Untuk melanjutkan hari-hari yang tidak berjalan mudah untuknya, Arum memilih untuk tidak terlalu memikirkan bayi lelaki itu yang sedang berada di kandungannya. Dia melakukan aktifitas seperti biasanya walaupun masih sering mual dan muntah di usia kandungan yang berjalan empat bulan.
Perut Arum mulai terlihat, terlihat jika dia sedang hamil. Namun sebuah fakta yang tidak terjangkau oleh hati nurani manusia adalah bahwa Bude Mirah tetap melakukan hukuman fisik kepada Arum sekalipun gadis itu sedang hamil. Punggungnya penuh lebam dan luka-luka dari pecut yang wajib digunakan oleh wanita paruh baya tersebut. Sedangkan Arum juga tidak pernah bisa untuk protes. Dia harus menerima, atau jika tidak maka dia tidak akan punya lagi tempat untuk menyambung kehidupannya.
Munich, Jerman.
Meskipun hanya putra tunggal seorang kepala desa, akan tetapi sejak dahulu keluarga Galih adalah keluarga yang tersohor, bisnisnya di bidang pangan tersebar hampir di seluruh Indonesia, bahkan menyentuh pasaran tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. Jadi, tidak heran jika Galih maupun keluarganya yang lain bisa bolak balik ke luar negeri dengan mudah.
Lebih dari empat bulan melanjutkan studinya di Jerman tidak lantas membuat Galih merasa terbebas dari perasaan bersalah atas perbuatannya, setidaknya sedikit keluar dari lingkaran itu, tapi dia tetap tidak bisa. Galih menghitung hari demi hari, berharap bisa segera pulang dan memberikan kehidupannya untuk menebus seluruh kesalahan itu.
Akan tetapi beberapa waktu terakhir Galih memikirkan cara bagaimana dia bisa mengetahui kabar dari gadis itu walaupun mereka sedang berada di negara yang berbeda. Setelah memutar otak dan menggali informasi mengenai lokasi panti asuhan secara tepat, Galih akhirnya memiliki ide. Dia teringat teman kuliahnya, Amir yang setelah dicek ternyata hanya tinggal lima rumah jauhnya dari panti asuhan tersebut. Amir bukanlah teman baiknya, tapi dia adalah pemuda yang baik hati. Bapaknya juga pernah menjadi rekan kerja papa Galih, dan sebenarnya dari sinilah mereka saling mengenal.
"Amir, ini Galih .." Galih melakukan panggilan kepada Amir setelah mendapatkan nomor tersebut dari grup kelas mereka.
"Loh Galih, bukannya kamu sedang lanjut kuliah di Jerman, ya?" Amir sempat terkaget-kaget.
"Iya Mir, ngomong-ngomong kamu kerja di mana sekarang?" Galih memilih untuk berbasa-basi dahulu sebelum to the point tentang tujuannya menelpon Amir.
"Aduh Lih, aku nganggur sekarang. PHK besar-besaran dua bulan yang lalu. Makin hari makin ruwet, istri lagi hamil anak kami yang kedua. Anak pertama belum genap dua tahun. Aku juga masih punya tanggungan adikku yang paling kecil. Mau masuk SMA tahun ini." keluh Amir terdengar begitu putus asa. Bapaknya sudah pensiun dan meninggal, kini tinggal ibunya dan uang pensiun untuk janda tidaklah seberapa.
"Lalu kamu mengandalkan uang darimana untuk kehidupan sehari-hari saat ini, Mir?" Galih cukup bersimpati dengan kehidupan Amir.
"Istriku Lih, dia nitip jajanan ke warung-warung. Kadang laku, kadang juga ngga."
"Mir, sebenarnya aku bisa bantu kamu. Maksudku aku bisa ngasih kamu pekerjaan. Tapi khawatirku kalau kamu ngerasa pekerjaan ini aneh."
"Pekerjaan apa, Lih? Aku apapun mau, asalkan tidak beresiko masuk penjara. Kasian keluargaku, Lih." Amir terdengar bersemangat.
Galih menghela napas panjang sebelum menjelaskan apa maksud dari pekerjaan yang hendak dia berikan kepada Amir.
"Sebelumnya, aku tidak ingin kamu bertanya apa alasannya, lakukan saja pekerjaanmu, Mir. Lalu aku ingin memastikan apakah rumahmu berdekatan dengan panti asuhan sumber kasih?"
"Iya betul, aku tahu panti asuhan itu, Lih. Tapi panti itu cukup tertutup. Apa yang harus aku lakukan?"
"Jadi Mir, di panti asuhan tersebut ada salah satu penghuni, perempuan remaja. Aku sebenarnya tidak tahu kebenarannya, aku juga tidak tahu namanya, tapi bisakah kamu mendapatkan informasi tentang ini? Bisakah aku mendapatkan informasi harian dan jika bisa kamu foto diam-diam supaya aku lebih jelas." Galih menjelaskan apa yang harus dilakukan Amir.
"Aku akan bekerja sama dengan istriku untuk hal ini, Lih. Dia pernah mengobrol dengan eyang pemilik panti."
Galih tersenyum simpul. Sebentar lagi dengan melibatkan Amir, dia bisa memberikan sedikit penjagaan kepada gadis itu meskipun dari jarak jauh.
"Oke, Mir. Aku bisa memberimu satu juta per minggu. Ini akan selesai setelah aku kembali ke Indonesia. Apakah kamu bersedia menerima tawaran ini?" Galih melakukan negosiasi.
"Galih, apa ini tidak terlalu banyak? jika dihitung selama satu bulan ini benar-benar hampir tiga kali lipat dari gajiku sebelumnya." Amir terhenyak, dia merasa apa yang akan diberikan Galih terlalu banyak jika hanya untuk melakukan pekerjaan seperti itu.
"Tidak, Mir .. misi ini sangat penting untukku dan aku berharap kamu bekerja dengan baik dan jujur."
"Aku janji akan melakukan ini dengan profesional, terimakasih banyak, Lih .." suara Amir tercekat, sepertinya lelaki itu dikepung perasaan haru. Sebentar lagi dia tidak akan melihat perekonomian keluarganya yang carut marut. Semua ini berkat bantuan Galih.
"Terimakasih kembali, Mir .." balas Galih sebelum menutup panggilan itu.
...•••...
Keesokan harinya ketika Galih baru saja terbangun, dia terbelalak ketika mendapatkan pesan dari Amir.
"Namanya Arum Widuri. Dipanggil Arum, sedang hamil. Kata eyang, sekitar empat bulanan."
Amir menyematkan foto ini, dan memang benar, setelah hamil Arum mendapatkan jatah untuk berjemur dan makan buah setiap pagi. Jadi foto ini kemungkinan diambil oleh Amir ketika gadis itu tengah melakukan aktifitas tersebut.
Galih menjambak rambutnya frustasi, Arum terlalu kecil dan muda untuk hamil. Ini terlalu beresiko untuk gadis itu. Ini salahnya, ini buah dari kebiadabannya.
-
-
-
Halooo, ketemu lagi yaa!!
Kali ini aku sertakan sedikit-sedikit foto seperti Arum biar bisa semakin dalam masuk ke cerita ini ..
Terimakasih 💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Rasya Fay
gimana kbar ibunya Arum,, ap dia memikirkan Arum ?
2024-08-01
0
Wini Hilal
bnr tuh kejam banget tuh ortu mana si anak masi kategori anak anak
2024-04-24
1
ummilia1180
aku baca ini nangis terus....
kok ada ya orang tua yang buang anaknya, padahal dia dalam kondisi yang traumatis
2023-08-21
0