Devan yang sudah hilang kendali saat mengetahui istrinya telah melakukan hal kotor dengan saudara sepupunya, pun tidak ambil diam dan langsung mengantarkan pulang ke rumah orang tuanya untuk dikembalikan.
Saat itu juga, Devan menarik paksa tangan Liyan dengan kuat, perempuan yang baru saja dinikahi dan diceraikannya langsung.
"Aku ikut." Ucap Vando yang tengah berdiri di belakang Devan.
"Kamu tidak perlu ikut. Karena aku tidak perlu menampakkan wajahmu untuk menghadap Tuan Boni." Sahut Devan tanpa menoleh.
Kemudian, ia langsung menarik paksa Liyan untuk diantar pulang ke rumah orang tuanya.
Dengan langkah kakinya, Liyan kesusahan saat mengimbangi Devan karena begitu gesit jalannya.
"Van, ada apa dengan mereka?" tanya Ibunya Vando saat melihat keponakannya tengah menarik paksa Liyan.
Vando sendiri masih diam, bingung harus menjawabnya apa.
"Devan! tunggu." Panggil ibunya Vando dengan langkah kakinya yang terburu-buru mengejar keponakannya.
Devan langsung berhenti, namun sama sekali dirinya tidak menoleh ke belakang.
"Kalian berdua mau kemana? ada masalah apa dengan kalian?" tanya ibunya Vando.
"Tanyakan saja kepada putramu, karena jawaban ada padanya." Jawab Devan dan langsung membawa Liyan pulang ke rumah orang tuanya.
Ibunya Vando yang penasaran apa yang tengah terjadi, pun langsung mendekati putranya.
"Katakan sama Mama, ada apa sebenarnya?" tanya ibunya dengan rasa penasaran.
Vando masih diam, tak kuasa untuk mengatakannya langsung kepada ibunya.
"Vando! jawab pertanyaan dari Mama." Bentak ibunya.
"Vando sudah menodai Liyan, Ma. Maafkan Vando, maaf." Jawab Vando sambil menunduk.
Saat itu juga, ibunya langsung mengangkat dagunya dan menatap tajam dengan penuh amarah kepada putranya.
"Apa! kamu sudah menodai Liyan?"
Vando mengangguk.
"Iya, Ma." Jawab dengan napasnya yang berat ketika harus berkata jujur di depan ibunya.
Tanpa peduli siapa yang sedang dihadapi, ibunya Vando langsung menampar kuat pada pipi sebelah kanan milik putranya.
PLAK!
Sebuah tamparan mendarat di pipi miliknya Vando dengan tenaga yang cukup kuat.
"Lelaki macam apa kamu, Vando. Baru mengenalimu, kamu sudah berani memberi luka yang menyakitkan kepada Mama kamu sendiri. Sungguh, Mama sangat kecewa sama kamu." Ucap ibunya merasa sakit hati ketika putranya sudah berbuat kotor tanpa penyesalan dan pengakuan, pikir ibunya.
"Maafkan Vando, Ma, maaf. Bagaimana mau mengatakannya dengan jujur, jika Devan bersikukuh untuk menikahi Liyan. Juga, Liyan sudah menolak pernikahan, tapi tidak dihiraukan." Jawab Vando asal.
PLAK!
"Seharusnya kamu bisa berpikir lebih, tidak lari dari kenyataan. Mama benar-benar kecewa sama kamu, Vando." Ucap ibunya dengan perasaan penuh kecewa atas perbuatan putranya.
"Maafkan Vando, Ma." Jawab Vando yang tidak tahu harus berkata apa-apa lagi.
"Karena kamu yang sudah memulainya, tunjukkan rasa tanggungjawab mu di depan keluarganya Liyan. Awas saja kalau sampai kamu lari dari kenyataan." Ancam ibunya.
Vando mengangguk.
"Baik, Ma. Sekarang juga, Vando akan menemui keluarganya Liyan." Jawab Vando dan bergegas pergi untuk menyusul.
Sedangkan Devan yang tengah dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya Liyan, ia terus mempercepat laju kendaraannya.
Tidak peduli dengan padatnya jalanan yang dipenuhi kendaraan yang lalu lalang dari arah yang berlawanan, Devan terus menambah kecepatannya hingga tidak menempuh waktu lama, akhirnya sampai juga di depan rumahnya.
"Turun!" bentak Devan yang masih dikuasai oleh emosinya.
Tentu saja, Liyan begitu takut dan juga serasa terancam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Susantiafria 0304
kan sudah di bilang dari awal pernikahan mereka nggak percaya maka dari itu
2023-08-12
0