Galih dan Perasaan Bersalahnya

Pemuda itu mabuk berat, dicekoki oleh teman-temannya sepulang meeting kerja dan kemudian diturunkan di jalan sekitar hutan tempat dia bertemu dengan gadis cantik yang sedang menuntun sepedanya, Arum.

"Aku sangat biadab." sudah hampir seminggu pasca kejadian itu, tapi Galih belum bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Penyesalannya bertambah tatkala dirinya sama sekali tidak dapat mengingat siapa korban dari kebiadabannya hari itu. Siapa gadis yang menangis dan memohon kepadanya hari itu.

"Bagaimana jika aku membuatnya hamil? Bagaimana dengan masa depannya?" Galih juga serta merta tak dapat menyingkirkan pikiran-pikiran itu dalam benaknya. Bahkan nafsu makannya hilang. Sekalipun mama memasak makanan favoritnya, Galih tidak bisa memakannya lebih dari dua suap.

Hanya ada ingatan buram dan tidak jelas pada Galih tentang korbannya itu. Nama yang menempel di seragamnya, tertulis "Arum. W" tetapi Galih sendiri juga tidak begitu yakin dengan hal tersebut, maksudnya kebenaran di ingatannya. Namun jika memang gadis itu bernama Arum, dimana gadis itu berada. Dimana rumahnya. Siapa nama bapak dan ibunya. Sederet pertanyaan yang diciptakan Galih seperti panjang kereta api disaat mudik.

"Aku seharusnya bertanggung jawab." gumamnya lirih sembari memandang lurus ke arah tembok putih bersih tanpa pajangan yang ada di kamarnya.

Selain diliputi rasa bersalah setelah kejadian itu, seakan tidak mengenali perubahan pada putranya, mama terus menerus mendesak Galih untuk menikahi anak sulung si kepala desa yang merupakan kerabat dekatnya. Sahabat jaman sekolah, katanya.

"Galih, apa tetap tidak mau sama Wening?" mama menahan Galih dengan pertanyaan tersebut ketika pemuda itu bersiap untuk keluar rumah.

Galih menggeleng. Jikapun harus menikah, yang ingin Galih nikahi hanyalah seorang gadis polos dan lugu yang telah ia renggut seluruh hal darinya.

"Sudah di penghujung dua lima loh, Le. Wening itu bibit, bobot, dan bebetnya juga bagus. Anaknya sopan, mama dan papa kesemsem pas pertama kali ketemu, berharap jadi mantu."

"Galih sama sekali tidak tertarik, Ma." tanggapnya tak bersemangat dan rasanya ingin segera kabur dari percakapan ibunya.

"Kamu cuma belum siap kan, Le? kamu itu anak mama satu-satunya. Kalau bukan dari kamu, siapa lagi yang akan meneruskan keluarga ini." mama menepuk pundak Galih yang lesu. Tapi sebenarnya wanita itu juga tengah membubuhkan beban baru ke pundak putra semata wayangnya itu.

"Iya, Ma. Tapi sekarang Galih harus pergi. Sudah ditunggu." bohongnya tergesa. Padahal tidak ada siapapun yang sedang menunggunya. Meskipun tempat tujuannya adalah cafe di seberang desa itu banyak pemuda, tapi mereka duduk di sana bukan sedang menunggu kedatangan Galih. Sama halnya dengan pria itu, mereka berada di cafe untuk nongkrong, sekedar melepas penat.

Di tempat itu Galih tidak sengaja bertemu dengan Rahmadi, sahabat masa kecilnya. Mereka adalah teman sebaya. Ketika Galih datang, wajah Rahmadi menunjukkan jika dia sedang memikirkan sesuatu.

"Mad, kamu sedang banyak pikiran ya?" tanyanya sembari duduk tempat di sebelah pria itu.

"Adiknya pacarku, Lih. Dibuang setelah mendapat musibah. Padahal usianya baru 14 tahun. Dia terus-menerus menangis memikirkan adiknya. Takut jika terjadi sesuatu yang buruk." jelasnya sempat membuat Galih berprasangka.

"Apa musibahnya?" sedangkan Galih berusaha mengorek informasi supaya lebih jelas.

"Diperkosa .. ketika pulang sekolah."

Napas lelaki itu tiba-tiba saja terasa tercekat. Tebakannya tidak mungkin meleset. Dia memang belum tahu jelas mengenai berapa usia gadis yang diperkosanya itu, tapi dari seragam sekolah menengah pertama yang digunakannya saat itu, Galih berpikir jika usianya tidak lebih dari lima belas tahun.

"Lalu dibuang di mana?" Galih mendesak, kepanikannya nyaris terbaca dan hampir membuat Rahmadi menaruh curiga kepadanya.

"Tidak tahu, hanya orangtua mereka yang mengantar anak itu ke suatu tempat." Rahmadi sempat memicingkan mata ke arah Galih, tapi kemudian dia menyingkirkan perasaan curiganya dan dengan enteng menyeruput kopi susu yang sudah dingin.

"Apa kamu bisa minta tolong kepada pacar kamu untuk informasi tentang ini?"

"Memangnya kenapa?" kali ini Rahmadi benar-benar curiga kepada Galih.

Galih dibuat gelagapan, dia seharusnya lebih berhati-hati seberapa besar pun rasa bersalah dan kekhawatirannya terhadap gadis itu.

"Dia kan juga warga bapakku, Mad." jawaban Galih yang berhasil lolos pada akhirnya.

"Waduh, Lih. Aku minta maaf, karena ini sebenarnya adalah rahasia dari keluarga pacarku. Aku seharusnya tidak memberitahu siapapun tentang ini."

"Mad, tolong tanyakan tentang ini dan aku berjanji akan menjaganya sebagai rahasia." tawar Galih ditengah-tengah kekalutannya.

"Tapi sebenarnya ada apa sih, Lih?" sebelum menerima tawaran dari temannya itu, Rahmadi berusaha untuk mendapatkan alasan yang masuk akal dari Galih. Karena bagaimana mungkin lelaki itu menjadi sangat khawatir jika diantara mereka tidak ada hubungan tertentu. Entah bentuk hubungan yang seperti apa.

"Aku juga janji bakalan ngasih tahu kamu kalau semuanya sudah jelas." Galih berkelit, berusaha menutupi seluruh kejadian yang sebenarnya.

Rahmadi berpikir sejenak, mempertimbangkan. Lagipula Galih adalah sahabat terbaiknya. Dia juga tidak pernah sekalipun berkhianat atau berselisih paham dengannya. Jadi sepertinya tidak masalah untuk memberitahu Galih tentang hal ini. Selain itu Rahmadi juga merasa tidak perlu untuk mendapatkan izin seperti ini dari Paramitha. Urusan dengan perempuan akan rumit, pikirnya.

"Hmm, ya sudah, Lih. Nanti aku minta Paramitha untuk bertanya kepada ibu atau bapaknya, ya."

Jawaban dari Rahmadi membuat Galih merasa telah diberi sedikit ruang untuk bernapas. Setidaknya dia telah melihat sedikit kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap perbuatan kejinya hari itu. Setidaknya Arum Widuri, korbannya, tidak harus melewati penderitaannya sendirian.

"Aku akan menemukanmu, dan terus bersamamu ..." janji Galih dalam hati.

-

-

Yeay!! hari ini bisa update lagi setelah melewati minggu yang cukup sibuk. Terimakasih ya buat para pembaca yang sudah bersedia mampir sekaligus memberikan support untuk cerita ini💖💖

Terpopuler

Comments

Nisa Fatimah

Nisa Fatimah

semoga mereka bisa bertemu /Sob/

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Arum Tidak Ingin Di Sini
2 Penderitaan Selanjutnya
3 Kehidupan di Panti Asuhan
4 Galih dan Perasaan Bersalahnya
5 Mencari Keberadaan Arum
6 Arum dan Penderitaan Lain
7 Sebuah Upaya
8 Rencana Demi Rencana
9 Oh, Arum ..
10 Kemalangan Bagi Arum
11 Bukan Akhir dari Penderitaan Arum
12 Galih Pulang
13 Arum Kenapa Lagi?
14 Sebuah Kesempatan Untuk Ke Kota?
15 Bukan Titik Akhir
16 Peluang??
17 Sesuatu yang Terungkap
18 Nyaris Terbongkar
19 Biarlah Terbongkar
20 Melibatkan Nenek
21 Persiapan Ke Jerman
22 Berangkat Ke Jerman
23 Ada Apa?
24 Kekacauan
25 Kunjungan Dadakan
26 Penjelasan Untuk Arum
27 Jebakan Baru
28 Winny dan Permulaan Fitnahnya
29 Keputusan Sudah Bulat
30 Kerumitan
31 Surprise
32 Detik-detik Kelahiran
33 Kelahiran
34 Sekelebat Rencana Busuk
35 Menjalankan Aksi
36 Melakukan Apapun
37 Runyam
38 Kekacauan yang Berhasil
39 Kembali Ke Panti Asuhan
40 Menikahi Winny??
41 Terpaksa Menikahi Winny
42 Masih Curiga
43 Menemui Arum
44 Hasil Tes DNA Lagi
45 Terbukti
46 Kebohongan yang Terkuak
47 Konsekuensi Untuk Winny
48 Berulah Lagi
49 Diskusi Tentang Ganny
50 Momen Manis
51 Going To Jerman
52 Sebuah Lamaran?
53 Rum, Kamu Milikku
54 Percakapan Serius
55 Secepatnya
56 Hari Pernikahan Galih dan Arum
57 Malam Pengantin Yang Tertunda
58 Menjadi Anak Kita
59 Pagi Harinya Pengantin Baru
60 Hari Ulang Tahun Ganny
61 Mama Ingin Cucu Kandung
62 Perdebatan Galih dan Arum
63 Membuka Rahasia
64 Kemarahan Mama dan Kekecewaan Papa
65 Kondisi Mama
66 Rencana Lain Mama
67 Memang Sudah Diluar Nalar
68 Hasutan
69 Jalan Keluar Lain
70 Setuju
71 Perempuan Bernama Rengganis
72 Fase Demi Fase
73 Kehamilan Rengganis
74 Ngidam (1)
75 Ngidam (2)
76 Kesadaran dan Alasan
77 Kelahiran
78 Drama Meng-ASI-hi
79 Pendar Pulang
80 Weekend Bersama Kennan
81 Tuduhan
82 Lagi dan Lagi
83 Tamu Tak Diundang
84 Mencari Tempat Aman
85 Terselip Momen Manis
86 Keruwetan
87 Curahan Hati
88 Kenyataan Yang Lain
89 Rencana Penyelesaian yang Ekstrim
90 Terlalu Egois?
91 Desakan Keluarga Rengganis
92 Tak Terduga
93 Ajakan
94 Berhak Bahagia
95 Terkuak
96 Langkah Baru
97 Mencapai Keputusan Penting
98 Konsisten Dengan Keputusan
99 Gugatan
100 Persidangan
101 Niat Licik
102 Diluar Dugaan
103 Galih Terdesak
104 Hidup Lebih Baik
105 Kejelasan Untuk Rengganis
106 Penyesalan Di Hati Galih
107 Meminta Kesempatan
108 Merebutkan Arum
109 Menemui Ibu Arum
110 Kelicikan Seorang Galih
111 Tetap Pada Pendirian
112 Dipercepat Saja
113 Pernikahan Arum dan Kennan
114 Galih Kelimpungan
115 Aksi Nekad Galih
116 Menjenguk Galih
117 Ngelunjak
118 Perjalanan Panjang
119 Sisi Kehidupan Galih
120 Berbuat Jahat??
121 Penyekapan
122 Galih dan Kennan
123 Melakukan Negosiasi
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Arum Tidak Ingin Di Sini
2
Penderitaan Selanjutnya
3
Kehidupan di Panti Asuhan
4
Galih dan Perasaan Bersalahnya
5
Mencari Keberadaan Arum
6
Arum dan Penderitaan Lain
7
Sebuah Upaya
8
Rencana Demi Rencana
9
Oh, Arum ..
10
Kemalangan Bagi Arum
11
Bukan Akhir dari Penderitaan Arum
12
Galih Pulang
13
Arum Kenapa Lagi?
14
Sebuah Kesempatan Untuk Ke Kota?
15
Bukan Titik Akhir
16
Peluang??
17
Sesuatu yang Terungkap
18
Nyaris Terbongkar
19
Biarlah Terbongkar
20
Melibatkan Nenek
21
Persiapan Ke Jerman
22
Berangkat Ke Jerman
23
Ada Apa?
24
Kekacauan
25
Kunjungan Dadakan
26
Penjelasan Untuk Arum
27
Jebakan Baru
28
Winny dan Permulaan Fitnahnya
29
Keputusan Sudah Bulat
30
Kerumitan
31
Surprise
32
Detik-detik Kelahiran
33
Kelahiran
34
Sekelebat Rencana Busuk
35
Menjalankan Aksi
36
Melakukan Apapun
37
Runyam
38
Kekacauan yang Berhasil
39
Kembali Ke Panti Asuhan
40
Menikahi Winny??
41
Terpaksa Menikahi Winny
42
Masih Curiga
43
Menemui Arum
44
Hasil Tes DNA Lagi
45
Terbukti
46
Kebohongan yang Terkuak
47
Konsekuensi Untuk Winny
48
Berulah Lagi
49
Diskusi Tentang Ganny
50
Momen Manis
51
Going To Jerman
52
Sebuah Lamaran?
53
Rum, Kamu Milikku
54
Percakapan Serius
55
Secepatnya
56
Hari Pernikahan Galih dan Arum
57
Malam Pengantin Yang Tertunda
58
Menjadi Anak Kita
59
Pagi Harinya Pengantin Baru
60
Hari Ulang Tahun Ganny
61
Mama Ingin Cucu Kandung
62
Perdebatan Galih dan Arum
63
Membuka Rahasia
64
Kemarahan Mama dan Kekecewaan Papa
65
Kondisi Mama
66
Rencana Lain Mama
67
Memang Sudah Diluar Nalar
68
Hasutan
69
Jalan Keluar Lain
70
Setuju
71
Perempuan Bernama Rengganis
72
Fase Demi Fase
73
Kehamilan Rengganis
74
Ngidam (1)
75
Ngidam (2)
76
Kesadaran dan Alasan
77
Kelahiran
78
Drama Meng-ASI-hi
79
Pendar Pulang
80
Weekend Bersama Kennan
81
Tuduhan
82
Lagi dan Lagi
83
Tamu Tak Diundang
84
Mencari Tempat Aman
85
Terselip Momen Manis
86
Keruwetan
87
Curahan Hati
88
Kenyataan Yang Lain
89
Rencana Penyelesaian yang Ekstrim
90
Terlalu Egois?
91
Desakan Keluarga Rengganis
92
Tak Terduga
93
Ajakan
94
Berhak Bahagia
95
Terkuak
96
Langkah Baru
97
Mencapai Keputusan Penting
98
Konsisten Dengan Keputusan
99
Gugatan
100
Persidangan
101
Niat Licik
102
Diluar Dugaan
103
Galih Terdesak
104
Hidup Lebih Baik
105
Kejelasan Untuk Rengganis
106
Penyesalan Di Hati Galih
107
Meminta Kesempatan
108
Merebutkan Arum
109
Menemui Ibu Arum
110
Kelicikan Seorang Galih
111
Tetap Pada Pendirian
112
Dipercepat Saja
113
Pernikahan Arum dan Kennan
114
Galih Kelimpungan
115
Aksi Nekad Galih
116
Menjenguk Galih
117
Ngelunjak
118
Perjalanan Panjang
119
Sisi Kehidupan Galih
120
Berbuat Jahat??
121
Penyekapan
122
Galih dan Kennan
123
Melakukan Negosiasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!