Nona Nindya

Pagi perlahan mulai menyingsing, semburat kuning menganak tipis di ufuk timur. Kokok ayam saling bersahut-sahutan menandakan sang mentari akan segera duduk di singgasana megahnya. Hari kedua untukku di rumah ini. Aku kini tengah membantu mbok Yem untuk bersih-bersih seisi rumah. Tak ada lagi percakapan membahas kejadian semalam. Hanya percakapan kecil biasa yang terjalin antara kami. Ya seperti sebelum-sebelumnya, hanya percakapan yang terkesan hanya basa basi saja antara kami. Aku pun juga sebenarnya enggan untuk membahas kejadian mengerikan yang terjadi semalam. Aku lebih memilih memendamnya sendiri saja. Itu lebih baik.

Samar-samar terdengar derit gerbang tengah di buka. Ternyata pak Hadi juga pak Totok yang baru saja tiba disini. Mbok Yem pun segera mengisyaratkan agar aku segera menyelesaikan pekerjaanku dan segera membantu pak Totok.

"Dek, sudah biar mbom yem saja yang teruskan menyapunya. Kamu bantu Totok saja. Jual itu buah-buahan ke pasar. Biar nanti kalau pak Dito pulang, semuanya sudah beres." Ujar mbok Yem.

"Baik mbok Yem." Balasku.

"Oh, nanti suruh pak Totok kesini dulu ya nduk. Simbok ada yang mau di bicarakan sebentar." Ucap mbok Yem sesaat setelah aku berjalan menuju pekarangan belakang.

"Iya mbok." Jawabku.

Aku pun segera berjalan ke belakang rumah untuk menemui pak Totok. Disana terlihat dua karung alpukat yang kemarin aku dan beliau panen sudah menumpuk di belakang rumah. Seperti biasa pak Totok terlihat tersenyum ramah menyembutku. Mengingatkanku pada mendiang bapakku yang beberapa tahun lalu pergi untuk selamanya.

"Pak Totok, di panggil sama mbok Yem tuh di dapur." Ucapku sembari berbalas senyum. Senyum yang ceria, seceria hatiku.

"Oh, ada apa ya nduk. Tumben mbok Yem manggil gitu." Tanya pak Totok.

Aku hanya menggelengkan kepalaku karena tidak tahu juga. Aku hanya mengikuti perintahnya saja bukan. Hingga sejenak kemudian, pak Totok pun pergi menuju pintu belakang yang memang tak begitu jauh dari tempat kami berdiri.

Setelah hampir 15 menit menunggu, aku merasa cukup heran karena cukup lama juga pak Totok di dalam rumah. Apa ada hal penting yang mereka bicarakan ya. Entahlah. Karena bosan menunggu dan lumayan lama juga aku duduk menanti, matahari pun terasa sudah kian cepat meninggi di atas kepala. Panas guys. Karena sudah merasa cukup kepanasan di luar sini, dan keduanya pun tak kunjung terlihat batang hidungnya. Aku akhirnya berinisiatif untuk menyusul pak Totok dan mbok Yem ke dalam. Siapa tau mereka butuh bantuanku. Mungkin.

Aku pun perlahan berjalan ke dapur. Aneh! Tak ada mereka berdua disana. Seinggatku baru beberapa saat lalu aku samar-samar mendengar percakapan antara mereka berdua. Aku coba lagi berjalan menyusuri segala sudut rumah, tetap tak menemukan mbok Yem maupun pak Totok. Kemana kedua orang itu pergi. Rasa penasaran membuatku kian bertanya-tanya. Akhirnya setelah beberapa saat mencari, aku melihat mereka sedang berada di depan rumah tepat di bawah pohon beringin yang teduh itu. Namun, aku hanya melihatnya dari jendela di samping pintu. Jendela yang sama ketika kejadian tadi malam menimpaku. Hiiii...

Aku coba memicingkan mataku lebih tajam. Terlihat mbok Yem dan pak Totok sedang berdebat di bawah pohon beringin tua di depan rumah. Apa yang sedang mereka berdua ributkan? Dan, Apa juga yang sedang mereka lakukan disana? Sekilas nampak juga pak Hadi yang tengah berjongkok dan sedang melakukan sesuatu membelakangi mbok Yem dan pak Totok. Suara mereka hampir tak terdengar sama sekali karena jarak yang cukup jauh. Aku pun mengintip mereka dengan teliti. Lagi-lagi, Jarak yang cukup jauh membuatku tak begitu jelas mengamati ketiganya. Namun, Tiba-tiba..

Mereka bertiga serentak, seolah menengok ke arahku secara bersamaan. Dan dengan senyum yang seakan di paksa mereka balas memperhatikanku. Deg! Apa yang terjadi disini?. Apa aku ketahuan mengintip mereka?! Wajah dan pandangan mereka seakan mengintimidasiku. Aku segera berlari ke arah belakang secara spontan. Nafasku seakan tersengal-sengal meskipun jarak pintu depan dan pekarangan belakang rumah tak lebih dari 50 meter. Rasa penasaranku berubah seketika menjadi kecemasan bercampur ketakutan yang kini bisa aku rasakan. Apa benar aku tadi ketahuan mengintip mereka? Kenapa aku merasa begitu ketakutan akan sesuatu?! Jantungku kian nyeri kurasa. Pandanganku tiba-tiba buyar seketika. Tubuh yang berusaha kupaksa tegar berdiri menopang seakan kian goyah. Pijakan kakiku sudah seperti tak terasa lagi. tolong...

Brugghhhh!!!!!!

...****************...

Sementara itu Di tempat lain.

"Sudah selesai?" Tanya pak Dito.

"Sudah. Ayo pulang." Ucap bu Sandra dengan wajah sumringah. Ia langsung saja duduk di samping suaminya.

"Kenapa wajahmu murung sekali mas Dito?" Ujar bu Sandra mencoba mendekati wajah tampan suaminya yang sedang memandang kosong ke arah jalanan.

"Tidak, aku hanya..." jawab pak Dito sembari melepas pandangan manja istrinya. Ia memilih untuk lebih berfokus pada setir mobilnya.

"Apa kau tidak bahagia menikah denganku? Bukankah itu semua keinginanmu dulu? Apa kau menyesal dito? Setelah apa yang aku dan dukun keluargaku lakukan pada kehidupanmu?" Cecar bu Sandra seraya menangkup wajah pria di hadapannya.

"Aku.. aku bahagia." Jawab pak Dito datar.

"Aku hanya berfikir. Apa yang kita lakukan ini apakah tidak terlalu berlebihan. Aku merasa kasihan dengan Nindya. Apalagi jika dia harus dijadikan... " Ucap pak Dito. Kali ini suaranya terdengar melunak.

"Sudahlah dito. Aku lelah. Kita bahas nanti di rumah saja." Ujar bu Sandra terdengar sedikit jengkel. Ia kemudian menempelkan headset miliknya sembari memejamkan mata sejenak. Alunan musik lembut mengalir ke telinganya. Mengiringi sukmanya masuk ke alam mimpi.

Sekilas cerita mundur 10 tahun yang lalu.

Denting sendok makan yang beradu di pagi hari. Satu keluarga utuh yang sedang mencoba mengisi perut mereka sebelum memulai aktivitas harian mereka masing-masing.

"Papah... Emmmm... nanti sore 'kan ulang tahun Nindya, papah datang ya. Papah jangan sibuk-sibuk terus dong. Papah kan udah janji kemarin." Celetuk bocah yang masih memakai piyama bermotif barbie itu.

"Iya nanti papah usahain ya sayang. Sesuai janji papah kemarin, Nanti pulangnya papah beliin boneka unicorn kesukaan kamu deh. Nanti papah beliin yang jumbo." Ucap Dito tersenyum. Mulutnya masih sibuk mengunyah sarapan paginya.

"Mah.. mamah... nanti bagusnya aku pakai gaun yang mana ya? Merah atau yang biru? Mamah nanti temenin Nindya ya buat dandan. Biar nanti Nindya kelihatan cantik kaya mamah.. Hehehehe.. " Ujar Nindya berpaling mengahadap ibunya. Senyum manis bocah perempuan itu terlihat mengembang.

"Aduh.. mamah lagi sibuk banget sayang. Nanti kamu minta bantuin itu sama mbok Yem atau kalau nggak sama mbak Rida tuh... Mamah hari ini harus ke kota dulu ya sayang. Nanti sore pokoknya mamah usahain pasti sudah pulang. Biar kita bisa ngerayain ulang tahun kamu sama-sama." Ucap Sandra sama sekali tak menoleh pada anak gadisnya. Matanya masih terpaku tajam pada layar handphonenya.

Krriiingggg... Tuttt.... Tutttt... Tutttt...

"Aduh mamah sudah di tunggu di depan lagi. Yaudah mamah pergi dulu ya sayang. Mmmuahh.. selamat ulang tahun Nindya. Love you.." Ucap Sandra.

"Iya mah makasih." Balas Nindya dengan wajah yang terlihat murung. Ia terlihat hanya mengaduk-aduk nasi goreng sosisnya dengan malas.

"Papah juga berangkat dulu ya sayang. Papah ada rapat mendadak pagi ini. Selamat ulang tahun ya princesku. Mmmuah.. papah janji nanti akan pulang tepat waktu. Oke?" kali ini giliran Dito yang bergegas melenggang pergi dengan langkah terburu-buru. Dengan HP yang terus melekat di telinganya. Hingga tersisa hanya Nindya seorang yang masih duduk di tempatnya semula. Hening, sepi, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.

"Hikkkssss... Hikssss.... Hikkssss..." Suara tangis mulai samar-samar menggaung setelah kepergian Dito dan Sandra. Suara kecil dari seorang gadis yang merasa seorang diri hidup di dalam sangkar emas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!