Dengan sedikit keraguan gita pun masuk ke dalam pintu tersebut. Ia intip sejenak, mencari tau apa yang berada di balik pintu yang menganggu pikirannya tersebut. Nampak sebuah lorong gelap terhampar di depan matanya. Lorong yang cukup luas namun terasa pekat dan pengap. Remang cahaya dari lampu kuning kecil menghiasi sudut-sudutnya saja. Merinding sontak merambat cepat ke seluruh tubuhnya. Ia hendak berbalik dan lari sekencang-kencangnya. Namun...
Sebuah suara rintihan terdengar mengalun sengsara. Dengan jantung yang berdetak kencang gita mencoba memberanikan diri untuk memeriksa sumber suara yang tak di ketahui asalnya. Wanita itu terus mendengarkan dengan telinga yang terus ia pasang dengan hati-hati. Rasa khawatir akan ketahuan sang empunya rumah terus membayangi hatinya. Hatinya terus memantapkan diri untuk terus berani.
Hingga akhirnya di antara belasan pintu yang berjejer, ada satu pintu paling pojok ruangan yang terasa ganjil. Pintu yang hanya di lilit dengan tali berwarna putih kusut. Suara makin jelas terdengar tatkala telinga gita menempel pada daun pintu tersebut. Dengan perlahan, ia buka tali yang melilit tak cukup kencang itu. Gelap pengap dengan bau-bau yang bermacam-macam. Semakin ia ingin masuk, semakin bau dupa seketika menyeruak semakin menusuk indera penciumannya.
Perlahan namun pasti, ia mengintip sejenak di dalam ruangan pengap itu. Samar-samar terlihat sesosok perempuan yang tengah terbaring tanpa adanya kehidupan yang terpancar darinya. Menilik ke arah yang lain lagi, mata gita kembali menangkap pemandangan yang memilukan. Terlihat seorang wanita lusuh yang tengah di rantai kakinya. Rambutnya acak-acakan dengan kondisi yang jauh dari kata bersih.
Wanita itu nampak terengah-engah. Matanya terlihat memburu dengan gigi-gigi gemetaran. Bau anyir tercium semakin memuakkan. Sosok gadis kecil nampak mencoba mengelus-elus pundak wanita itu. Di tengah kegelapan yang menyelimuti seluruh ruangan. Gita melihat sosok gadis yang tak asing lagi baginya.
"Dewi?!"
"Kak gita?"
Sontak kedua pasang mata itu bertemu dalam haru. Ada rasa tidak percaya dalam benaknya. Namun melihat adiknya terlihat dalam ruangan itu membuat gita semakin terhenyak. Apalagi kondisinya juga sama mengenaskan dengan wanita yang sedang terlihat kesakitan itu.
"Tolong.. kak gita. Kak gita kok bisa ada disini? Tolong kami kak. Dewi takut. Huhuhuhu." rengek bocah kecil itu.
"Kamu kenapa bisa ada disini sih?" Tanya gita. Ia merengkuh masuk dan segera duduk bersimpuh di antara benda-benda yang tak begitu nampak wujudnya karena tertutup gelap.
"Dia.. dia di culik! Si begundal dito! Dia monster.." ujar wanita itu dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Kamu.. kamu sendiri siapa dan mau apa kesini?" Tanya wanita itu terlihat sinis. Ia sedikit menarik dewi untuk sedikit menjauh dari gita.
"Mundur! Kita tidak tau dia berada di pihak mana?!" Bisik wanita itu lirih penuh waspada.
"Tapi mbak rida. Dia kakakku. Dia nggak mungkin jahat." Jawab dewi dengan polosnya.
"Semua kemungkinan bisa terjadi wi." Ujar perempuan lusuh itu tetap menahan tubuh dewi.
"Mbak rida? Kamu mbak rida?" Panggil gita setelah mendengar adiknya mengucapkan nama tersebut.
"Kamu mbak rida ya? Alhamdulillah.. pak hadi sama mbok yem.." Ucap gita lagi dengan wajah sumringah.
"Mas hadi? Ibu? Kamu kenal mereka?! Bagaimana keadaan mereka? Apakah mereka sehat semua kan?" Cecar rida yang memang sudah sangat lama sekali merindukan kedua sosok yang ia sayangi tersebut. Matanya terlihat berbinar tatkala kedua nama itu terdengar.
"Sehat mbak. Astaga mbak..." Jawab gita ikut meneteskan air mata karena saking terharunya. Haru dan rasa kasihan yang berbaur menjadi satu.
"Syukurlah. Alhamdulillah. Hiksss.. hiksss..." Ujar mbak Rida terlihat masih terisak mendengar kabar dari suaminya. Gita mengelus lembut pucuk pundak wanita yang hanya memakai daster rombeng tersebut. Tak terbayang bagaimana kehidupannya selama di sekap di dalam sini.
Melihat kondisi mbak rida yang demikian, membuat hati gita seakan kembali terketuk. Dirinya ikut bisa merasakan bagaimana tersiksanya wanita itu. Dalam keadaan kondisi hamil besar, dirinya harus tersekap dalam ruang pengap. Terbersit keinginan untuk segera bisa membawa wanita itu juga adik perempuannya untuk bisa keluar dari rumah jagal ini. Tapi bagaimana caranya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments