Episode 14

Ayu sedikit kesal karena berulang kali menghubungi Abi akan tetapi tak kunjung di angkat. Hingga dirinya memutuskan untuk mendatangi suaminya kembali, sekaligus mencari tahu tentang perempuan yang ada di apartemen suaminya.

Ayu meminta petugas hotel untuk mencarikannya taksi, setelah di dalam mobil taksi Ayu langsung menyebutkan nama apartemen yang di tempati oleh suaminya tersebut, sang sopir mengangguk, karena ia mengetahui apartemen yang di sebutkan oleh Ayu.

Bahkan Ayu tak habis pikir, kenapa Abi mencari hotel yang sangat jauh dari apartemennya. Sebelumnya, Abi hanya mengantar dan memesan hotel tersebut untuknya selama beberapa hari.

Setelah itu, Abi pergi tanpa mengatakan apapun.

“Aa kemana ya? Kok tidak di angkat,” gumamnya berulang kali menghubungi suaminya.

30 menit perjalanan, Ayu tiba di apartemen tersebut. Dengan langkah cepat ia memasuki lift, setibanya di lantai atas Ayu langsung menekan bel pintu.

Akan tetapi, tak kunjung di buka. Ayu tak menyerah, ia berulang kali menekan bel tersebut hingga pemiliknya membuka pintu.

Tapi, tetap saja tak ada yang membuka pintu tersebut hingga akhirnya Ayu menyerah.

“Apa Aa tak ada di dalam? Seharusnya wanita itu ada didalam, lalu kenapa dia tak membukanya?” tanyanya.

“Apa jangan-jangan wanita itu sedang menggoda suamiku di dalam?!” pikiran buruk kini kembali menguasai dirinya.

Hingga dirinya menggedor pintu dengan sangat nyaring.

“Aa, buka pintunya. Apa yang sedang kalian lakukan di dalam? Buka pintunya Aa!” teriaknya.

Suara berisik membuat tetangga yang ada di sebelah kamar tersebut keluar.

“Mbak mau ngapain sih? Bukankah ada bel, lalu kenapa mengedor pintu sekuat itu?! Suara mbak mengganggu istirahat kami!”

Seketika Ayu langsung terdiam, ia terlihat malu dengan sikapnya yang tidak sopan membuat orang terganggu.

“Maafkan saya membuat anda merasa terganggu, saya hanya ingin menemui Suami saya. Tapi, pintunya tak kunjung di buka,” ucap Ayu merasa bersalah.

“Suami?” tanyanya tampak bingung.

Ayu mengangguk.

Pria tersebut keluar, memastikan pintu yang wanita gedor tersebut memang benar tempat tinggal Abi.

“Kamu Istrinya Pak Abi?” tanyanya lagi memastikan.

Ayu tak ragu untuk mengangguk.

Pria muda tersebut tampak bingung, pasalnya ia memang mengetahui jika tetangganya tersebut sudah menikah. Akan tetapi, pria heran karena wanita di hadapannya ini berbeda dengan wanita yang di perkenalkan Abi sebagai istrinya.

“Kenapa?” tanya Ayu melihat pria tersebut tampak kebingungan.

“Istrinya Pak Abi bukankah Nona Adel? Anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja, tapi kenapa wajahnya berbeda? Apa mbak Nona Adel?”

Ayu mengernyit bingung dengan ucapan pria yang ada di hadapannya tersebut.

“Bukan!” sahutnya sedikit ketus.

“Apa wanita bernama Adel tinggal di rumah ini juga? Rambutnya sebahu?” tanya Ayu penasaran.

Pria itu tampak mengingat kembali, karena dirinya juga sangat jarang bertemu dengan Abi serta istrinya.

Pria tersebut mengangguk, karena baru mengingatnya.

Deg!

Pertahanan seketika runtuh, dugaannya selama ini ternyata benar adanya.

Ayu terduduk lemas, ternyata dugaannya menang benar. Jika wanita yang ada di apartemen kemarin bukan pembantunya, melainkan istrinya.

Pantas saja sikap Abi langsung berubah, bahkan melarangnya untuk datang ke apartemen.

“Aa tega! Aa ternyata sudah menikah kembali!” ucapnya lirih.

“Apa Mbak baik-baik saja? Kita masuk ke dalam dulu,” ajak pria itu.

Ia baru mengerti, jika Abi bukan hanya mempunyai satu istri. Melainkan dua istri dan sudah jelas jika Abi sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan istrinya yang lain.

***

Hingga sore hari, Abi tidak menemukan keberadaan Adel, Istrinya.

Siang tadi ia sudah menghubungi Dina, akan tetapi Dina mengatakan jika Adel tak datang ke rumahnya bahkan saat ini dirinya juga tak ada di rumah.

Jalan satu-satunya adalah ia meminta bantuan Damar, karena pasti Damar mengetahui tempat biasa Adel nongkrong.

Setiba di rumah besar milik mertuanya, Abi bergegas masuk. Karena pasti Damar sudah pulang bekerja, Abi juga melihat mobil milik pak Darwin terparkir di garasi.

“Abi, kamu sudah kembali?” tanya Pak Darwin tengah menikmati teh buatan istrinya di ruangan tamu.

“Dimana Adel?” tanyanya melihat hanya Abi yang sendirian yang datang.

Abi menghela napas berat, ia duduk di sofa karena ingin menjelaskannya apa yang telah terjadi.

Sebelum mertuanya mengetahui dari orang lain, Abi lebih dulu menceritakannya.

“Abi, ada apa?” panggil pak Darwin karena melihat Abi hanya diam.

Abi mulai menceritakan asal mula pertengkaran mereka, bahkan Abi juga menceritakan jika dirinya sudah menikah sebelum menikahi Adel.

Tak lupa, Abi juga menjelaskan kenapa dirinya menikahi istri pertamanya tersebut.

“Pah, sebelum Papa memintaku untuk menikahi Adel. Aku sudah berusaha menjelaskan dan menolak pernikahan tersebut. Tapi, Papa tidak memberi kesempatan padaku untuk menjelaskannya. Maafkan aku Pah.”

Pak Darwin begitu terkejut, tak terkecuali istrinya sendiri.

“Apa ini Abi? Kamu menjadikan putriku Istri keduamu? Kamu sengaja?!” tanya Pak Darwin mulai emosi.

Karena merasa tak terima jika putrinya seperti di jadikan istri simpanan.

“Pah, Abi sudah berusaha menjelaskannya. Tapi, Papa saat itu tak menerima alasan apapun dariku.”

Pak Darwin langsung terdiam, jika apa yang di ucapkan oleh Abi memang benar adanya.

“Abi, kamu bisakan menceritakannya langsung? Kenapa kamu diam saja?” tanya ibu mertuanya terlihat kecewa dengan sikap Abi.

Abi pasrah, karena dirinya memang salah.

“Aku minta maaf, Ma. Aku tidak bisa berbuat banyak lagi saat ini, selain menerima pernikahan itu.” Abi tampak menunduk.

“Jadi Papa memaksa Abi untuk menikahi putri kita. Apa Papa mengancamnya?!” tanya istrinya menatap curiga.

Suaminya terdiam.

Sebenarnya pak Darwin bukan mengancam, hanya saja ia memaksa agar Abi mau menikah dengan putrinya. Karena merasa Abi orang yang baik dan sopan.

“Astaga, Pa!” keluh istrinya tak habis pikir dengan perbuatan suaminya.

“Abi, Mama minta kamu menceraikan putriku. Aku tak ingin putriku di cap sebagai perusak rumah tanggamu!”

“Tidak Ma, sampai kapanpun aku tak mau menceraikan Istriku! Aku mencintai Adel, Ma.”

“Lalu? Bagaimana dengan Istri pertamamu? Bagaimana dengan Adel, apa dia mau kamu jadikan yang kedua?!” tanya Ibunya mulai emosi.

“Ma, aku akan menyelesaikan masalah rumah tanggaku. Tolong jangan memberi tekanan apapun pada kami!” tegas Abi.

“Apa kamu bilang!” pekik Damar ia terlihat murka mendengarnya.

Karena sebelumnya Damar ke kamar mandi, ia sedikit terkejut mendengar penjelasan mamanya yang ternyata Abi sudah mempunyai istri sebelum menikah dengan adiknya.

Damar langsung emosi, ia melangkah cepat dan langsung menarik kerah baju Abi.

Bugh! Bugh!

Pukulan langsung mendarat dia kali di wajah Abi, membuat darah segar mengalir keluar dari sudut bibir Abi.

“Damar, apa yang kamu lakukan? Lepaskan dia!” pekik pak Darwin melihat putranya mengajar Abi tanpa ampun.

Damar melepaskannya dengan kasar.

“Sialan! Kamu pembohong besar! Tega kamu mengkhianati adikku, padahal Adel sudah mulai membuka hati untukmu!” sentaknya.

“Lepaskan adikku, aku tak ingin adikku mempunyai suami pecundang sepertimu!”

“Damar, sudah cukup! Jangan salahkan Abi, salahkan Papa! Karena Papa yang memaksa Abi untuk menikahi adikmu.”

Damar mengusap wajahnya dengan kasar, ia masih menatap Abi dengan tatapan tajamnya.

“Kak, aku memang salah. Aku minta maaf, aku akan menyelesaikan masalah ini segera. Tapi sekarang, bantu aku untuk mencari keberadaan Adel. Sehari penuh aku mencarinya, tapi tak menemukan keberadaannya! Entah sejak kapan Adel kabur dari rumah?!”

“Apa? Adel kabur?!” pekik mereka bertiga terlihat terkejut.

***

Terpopuler

Comments

Anastassya

Anastassya

mampus

2023-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!