Terungkap Perlahan

"kalau mau cerita, keluar dari sini dulu. Disini terlalu berbahaya mbok. Terlalu banyak mata yang mengawasi." Ujar pak hadi dengan wajah dingin.

"Kamu benar. Ayo nduk. Kita ke kontrakan simbok dulu." Ujar mbok Yem sembari menggandeng tangan gita lembut.

"Kontrakan?? Bukannya simbok setiap hari tinggal disini ya?" Sahut gita terheran-heran.

"Akan simbok jelaskan nanti." Jawab mbok Yem sembari berjalan tergopoh-gopoh keluar dari kawasan rumah pak dito. Gita pun sampai terseok-seok mengikuti langkah mbok Yem. Sementara itu, pak hadi memutuskan untuk tetap tinggal di rumah megah itu sendirian. Tujuannya agar bos mereka tidak curiga sedikitpun.

Tak berselang lama, kedua wanita itu pun telah sampai ke dalam sebuah perkampungan dengan gang-gang sempit yang berjejer. Rumah-rumah yang padat menghiasi sepanjang langkah mereka. Jalanan nampak terlihat gelap karena penerangan yang kurang bagus. Keduanya pun masuk ke dalam rumah petakan yang tak terlalu luas. Dengan cepat mbok yem segera membuka kunci dan mengajak Gita masuk.

"Maafin mbok yem ya nduk. Kamu jadi kesandung-sandung. Soalnya kita harus cepat. Supaya makhluk itu nggak ngikutin kita." Ujar mbok yem.

"Makhluk apaan sih mbok?? Aku jadi nggak paham. Simbok ini lho ngomongnya selalu muter-muter. Gita bingung." Sahut gita yang merasa seperti di permainkan.

"Hufffffttt.. Hikss.. hikss... Hiksss..."

"Eh.. aduh.. maaf mbok. Maafin gita. Gita nggak bermaksud marah mbok. Gita cuma.. gita cuma.."

"Tolong.. tolongin mbok yem nduk.." pinta mbok yem dengan nada yang memelas. wanita paruh baya itu memeluk lembut telapak tangan gita.

"Tolong apaan mbok? Gita harus apa?" Sahut gita yang kebingungan karena melihat mbok yem menangis seperti itu.

Sejenak kemudian mbok Yem bangkit dan mengambil album foto yang ia taruh di laci meja tamu. Terlihat lembar demi lembar foto lama ia pandangi dengan nanar.

"Kamu lihat ini nduk. hikss..." Ujar mbok yem menunjuk salah satu foto keluarganya. Airmatanya nampak membasahi beberapa lembar foto usang itu.

"Kamu kenal siapa ini?" Tanya mbok Yem lagi.

"Pak Hadi?? ini pak hadi kan mbok?" Seru gita yang masih terlihat bingung. Terlihat foto pak hadi yang jelas memakai pakaian adat jawa berdiri bersebelahan dengan seorang wanita cantik yang mengapit sosok mbok Yem yang masih terlihat muda. Wajah ketiganya nampak sangat bahagia.

"Si-siapa ini mbok? Bukannya ini pak Hadi?" Ujar gita.

"Ya benar. Hadi merupakan anak kandung simbok. Dan ini namanya rida, istri dari hadi. huffftt.." Ucap mbok yem seraya mengusap kering airmatanya.

"Haaa???..." Gita sungguh terkejut atas pernyataan mbok yem yang di luar akal nalarnya. Ia masih belum bisa merangkai apapun dari cerita Mbok yem.

"Dito brengs*k! Hiksss.. hiksss.. hikss.." mbok Yem kembali menangis. Lontaran kata-katanya cukup membuat gita terhenyak.

"Apa maksudnya mbok?" Tanya gita yang mencoba menenangkan wanita paruh baya di hadapannya itu. Tangisan yang pecah berkali-kali dari wanita yang seumuran dengan ibunya sendiri.

"Dito.. Dito lah yang telah membuat hidup kami sengsara!" Geram mbok yem setelah beberapa saat diam tak bergeming.

"Maksud mbok yem? pak dito emang ngapain aja mbok..."

"Semua jauh berawal dari pernikahan yang di paksakan itu nduk. akhirnya semua yang tak berdosa menjadi korban!" Ujar mbok yem sembari menyeka kembali air matanya.

"Maksud mbok yem?" Tanya gita.

"Ya, dito dan sandra menikah bukan atas dasar cinta. Sandra mau menikah dengan dito karena untuk menutupi wajah keluarganya yang memang berasal dari keluarga terpandang."

"Sandra yang saat itu memang tergolong wanita yang cukup bandel. Kehidupan glamor dan bebas sudah menjadi makanan sehari-hari. Pergi pagi pulang pagi sudah menjadi hal lumrah baginya. Papa dan mamanya sendiri juga tak mau ambil pusing dengan anak perempuan semata wayangnya itu. Mereka teramat sibuk dengan dunianya masing-masing."

"Lalu bagaimana bisa pak dito bertemu dengan bu sandra mbok?"

"Dito dulu hanyalah karyawan milik papanya. Sama sepertiku atau kamu. Namun semenjak malam itu, nasib bagaikan berputar dengan cepat bagi dito." Terang mbok Yem.

"Malam itu, simbok sendiri nggak sengaja lihat kejadian ini. Kejadian yang selalu mbok yem rahasiakan selama lebih dari sepuluh tahun."

"Bu sandra satu malam itu, dia pulang dalam keadaan mabuk berat. Suasana rumah saat itu sangat sepi karena sudah mendekati tengah malam. Dito yang memang belum tidur tiba-tiba terkejut karena bu sandra sudah di depan rumah dan dalam keadaan tersungkur tak sadarkan diri."

"Dengan inisiatifnya, ia membopong bu sandra masuk ke dalam rumah. Simbok ingin membantu tapi, perlakuan bu sandra, dulu yang begitu merendahkan karyawan-karyawan seperti simbok. Jadi saat kejadian itu mbok yem memilih acuh saja. Tapi malah.."

"Dito sudah melewati batasannya." Sahut pak hadi yang tiba-tiba sudah ada di belakang Gita. Membuat gita sedikit terjingkat karena terkejut.

"Ssppppp.... Huuufffffftttt..." Asap rokok mengepul tebal terbang ke langit-langit ruangan.

"Dito tergoda dengan tubuh sandra yang sedang tak sadarkan diri. Dengan rakus ia melakukan hal yang tak pantas itu. Kejadian yang membuat bu Sandra hamil dan mengubah seketika nasib dito." Terang pak Hadi.

"Bertahun-tahun berjalan semu membosankan. Kehidupan dua hati yang tak cinta membuat mereka seakan memiliki jalan sendiri-sendiri. Hingga ketika anak mereka sudah lahir, tak sedikit pun menggoyahkan hati mereka." Sambung pak hadi.

Cgglukkk..

"Lalu sekarang dimana anak mereka? Apakah dia masih hidup mbok?" Tanya gita.

"Nindya lahir dengan keberuntungan materi yang berlimpah ruah. Namun kasih sayang dari kedua orangtuanya lah yang sebenarnya ia ingin dapatkan. Dan takdir pun berkata lain, persaingan bisnis yang ketat membuat Nindya harus terkena imbas dari kiriman santet dari orang dengki yang menginginkan kehancuran bagi dito sekeluarga."

"Gadis kecil itu tiba-tiba saja jatuh dan koma sesaat setelah merayakan ulang tahunnya yang ke 11. Dan semenjak itu, kondisinya semakin buruk dan semakin memprihatinkan. Berbagai pengobatan medis hingga non medis sudah di jajal oleh dito maupun sandra. Namun bukannya kesembuhan yang di dapat tetapi malah Nindya harus dinyatakan mati beberapa kali kemudian hidup lagi. Begitu seterusnya selama 40 hari Nindya berjuang dengan penyakitnya misteriusnya." Ucap Hadi.

"Setitik harapan muncul ketika seorang dukun tua datang dan menawarkan sebuah solusi. Dito yang enggan kehilangan segalanya tanpa pikir panjang langsung menuruti apapun keinginan dukun itu. Dengan harapan Nindya bisa sembuh dan dia tak kehilangan apapun yang selama ini ia raih. Ia sadar jika tanpa nindya, ia tak punya ikatan apapun dengan sandra. Dan tak akan ada alasan apapun untuk sandra tetap mempertahankannya sebagai suami. Intinya ia akan tersingkir cepat atau lambat." Jelas pak hadi.

"Dukun itu.. dia yang pertama kali harus kita singkirkan di. Dia penghalang terbesar untuk kita. Ingat! Dia punya peliharaan yang selalu mengawasi gerak-gerik kita." Sahut mbok yem.

"Peliharaan?" Tanya gita.

"Kuntilanak merah!" Jawab pak hadi dan mbok Yem secara bersamaan. Suara mereka terdengar lirih berbisik jelas di telinga gita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!