Selepas kepulangannya ke padepokan, Sang Maha Guru begitu sering melatih murid-muridnya. Hal ini membuat semua muridnya keheranan sekaligus khawatir. Karena kalau Sang Maha Guru sudah sangat sering melatih murid-muridnya, itu artinya akan ada sebuah masalah serius yang dihadapi padepokan ini.
Sang Maha Guru melatih keras semua murid yang ada di padepokan ini, terutama murid senior. Dia sama sekali belum mengatakan kegusarannya tentang apa yang akan terjadi. Namun Sang Maha Guru memerintahkan semua muridnya untuk berjaga di padepokan ini dan juga area di sekitarnya, siang dan malam secara bergantian. Sang Maha Guru seperti tidak pernah tidur.
Hal itu menimbulkan banyak sekali pertanyaan diantara murid-muridnya. Apalagi setelah mereka tahu kalau Sang Maha Guru hampir setiap hari mengirimkan sebuah surat untuk Prabu Jabang Wiyagra. Surat-surat itu dikirimkan oleh Lare Damar.
Hampir setiap hari Lare Damar pulang pergi ke Kerajaan Wiyagra Malela untuk bertemu dengan Prabu Jabang Wiyagra. Sepanjang perjalanannya, Lare Damar sering mendapati kekacauan-kekacauan kecil yang terjadi. Tak jarang juga dia menemukan orang mati di tengah jalan yang mati dibuang begitu saja.
Dan kebanyakan mayat-mayat itu adalah mayat para prajurit yang saling serang satu sama lain. Terutama saat dia memasuki wilayah Kerajaan Batih Reksa atau pun Kerajaan Reksa Pati. Pasti selalu saja ada orang mati.
Selalu saja ada pertarungan antar prajurit dari kedua kerajaan tersebut. Lare Damar tidak berani ikut campur kalau dia tidak mendapatkan perintah langsung dari Sang Maha Guru. Jadi sekali pun dia melihat orang dipukuli di depannya, Lare Damar tidak akan membantunya.
Bukan karena dia tidak peduli, tapi dia khawatir kalau salah satu dari mereka tahu dari mana Lare Damar berasal. Entah apa isi surat yang dibawa Lare Damar. Dia hanya membawa surat dari Sang Maha Guru yang kemudian ditukar dengan surat balasan dari Prabu Jabang Wiyagra.
Dan hal itu ia lakukan hampir setiap hari. Waktu Lare Damar juga sangat sempit, karena setelah surat ada ditangannya, maka secepat mungkin dia harus menyampaikannya. Entah untuk Sang Maha Guru, atau pun untuk Prabu Jabang Wiyagra.
Walau pun Lare Damar memiliki keterbatasan fisik, tapi ilmu kanuragan yang dimiliki Lare Damar tidak main-main. Dia bisa secepat kilat pindah dari satu tempat ke tempat lain. Dia juga bisa menghilangkan dirinya dari pandangan mata orang, hanya dengan selembar daun.
Bahkan tidak jarang dia juga berubah wujud menjadi seekor kucing, anjing, burung, dan berbagai jenis hewan lainnya sesuai dengan keinginannya. Lare Damar jadi sulit dikenali dan sulit dilacak. Beberapa kali pergerakannya sempat diendus oleh para prajurit yang menjaga wilayah mereka masing-masing.
Beberapa prajurit yang memiliki kemampuan lebih pasti akan mencurigai sesuatu. Mereka bisa melihat ada keanehan yang terjadi terhadap apa pun yang nampak di depan mereka. Pernah satu kali Lare Damar hampir saja disembelih oleh para prajurit yang sedang berburu karena dia berubah menjadi seekor kelinci.
Tapi dengan cepat ia bisa lolos dari tangkapan para prajurit. Hal itu yang kemudian menjadi kecurigaan para prajurit yang menangkapnya. Karena Lare Damar bisa bebas dari jaring tangkapan para prajurit dengan cara yang tidak semestinya bisa dilakukan oleh seekor kelinci.
“Mulai sekarang kamu harus lebih berhati-hati Damar. Tidak semua prajurit itu lemah. Dan setiap ilmu kanuragan memiliki kelemahannya sendiri.”
“Baik Romo. Tapi saya ingin sekali menolong para warga desa yang menjadi korban kebiadaban para prajurit itu Romo. Saya tidak tega melihat mereka disiksa dan ditindas.”
“Aku tahu Lare Damar. Tapi ada hal yang jauh lebih penting dari semua itu.”
“Mohon Maaf Romo, saya sudah sering pulang pergi dari tempat ini untuk mengirimkan surat dari Romo. Tapi saya tidak pernah tahu ada masalah apa antara Romo dengan Kangmas Prabu Jabang Wiyagra.”
“Apa pun isi suratnya, kamu tidak perlu tahu anakku. Yang jelas, akan ada sebuah peristiwa besar yang akan memakan banyak korban. Perang yang jauh lebih mengerikan dari sebelumnya. Kita tidak akan kelaparan dan kehausan seperti dulu, tapi kita akan menyaksikan kematian akibat pembantaian.”
“Maksud Romo? Saya benar-benar tidak paham Romo.”
“Akan banyak sekali perubahan besar yang terjadi. Dan perubahan itu dilakukan oleh Nanda Prabu Jabang Wiyagra. Namun, sebuah perubahan besar perlu pengorbanan yang besar.”
Lare Damar memegang dada dengan kedua tangannya. Dia menghela nafas panjang. Semua hal itu tidak diketahuinya selama ini. Awalnya dia fikir surat-surat itu hanya surat biasa. Tapi semakin lama surat-surat itu membuatnya penasaran. Karena tidak berani membuka surat itu, akhirnya Lare Damar memberanikan dirinya untuk bertanya langsung kepada Sang Maha Guru.
“Kamu harus mulai memperhatikan setiap langkahmu anakku. Berhati-hatilah selalu dalam perjalanan. Ada kabar kalau Kerajaan Reksa Pati juga mulai kacau. Karena Nanda Prabu Ditya Kalana belum ditemukan sampai sekarang.”
“Baik Romo. Saya akan selalu menjaga amanah dari Romo.”
Suasana di Kerajaan Reksa Pati memang sudah semakin memanas. Tidak jarang antar prajurit Kerajaan Reksa Pati saling serang satu sama lain. Sebenarnya ini adalah kesempatan yang bagus untuk Prabu Jabang Wiyagra melakukan serangan ke Kerajaan Reksa Pati.
Tetapi karena Sang Maha Guru masih menahannya, Prabu Jabang Wiyagra dan para abdinya pun harus bersabar untuk menahan diri mereka. Mereka harus menunda rencana mereka untuk menduduki Kerajaan Reksa Pati yang mungkin sebentar lagi akan hancur, karena ulah dari orang-orang di dalamnya.
Kekacauan yang dibuat oleh para pendukung Gabah Lanang semakin menjadi. Mereka yang mendukung Gabah Lanang terus melakukan penyerangan kepada siapa pun yang tidak mendukung Gabah Lanang.
Padahal, para pengikut setia Gabah Lanang tidak tahu kalau sekarang Gabah Lanang yang mereka lihat sebagai sosok yang kuat itu sudah kalah dan menjadi tahanan dari sebuah kerajaan kecil yang bahkan tidak terlalu dikenal namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments