Episode 11

Ayu tak tinggal diam, karena dirinya tak semudah itu lagi percaya pada suaminya.

Kecurigaannya semakin kuat, saat Abi menariknya keluar dari apartemen tersebut.

“Tidak, aku tidak mau seperti ini! Pasti ada yang di sembunyikan Aa,” gumamnya.

Ayu segera keluar dari kamar tersebut, ingin kembali ke apartemen suaminya dan memastikan bahwa apa yang di pikirkannya saat ini tidak benar.

Dengan langkah cepat, Ayu keluar dari hotel lalu menyebari jalan.

Tiba di apartemen, dengan tidak sabar Ayu menekan bel tersebut.

Ceklek ...

Pintu apartemen terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan rambut sebahu berwarna kecoklatan.

Mereka saling bertatapan sejenak, dengan sopan Adel tersenyum pada wanita yang ada di hadapannya tersebut.

“Cari siapa Mbak?” tanya Adel dengan nada sopan dan ramah.

Ayu sendiri terpukau dengan kecantikan wanita di hadapannya, akan tetapi Ayu tersadar kenapa bisa ada wanita di apartemen suaminya?

Baru beberapa jam yang lalu, suaminya mengatakan jika ada meeting bersama bosnya di apartemen tersebut.

Ayu masih terdiam.

‘Siapa wanita ini? Apakah dia bagian dari karyawan yang ikut meeting bersama bosnya Aa?’ batinnya.

Ayu tersadar saat melihat Adel melambaikan tangan tepat di hadapannya.

“Oh, maaf. Apa benar ini kamarnya Abi?” tanya Ayu.

Adel terdiam, lalu mengangguk.

“Perkenalkan, saya Istrinya dari desa. Saya ingin mencari suami saya. Apa dia ada ----.”

“Sebentar!” Adel langsung menyela ucapan Ayu.

“Apa kamu bilang? Istrinya?” tanya Adel, berharap ia salah dengar.

Namun kenyataannya Adel tak salah dengar, karena melihat wanita yang ada di hadapannya tersebut mengangguk tanpa ragu.

“Siapa yang datang?” tanya Abi sembari mengusap rambutnya dengan handuk, karena dirinya baru selesai mandi.

Seketika Abi mematung, melihat dia wanita yang ada di hadapannya tersebut tengah menatapnya dengan penuh tanda tanya.

“Aa,” panggil Ayu, langsung masuk mendorong pelan bahu Adel.

Beruntung Adel bisa mengimbangi tubuhnya, sehingga dirinya tak terjatuh.

Ayu tanpa ragu memeluk suaminya tersebut, melihat pemandangan itu, Adel semakin yakin jika wanita tersebut tak berbohong.

Adel dan Abi saling menatap, tampak jelas Adel menahan air matanya agar tak keluar.

Ayu terlihat begitu erat memeluk Abi, sehingga tak membiarkan Abi melepaskan dekapannya.

Sementara Adel, perlahan melangkah ke dapur agar tak mengganggu suami istri yang sedang berpelukan tersebut, tenggorokan Adel terasa sulit menelan salivanya. Bahkan air mata yang berusaha ia tahan, seketika runtuh membasahi pipi mulus tersebut.

“Istri!” ucap Adel lirih dengan suara bergetar bersamaan dengan air mata yang mengalir.

Sementara Abi hanya bisa menatap punggung istrinya, Adel. Tanpa bisa berkata-kata lagi.

Kali ini Abi tak beruntung, berusaha agar kedua istrinya tak bertemu akan tetapi gagal.

“Lepas!” sentak Abi melepaskan kasar dekapan Ayu, lalu menarik tangan Ayu dengan kasar masuk ke kamar miliknya.

“Aw ... sakit! Kenapa Aa sekarang kasar sekali?! Ayu salah apa?” tanyanya Ayu seraya mengusap pergelangan tangannya karena sedikit sakit akibat ulah suaminya.

“Apa kamu tidak dengar apa yang aku ucapkan tadi? Kenapa kemari?” tanya Abi menatapnya dengan tajam.

Ayu terlihat takut dengan tatapan tersebut, bahkan Ayu seperti tak mengenal suaminya lagi.

“A-ku ----.”

“Apa kamu tuli?!” sentak Abi lagi.

Entah kenapa perkataan Abi barusan, hatinya seperti tertancap pisau yang sangat tajam.

Tak menyangka jika Abi yang dulu tutur katanya sangat sopan, kini berubah drastis setelah tinggal di kota.

Ayu tak mau kalah, kini dirinya balik menantang suaminya tersebut.

“Seharusnya aku yang bertanya, siapa wanita itu?! Bukankah Aa mengatakan jika ada meeting? Lalu kenapa ada wanita di sini?!” tanya Ayu, karena dirinya merasa sangat cemburu melihat wanita yang begitu cantik berada satu rumah dengan suaminya.

Abi terdiam, ia mampu mengelak lagi.

“Kenapa diam, Aa. Apa dai selingkuhan Aa?” tanya Ayu.

Karena Ayu merasa jika sikap suaminya sudah berubah saat kedatangannya kemarin.

“Aku sudah menemukan jawabannya!” ujarnya dengan penuh penekanan, bersamaan dengan air mata yang mengalir.

Ayu terlihat murka, bahkan Ayu tak terlihat seperti wanita anggun lagi.

Ia melangkah keluar dari kamar tersebut, mencari keberadaan Adel.

“Wanita ******, dimana kau?!” teriaknya dengan langkah yang besar keluar dari kamar tersebut.

Ayu melihat satu kamar lagi, ia membuka pintu kamar tersebut dengan kasar. Akan tetapi, ia tak menemukan siapapun di dalam kamar tersebut.

Lalu melangkah lagi ke arah lain, Ayu tak bisa berpikir jernih lagi.

Dalam pikirannya saat ini adalah, ingin menjambak wanita di duga selingkuhan suaminya tersebut.

“Hei, kau!” tunjuk Ayu menunjuk Adel yang tengah berdiri di depan meja dapur.

Ia belum berpindah sejak tadi, bahkan pikirkannya Adel saat ini seperti tak berada di tempatnya.

Rasa yang sudah mulai tumbuh, akan tetapi malah menerima kenyataan pahit jika ternyata suaminya tersebut sudah beristri.

“Ayu, apa yang kamu lakukan?!” sentak Abi berusaha menahan Ayu yang seperti ingin menerkam Adel yang berdiri dengan tatapan kosong.

Ia tersadar saat mendengar suara Abi.

“Aa, jangan menghalangiku! Aa membela dia, ketimbang Istri Aa sendiri!” serunya.

Abi terlihat bingung, ia mengangguk kepalanya yang tidak gatal.

Adel dengan santai menanggapi kemarahan Ayu, tatapan hanya tertuju pada Abi yang tampak gusar.

“Kau, apa kau tahu? Jika aku adalah Istri sahnya Abi? Kenapa kau mau jadi simpanan dengan pria yang sudah beristri!” sentak Ayu pada Adel.

Adel hanya bisa menghela napas, lalu menatap wajah Ayu yang terlihat murka menatapnya.

“Maaf, Nona. Saya pembantu di rumah ini, sepertinya Nona salah orang.”

Ayu yang semula emosi, kini langsung terdiam tak terkecuali Abi sendiri.

Adel menatap keduanya sembari tersenyum santai.

“Kau jangan berbohong!” menunjuk wajah Adel.

“Terserah Nona saja, aku membuatkan jus orange untuk kalian berdua.” Mendekatkan nampan yang sudah terisi dengan dua gelas jus.

Abi tak mengerti kenapa Adel berbohong, bahkan bersikap tenang dan santai padahal bisa saja Adel menceritakan semuanya.

“Saya permisi,” ujarnya melangkah pergi meninggalkan keduanya yang menatapnya dengan kebingungan.

“Aa, apa benar yang wanita itu katakan?!” tanya Ayu menatap suaminya.

“Diam! Sejak tadi kamu banyak bicara! Sekarang ikut aku!” sentak Abi menarik kembali tangan Ayu agar keluar dari apartemen tersebut.

Tak lupa Abi juga membawa kunci mobilnya, yang dipikirannya saat ini adalah membawa Ayu pergi dari apartemen tersebut.

Entah bagaimana nasibnya jika Adel sampai menceritakan pada pak Darwin, mertuanya sendiri.

“Aa mau membawaku kemana? Apa aku salah jika aku cemburu?! Aku Istrimu!”

“Diam! Sekali lagi kamu bicara aku akan melemparmu!” ancamnya.

Ancaman Abi sukses membuat Ayu langsung terdiam, Ayu tak menyangka bahkan tak mengenali suaminya lagi.

“Kamu menjadi Istriku itu adalah kemauanmu! Bukan keinginanku! Kamu mengancam jika aku tidak mau menikah denganmu!” bentak Abi.

Karena dirinya sudah tak bisa lagi memendam amarahnya, apalagi melihat sikap Ayu yang begitu kasar pada Adel.

Nyali Ayu langsung menciut, ia langsung terdiam bersandar di dinding lift.

Abi mengusap wajahnya dengan kasar.

***

Terpopuler

Comments

Anastassya

Anastassya

ish, emosi aku.

2023-06-11

0

meisyaagatha

meisyaagatha

kapok di venatk

2023-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!