Setelah menerima penawaran dari Prabu Ditya Kalana, Prabu Jabang Wiyagra pun mengirimkan Patih Sanggem dan Patih Kayat untuk memberikan pengawalan, karena Prabu Ditya Kalana akan berkunjung ke Kerajaan Wiyagra Malela bersama dengan pamannya Gabah Lanang, dan juga Maha Patih Kinjiri.
Kunjungan itu dimaksudkan untuk mempererat hubungan dua kerajaan. Nimas Ayu Anindya sebenarnya merasa khawatir dengan semua rencana dari para Patih kerajaan yang memberikan saran kepada suaminya untuk menerima tawaran tersebut.
Karena dia tahu betul bagaimana sifat Prabu Ditya Kalana yang disetir oleh pamannya, Gabah Lanang.
“Dinda, tidak usah khawatir. Semua rencana yang sudah aku susun bersama dengan para Patih kerajaan pasti akan berjalan dengan lancar.” Ucap Prabu Jabang Wiyagra kepada istrinya.
“Kakanda, bagaimana aku tidak khawatir? Kanda menerima tawaran dari Prabu Ditya Kalana yang hanya seorang raja muda yang dikendalikan oleh Gabah Lanang. Gabah Lanang adalah orang yang sangat licik Kanda. Dia selalu berusaha mencari kesempatan dalam setiap kesempitan.”
“Aku tahu Dinda, aku tahu. Tapi jika kita ingin hidup tenang, maka inilah jalannya. Jangan sampai kerajaan kecil ini menjadi api tanpa asap. Semua orang tahu kemegahan, kemahsyuran, dan keramah-tamahan kerajaan ini, tapi jika kita tidak bisa menghentikan peperangan dua kerajaan besar ini, selamanya Kerajaan Wiyagra Malela hanya akan menjadi tempat hiburan.”
“Baiklah Kanda. Tapi Kanda harus berjanji, jangan pernah meninggalkan Dinda. Dan jangan mati di medan perang.”
“Iya. Iya Dinda. Aku berjanji. Aku akan berusaha. Aku berjanji.”
Prabu Jabang Wiyagra memeluk erat istrinya. Dia tahu bagaimana rasa khawatir yang sedang mendekap istrinya. Namun ia tidak punya pilihan. Dia tidak mau Kerajaan Wiyagra Malela selamanya menjadi kerajaan kecil yang hanya menjadi tempat wisata.
Prabu Jabang Wiyagra ingin kerajaan ini berkembang besar seperti kerajaan-kerajaan besar yang lainnya. Dia ingin kedamaian tercipta dibawah kekuasaannya. Kerajaan Batih Reksa dan Reksa Pati sudah sulit didamaikan, apalagi disatukan. Jadi jalan satu-satunya adalah memerangi mereka satu persatu.
......................
Kedatangan Prabu Ditya Kalana di Kerajaan Wiyagra Malela sampai ketelinga kerajaan-kerajaan besar yang lain. Mereka semua khawatir kalau perang ini akan menjadi perang besar yang kemudian menyeret kerajaan yang lainnya.
Namun Prabu Suta Rawaja dari Kerajaan Rawaja Pati, Prabu Bujang Antasura dari Kerajaan Antasura, dan juga Prabu Bagas Candramawa dari Kerajaan Candramawa telah sepakat untuk tidak ikut campur terlebih dahulu dengan urusan Kerajaan Wiyagra Malela dan Kerajaan Reksa Pati.
Mereka semua justru semakin mempererat tali persaudaraan mereka. Karena Prabu Suta Rawaja mulai merasakan kegundahan. Prabu Suta Rawaja adalah kakak kandung dari Prabu Jaya Digdaya. Yang berarti, Prabu Suta Rawaja adalah Uwa dari Prabu Ditya Kalana dan Prabu Sura Kalana.
Prabu Suta Rawaja tidak pernah mau ikut campur dalam perang dua saudara itu, karena mereka sangat sulit untuk dinasehati. Ditambah lagi dia juga tidak tega kalau harus membunuh keluarganya sendiri, apalagi mereka berdua adalah anak dari adik kandungnya, Prabu Jaya Digdaya.
Namun setelah mengetahui kalau Prabu Ditya Kalana bergabung dengan Prabu Jabang Wiyagra, dia menjadi semakin khawatir. Karena cepat atau lambat, dia pasti akan terlibat. Dalam perkumpulan yang diadakan oleh Prabu Bujang Antasura di kerajaannya, akhirnya Prabu Suta Rawaja mengungkapkan kekhawatirannya itu kepada sahabat-sahabatnya.
“Jujur saja, aku sangat khawatir dengan perang ini. Karena dengan bergabungnya Ditya Kalana dengan Prabu Jabang Wiyagra, pasti akan menguatkan kekuatan Kerajaan Reksa Pati. Aku belum siap untuk melihat Sura Kalana mati.” Ucap Prabu Suta Rawaja kepada mereka semua.
“Tenangkan dirimu sahabatku. Selama kamu tidak ikut campur dalam perang mereka, maka semuanya akan berjalan dengan baik. Aku yakin, Prabu Jabang Wiyagra tidak benar-benar menerima penawaran itu begitu saja. Pasti dia merencanakan sesuatu untuk kedua putra dari adikmu, mendiang Prabu Jaya Digdaya.”
“.....Aku mengenal baik siapa Jabang Wiyagra. Dia bukan orang sembarangan. Kita amati saja permainannya. Yang terpenting, kita semua yang ada di ruangan ini tidak melanggar perjanjian yang sudah kita sepakati bersama.” Ucap Prabu Bujang Antasura.
“Benar apa yang dikatakan oleh Prabu Bujang Antasura, Prabu Suta Rawaja. Prabu Bujang Antasura, dan kita semua yang ada di tempat ini mengenal baik Prabu Jabang Wiyagra. Dilihat dari sepak terjangnya sebelum ini, dia pernah berhasil menghentikan perang besar antara Ditya Kalana dan Sura kalana selam beberapa tahun. Dan sekarang, dia pasti juga sudah memiliki rencana yang bagus untuk mendidik kedua putra dari mendiang Prabu Jaya Digdaya.” Ucap Prabu Bagas Candramawa.
“Ya. Terimakasih banyak semuanya. Aku sudah sangat tua. Dan tidak bisa bertarung seperti dulu lagi. Kalau dua saudara kandung itu datang kepadaku untuk ikut bergabung dengan salah satu dari mereka, aku tidak yakin bisa menolaknya. Pasti mereka akan mengancamku. Aku juga tidak yakin bisa melawan mereka.” Jawab Prabu Suta Rawaja.
Prabu Suta Rawaja memang raja yang paling tua diantara mereka. Umurnya sudah lebih dari seratus tahun. Dia sedikit lamban sekarang. Ditambah lagi dia tidak memiliki putra mahkota atau pun permaisuri, karena dulu putra mahkota dan permaisurinya meninggal karena mengalami sakit yang parah.
Dan satu-satunya orang yang pantas menggantikan Prabu Suta Rawaja adalah Maha Patihnya, yaitu Maha Patih Raseksa. Prabu Bagas Candramawa dan Prabu Bujang Antasura pun merasa sedih melihat keadaan Prabu Suta Rawaja. Disana juga ada raja-raja dari kerajaan kecil yang ada dibawah kekuasaan tiga raja besar itu.
Mereka saling berbisik satu sama lain, dan mereka memutuskan untuk memberikan perlindungan penuh kepada Prabu Suta Rawaja saat perang sudah benar-benar pecah.
“Prabu Suta Rawaja, aku mewakili seluruh raja-raja yang ada di ruangan ini, kami memutuskan untuk memberikanmu perlindungan penuh kepadamu dan kerajaanmu. Kami akan memenuhi kerajaanmu dan semua wilayah pentingnya dengan pasukan kami.”
“.........Prabu Suta Rawaja makan dan minum di meja ini bersama kami, maka Prabu Suta Rawaja adalah sahabat, saudara, dan keluarga kami!” Ucap Prabu Bujang Antasura.
Prabu Suta Rawaja menatap haru ke arah mereka semua yang ada di ruangan ini. Selama ini Prabu Suta Rawaja selalu merasa kesepian dan selalu berada dalam kesendirian. Hanya Maha Patih Raseksa yang mampu menghiburnya. Namun sekarang, dia juga merasakan dari keluarga barunya. Dia benar-benar merasakan kembali rasa kekeluargaan yang sebenarnya, diumurnya yang telah senja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments
Sofyan Muchtar
seperti nya bagus ceritanya tapi kok sepi like, kalau cerita cina past ramai meskipun jelek hehehehe bukan rasis tapi fakta
2023-10-15
1