Operasi yang dilakukan oleh Kelabang Jagad dan kelompoknya mulai membuahkan hasil. Dia berhasil mendapatkan lokasi pasti penjara dari Gabah Lanang. Dan ternyata, Gabah Lanang berada jauh dari istana kerajaan yang menahannya.
Tempat itu dijaga ketat oleh ratusan pendekar, murid dari Mangku Cendrasih. Banyak anggota pasukan Kelabang Jagad yang tidak berani mendekat ke tempat tersebut. Karena nama Mangku Cendrasih membuat mereka bergidik ngeri. Kalau Gabah Lanang saja bisa kalah, mereka tentu saja bisa dikalahkan dengan mudah.
Hal itu membuat Kelabang Jagad marah besar, karena para pasukannya banyak yang menjadi pengecut setelah mereka tahu kalau para pendekar itu adalah murid-murid dari Mangku Cendrasih.
“Kenapa kalian menjadi pengecut seperti ini?!” Ucap Kelabang Jagad kepada para bawahannya.
“Mohon maaf ketua, tapi Mangku Cendrasih bukanlah orang-orang sembarangan. Begitu juga dengan murid-muridnya. Mereka memiliki ilmu kanuragan yang bahkan kita semua tidak tahu apa kelemahannya.” Jawab salah dari mereka.
“Apa diantara kalian sudah ada yang bertarung dengan mereka?! Hah?! Jawab bodoh!”
Mereka semua terdiam, karena mereka semua jelas tidak berani melawan para pendekar yang menjaga penjara bawah tanah yang tempat Gabah Lanang ditahan. Mereka semua hanya menunduk.
“Baiklah. Aku akan turun tangan! Siapkan pasukan kita!”
“Siap Ketua!”
Kelabang Jagad lalu memerintahkan sebagian besar pasukannya untuk melakukan penyerangan terhadap para pendekar yang menjaga penjara bawah tanah. Ratusan orang pasukan terbaik milik Kelabang Jagad datang ke tempat tersebut untuk membebaskan Gabah Lanang. Sekaligus untuk membunuh para murid Mangku Cendrasih.
Mereka berangkat pada sore hari dengan berjalan kaki. Kelabang Jagad membagi pasukannya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan menyerang untuk menguji kekuatan musuh. Setelah itu, baru Kelabang Jagad dengan kelompok kedua melakukan serangan.
Perjalanan ke tempat itu bisa memakan waktu berhari-hari sekali pun menggunakan kuda. Mereka memilih berjalan karena dirasa jauh lebih aman. Lokasi penjara itu ada di sebuah hutan angker yang tidak bisa sembarangan orang bisa datang kesana.
Bahkan sudah jatuh korban dari kelompok Kelabang Jagad saat mereka masih mencari keberadaan Gabah Lanang, karena banyak hal-hal aneh yang terjadi di tempat itu.
Tempat itu tidak pernah dijamah oleh siapa pun, kecuali Mangku Cendrasih dan para muridnya yang memang menjadi penguasa di hutan angker tersebut,. Mangku Cendrasih sering datang ke hutan itu untuk melatih para murid-murid seniornya.
Selama ini Mangku Cendrasih tinggal di beberapa wilayah hutan angker di Tanah Jawa ini. Dia jarang sekali keluar ke pedesaan atau pun perkotaan. Sesekali dia pergi keluar hanya untuk sesuatu yang benar-benar penting.
Tidak ada yang pernah tahu kalau orang tua yang menguasai banyak hutan terlarang di Tanah Jawa adalah Mangku Cendrasih. Karena nama Mangku Cendrasih memang sudah lama tidak terdengar ke publik.
Kisah tentang kehebatannya di masa lalu sudah menjadi legenda dan bahkan hampir hilang ditelan zaman. Tapi namanya kembali muncul setelah keterlibatannya dengan salah satu kerajaan kecil yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Batih Reksa.
......................
Setelah sampai di hutan terlarang itu, Kelabang Jagad langsung memerintahkan para pasukannya untuk melakukan serangan. Padahal mereka masih dalam keadaan lela, karena sudah melakukan perjalanan berhari-hari untuk sampai ke tempat ini.
Beberapa dari mereka juga ada yang jatuh sakit, tapi Kelabang Jagad tidak mempedulikannya. Yang ia mau hanyalah Gabah Lanang bisa bebas dan bisa berkumpul kembali dengan para pengikutnya.
Para pasukan dari kelompok pertama langsung menyergap saat para pendekar itu sedang tidak siap.
Para pendekar yang jumlahnya dua puluh orang itu kewalahan menghadapi para pasukan milik Kelabang Jagad yang menyerang secara brutal. Entah mengapa para penjaga sudah berkurang dari sebelumnya.
Sebelumnya ada ratusan orang yang berjaga di tempat itu. Dan mereka juga tersebar di berbagai tempat di sekitar area penjara bawah tanah itu.
Kelabang Jagad bersama dengan kelompok yang kedua mengawasi keadaan dari jauh. Dia memperhatikan dengan seksama, bagaimana pertarungan itu berlangsung. Para pasukannya yang jumlahnya ratusan itu mulai berkurang.
Dia sekarang bisa melihat sendiri bagaimana kehebatan para pendekar itu. Dua puluh orang melawan ratusan orang sebenarnya sangat tidak imbang, tapi para pendekat itu bisa mengimbangi kekuatan lawan mereka dengan sangat baik.
“Sekarang!” Perintah Kelabang Jagad.
Kelompok kedua pun menyusul pertarungan itu. Para pendekar itu mulai panik, karena jumlah musuh mereka semakin banyak.
“Bergabung!” Teriak salah satu orang dari para pendekar itu kepada teman-temannya.
Mereka semua dengan cepat bergabung dan saling bergandengan satu sama lain. Para pasukan Kelabang Jagad pun kegirangan karena sekarang mereka bisa mengepung para pendekar itu. Tapi nyatanya, pertarungan belum selesai begitu saja.
Para pendekar yang sudah bergabung dan saling bergandengan tangan itu ternyata sedang menggabungkan kekuatan mereka untuk mengeluarkan sebuah jurus andalan. Dengan sekejap, para pendekar itu sudah menghilang. Dan hanya menyisakan satu orang yang wajahnya hitam legam.
Matanya merah menyala. Dari mulutnya keluar taring-taring kecil. Dan dari kedua tangannya muncul kuku-kuku yang tajam seperti pedang. Begitu pula dengan rambutnya yang panjang. Rambut-rambut itu bahkan mampu mematahkan sebuah pedang.
Dan dengan cepat, dia sudah berhasil membunuh banyak sekali orang dari pasukan Kelabang Jagad. Orang hitam itu benar-benar kuat dan gerakannya pun sangat-sangat cepat. Yang bisa dilakukan oleh para pasukan Kelabang Jagad hanyalah bertahan dengan cara menghindari serangan orang hitam itu.
Tapi seberapa keras pun mereka berusaha untuk menghindar, tetap saja mereka pasti akan mati. Karena orang hitam itu bukan hanya mengandalkan tenaga fisik saja, tapi juga tenaga dalam. Dia juga memiliki Aji Brajamusti kelas tinggi yang bisa melumpuhkan puluhan orang sekaligus.
Melihat hal itu, Kelabang Jagad tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Dia berusaha masuk ke jalur yang menuju penjara bawah tanah tempat gurunya ditahan. Dia berlari dengan cepat karena kesempatannya amat sangat kecil.
Ternyata penjara itu benar-benar dibuat sangat luas. Terowongan yang menuju ke tempat Gabah Lanang sangat panjang. Kelabang Jagad terus berlari kesana sekuat tenaganya. Sepanjang melewati terowongan itu, Kelabang Jagad disuguhi berbagai pemandangan mengerikan yang belum pernah ia lihat.
Dia melihat banyak sekali orang yang ditahan di tempat itu kebanyakan sudah menjadi kanibal. Mereka memakan teman mereka sendiri dan meminum darahnya karena lapar dan haus.
“Aku harus cepat! Aku tidak rela kalau guruku menjadi gila seperti mereka!” Ucap Kelabang Jagad sembari terus berlari.
Setelah melalui terowongan yang sangat panjang, Kelabang Jagad tidak menemukan keberadaan gurunya. Dia hanya menemukan jalan buntu. Disana para tahanan sudah meneriakinya karena mereka melihat mangsa yang sangat segar.
“Hey anak muda! Kemarilah! Aku ingin berbagi makanan denganmu! Lihatlah! Lihat! Aku punya banyak daging segar! Seperti dagingmu!” Teriak salah satu dari mereka yang sedang memakan temannya sendiri.
Kelabang Jagad pun kebingungan karena dia tidak bisa menemuka jalan lain di tempat itu, selain kembali ke tempat awal.
“Heh baji-ngan! Dimana orang yang bernama Gabah Lanang?!”
Mereka semua yang ada disana hanya tertawa terbahak-bahak dengan ekpresi yang mengerikan. Kelabang Jagad memanggil-manggil gurunya. Tapi dia benar-benar tidak mendapatkan apa pun disana, selain berbagai adegan mengerikan yang ada di kanan dan kirinya. Kelabang Jagad pun kesal, dia akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempat awal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments