh menit. Selepas berpelukan Chung-Hee berpamitan pada kakaknya sambil mencium punggung tangan dan kedua pipi.

"Jaga diri baik baik ya kak" ucap Chung-Hee sebelum berangkat.

"Pasti" sambung Chae Hyun.

"Jangan lupa berdoa jangan khawatir kan kakak. Bersenang senang lah..."imbuh Chae Hyun mengantar sampai di depan apartemen. Bukannya senang melihat adeknya pergi sekolah. Malah Chae Hyun menangisi kepergian adeknya yang sedang berangkat menuntut ilmu.

"Kamu mengapa?" tanya seseorang yang rupanya tetangga apartemen.

"Oh ini" sambil menghapus air mata. "Ada kotoran masuk" menghapus semua jejak air mata.

"Kirain ada apa, kalau begitu aku berangkat dahulu bye..."

"Hati hati di jalan"

Chae Hyun bergegas pergi ke tempat kerja sebab jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan rumah makan buka di jam 8. Chae Hyun melangkah kaki dengan lebar lebar supaya tidak terlambat masuk kerja. Dalam perjalanan Chae Hyun merasakan tidak enak seperti ada firasat yang tidak baik.

"Tidak...tidak harus fokus kerja" menyemangati dirinya.

Dengan langkah lebar ini lah, Chae Hyun bisa datang tepat waktu. Kurang dari lima belas menit bisa di pastikan akan mendapatkan ceramah dari pemilik rumah makan ini. Tiba di rumah makan, Chae Hyun menuju ke dapur. Di dalam dapur ini sudah ada orang yang siap menjamu para tamu.

"Kamu sakit ya?"

"tidak sakit...."ungkap Chae Hyun yang memang dirinya tidak sakit tetapi wajah nya sangat pucat seperti orang tengah sakit. Jadi wajar kalau ada orang lain menganggap Chae Hyun sedang sakit.

"Kalau tidak sakit mengapa bibir mu pucat"

"Enggak, aku masih sehat Kalau masalah bibir tadi lupa tidak pakai lip tint" jawab Chae Hyun.

"Aku kira tadi kamu lagi sakit, tetap semangat mengumpulkan pundi pundi uang kawan" teman satu nya pergi ke arah gudang makanan.

"Masa iya aku pucat" merogoh ponsel lalu menatap layar ponsel.

TIba tiba ponsel nya bergetar, Chae Hyun bingung nomor siapa ini. Nomor asing menghubungi nomor nya. Deringan pertama dia hiraukan sampai nomor ini menghubungi lagi, membuat dirinya penasaran. Di angkatlah nomor ini.

"Halo dengan siapa ini?..."

"Apakah ini keluarga dari Chung-Hee" jawab dari sebrang sana.

"Iya benar saya kakak kandung Chung-Hee. Anda siapa dan perlu apa dengan adek saya"

"Begini kami dari kepolisian mengatakan bahwa rombongan bus dari sekolah Y menuju tempat X mengalami rem blong. Kini kondisi bus rusak parah, semua murid yang ada di dalam tidak ada satu pun yang selamat, termasuk adek anda turut jadi korban" ujar kepolisian yang menelepon Chae Hyun.

Brak!! ponsel nya jatuh terlepas dari genggaman tangan.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Narimah Ahmad

Narimah Ahmad

🤗🤗🤗

2023-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Duduk berdua
2 Kehilangan
3 Tidak mungkin
4 Melarikan diri
5 Gagal
6 Tempat yang berbeda
7 Lapar
8 Pulang
9 Salah paham
10 Kenangan
11 Waktu tidak bisa diputar
12 Hari sialnya si Jae
13 Memantau dari jarak jauh
14 Hal biasa
15 Tidak rela
16 Ada untungnya
17 Apa iya?
18 Sudah ada
19 Resah
20 Yang aku cari
21 Jaga
22 panas hati
23 Perketat penjagaan
24 Bimbang
25 Fitnah
26 Berani
27 Sakit hati
28 Fakta yang sebenarnya
29 Nyaris
30 Keceplosan
31 Pekerjaan baru
32 Jangan ganggu aku!
33 Siapa takut
34 Pantang pulang sebelum menang
35 Perasaan tidak enak
36 Menyerah atau ku tembak!
37 Trauma
38 Pindah
39 Ku rebut kembali
40 Tidak punya rasa malu
41 Hancur
42 Masuk perangkap
43 Di pertemukan
44 Aku, berhati iblis?
45 Jangan percaya
46 Buang
47 Orang tersayang
48 will you marry me
49 Kembali bekerja
50 Fitting baju
51 Menjelang janji suci
52 Dua cincin
53 Pindah tempat
54 Honeymoon
55 Bekas apa itu?
56 Haruskah ku percaya?
57 Surat misterius
58 Teka-teki
59 Terdiam
60 Siapa dia?
61 Hanya kamu
62 Over thinking
63 Hati tidak tenang
64 Noda darah
65 Maaf tidak sengaja
66 Tidak mengulang lagi
67 Suami idaman
68 Speechless
69 Menyelamatkan anak kecil
70 Cari sampai dapat!
71 Menemukan fakta baru
72 Dua kabar dalam waktu yang bersamaan
73 Kardus misterius
74 Keguguran
75 Benci
76 Kacau
77 Bagaikan orang asing
78 Bangkit
79 Berbeda tak seperti dahulu
80 Dia pembuat onar
81 Penghasut
82 Tekat menemui istrinya
83 Saling terbuka
84 Apa kabar mertua?
85 Lenyap
86 Bukan salah saya tapi dia!
87 Terbawa emosi
88 Musuh ada didepan mata
89 Selamat tinggal dan sampai jumpa
90 Hidup bahagia bersama keluarga
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Duduk berdua
2
Kehilangan
3
Tidak mungkin
4
Melarikan diri
5
Gagal
6
Tempat yang berbeda
7
Lapar
8
Pulang
9
Salah paham
10
Kenangan
11
Waktu tidak bisa diputar
12
Hari sialnya si Jae
13
Memantau dari jarak jauh
14
Hal biasa
15
Tidak rela
16
Ada untungnya
17
Apa iya?
18
Sudah ada
19
Resah
20
Yang aku cari
21
Jaga
22
panas hati
23
Perketat penjagaan
24
Bimbang
25
Fitnah
26
Berani
27
Sakit hati
28
Fakta yang sebenarnya
29
Nyaris
30
Keceplosan
31
Pekerjaan baru
32
Jangan ganggu aku!
33
Siapa takut
34
Pantang pulang sebelum menang
35
Perasaan tidak enak
36
Menyerah atau ku tembak!
37
Trauma
38
Pindah
39
Ku rebut kembali
40
Tidak punya rasa malu
41
Hancur
42
Masuk perangkap
43
Di pertemukan
44
Aku, berhati iblis?
45
Jangan percaya
46
Buang
47
Orang tersayang
48
will you marry me
49
Kembali bekerja
50
Fitting baju
51
Menjelang janji suci
52
Dua cincin
53
Pindah tempat
54
Honeymoon
55
Bekas apa itu?
56
Haruskah ku percaya?
57
Surat misterius
58
Teka-teki
59
Terdiam
60
Siapa dia?
61
Hanya kamu
62
Over thinking
63
Hati tidak tenang
64
Noda darah
65
Maaf tidak sengaja
66
Tidak mengulang lagi
67
Suami idaman
68
Speechless
69
Menyelamatkan anak kecil
70
Cari sampai dapat!
71
Menemukan fakta baru
72
Dua kabar dalam waktu yang bersamaan
73
Kardus misterius
74
Keguguran
75
Benci
76
Kacau
77
Bagaikan orang asing
78
Bangkit
79
Berbeda tak seperti dahulu
80
Dia pembuat onar
81
Penghasut
82
Tekat menemui istrinya
83
Saling terbuka
84
Apa kabar mertua?
85
Lenyap
86
Bukan salah saya tapi dia!
87
Terbawa emosi
88
Musuh ada didepan mata
89
Selamat tinggal dan sampai jumpa
90
Hidup bahagia bersama keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!