Episode 08

Dengan perasaan yang sangat marah, Abi keluar dari kamarnya meninggalkan istrinya yang tengah terduduk terisak, karena sudah berusaha meminta suaminya agar tak pergi.

Namun, usahanya percuma. Abi tak mendengarkan dirinya, pergi tanpa peduli dengannya.

Abi menghela napas berat, berusaha mengontrol emosinya. Dirinya tak benar-benar pergi, ia kembali membuka pintu kamar menatap Ayu yang masih terisak.

“Maafkan aku, tak seharusnya aku berkata kasar padamu. Aa masih belum siap melakukan itu, karena Aa merasa seperti melecehkan adikku sendiri.” Dengan suara melemah, Abi juga sebenarnya tak tega melihat Ayu.

“Aa, maafkan Aku. Jangan pergi, jangan tinggalkan Aku,” ujarnya memeluk kedua kaki suaminya, karena saat ini Abi tengah duduk di tepi tempat tidur.

Abi mengangguk, lalu melepaskan dekapan tangan Ayu di kakinya. Melangkah ke kamar mandi untuk mendinginkan tubuhnya yang terasa panas, ia berendam di bak kamar mandi dalam waktu yang cukup lama.

Di luar, Ayu sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih sopan dari sebelumnya.

Ia tampak gusar, bolak balik di depan pintu kamar mandi. Karena suaminya tak kunjung keluar dari kamar mandi, tapi dirinya juga takut untuk mengetuk pintu walau hanya memastikan Abi baik-baik saja.

Setelah dua jam lamanya, Abi keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Mata mereka saling bertatapan sejenak, tercipta kecanggungan di antara keduanya setelah kejadian tadi.

Abi segera mengalihkan pandangannya, dan mengambil pakaiannya lalu mengenakannya.

“Aa, Ayu minta maaf. Ayu hanya ----,” ucapnya langsung terpotong.

“Sudah larut malam, Neng. Aa juga ingin istirahat,” sela Abi.

Ia mengambil bantal dan selimut untuknya tidur di sofa panjang.

Ayu hanya bisa menatap suaminya tersebut yang tidur di sofa, tanpa ingin bertanya lagi.

Ayu menghela napas berat, lalu melangkah kakinya ke tempat tidur dan mulai merebahkan tubuhnya.

Entah kesalahan besar apa yang telah Ayu perbuat pada suaminya, sehingga Abi juga tak mau tidur seranjang dengannya.

Keesokan paginya, Ayu mengerjapkan kedua matanya. Netranya tampak sedikit buram, karena baru saja bangun. Ia mengucek kedua matanya dengan pelan. Melihat Abi suaminya tengah bersiap, seperti hendak pergi.

“Aa mau kemana sepagi ini?” tanya Ayu dengan suara lembut.

“Aa harus kembali bekerja, Neng.”

“Tapi, bukankah Aa masih cuti. Kenapa secepat ini Aa?” tanyanya lagi, beranjak dari tempat tidur menghampiri suaminya.

Bukannya menjawab, Abi mengecup hangat kening Ayu. Lalu meninggalkan Ayu yang masih menunggu jawabannya.

“Aa,” panggil Ayu lagi.

Namun, Abi tak menghiraukan panggilannya tersebut.

Ayu bergegas menyusul suaminya dan saat keluar kamar, Ayu melihat ibunya sedang berbicara pada Abi.

Abi tampak mencium punggung tangan Ibunya, tampak jelas jika sang ibu begitu menyayangi Abi.

“Aa!” panggil Ayu.

Langkah Abi langsung berhenti, lalu menoleh ke belakang.

“Aa, maafkan Ayu Aa. Jangan pergi seperti ini Aa,” ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis.

“Neng, maafkan Aa. Aa harus pergi,” ucapnya menatap Ayu dengan lembut.

Ayu tampak menunduk, dirinya merasa sangat bersalah karena memaksa Abi untuk melakukannya semalam. Karena ia sudah tahu, pasti Abi akan menolaknya dengan alasan Abi masih belum siap.

Melihat kepergian Abi, Ayu terduduk lemas di lantai bersamaan dengan air mata yang mengalir.

“Ada apa, Ayu? Apa kalian bertengkar?” tanya ibunya.

Bukannya menjawab, Ayu semakin terisak.

“Hiks ... Ibu. Hiks ....” suara tangis semakin nyaring, apalagi mendengar suara deru mesin mobil Abi yang terdengar sudah menjauh.

Sang ibu mengerti, lalu membawa putrinya untuk duduk di sofa dan memberikannya air minum.

Setelah merasa Ayu tenang, sang ibu mulai bertanya kembali padanya dengan hati-hati.

“Ayu, apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya.

Air mata mengalir membasahi pipi mulus Ayu.

Dengan suara gemetar, Ayu mulai menceritakannya apa yang sebenarnya terjadi semalam. Bahkan ia menceritakan jika dirinya membeli obat yang bisa menaikkan hasrat bercinta suaminya.

“Ayu, apa kamu sadar? Apa yang telah kamu lakukan itu, pasti akan membuat Abi semakin benci padamu!” seru ibunya, tak habis pikir dengan jalan pikiran putrinya tersebut.

“Ayu tak punya pilihan lain lagi, Bu. Ayu adalah Istri sah Aa Abi, apa ayu salah meminta hak Ayu sebagai Istrinya?!” balas Ayu tak mau kalah.

“Apa kamu lupa, apa yang telah kamu katakan sebelum kamu memaksa Abi untuk menikahimu? Ibu sudah katakan sejak awal, Abi itu sudah menganggapmu seperti adiknya sendiri! Pasti butuh waktu untuknya, Ayu!” seru ibunya.

Sebelumnya Ayu mengancam akan bunuh diri jika Abi tak mau menikahinya, saat itu Abi juga bersikeras tak ingin menikah dengannya.

Hingga orang tua Ayu memohon pada Abi, dengan penuh pertimbangan Abi menyetujui pernikahan tersebut dengan syarat Abi tidak bisa melakukan hubungan layaknya suami istri.

Mendengar Abi menyetujuinya, dengan cepat Ayu mengangguk asalkan Abi mau menikah dengannya sehingga ia tak mempermasalahkan syarat yang di berikan oleh Abi.

“Ibu selalu saja membela Abi! Aku putrimu!”

“Ibu tak membela siapapun di antara kalian. Tapi semua masalah ini berawal dari kesalahanmu, yang bernafsu ingin memiliki Abi tanpa memikirkan akhir dari akibat ulahmu! Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini? Hah ... jawab Ibu! Apa kamu bahagia sekarang!” tanyanya.

Karena sejak awal pernikahan, hanya Ayu yang terlihat sangat bahagia. Akan tetapi tidak dengan Abi, terlihat jelas ia hanya terpaksa menikahi putrinya itu.

Ayu terdiam.

“Kali ini Ibu tak bisa lagi membantumu, atau memohon pada Abi. Walaupun kamu mengancam! Ibu sudah sangat malu dan merasa bersalah pada Abi!”

“Kamu sudah dewasa, kamu bisa memikirkan mana yang baik dan buruknya! Kali ini Ibu angkat tangan,” tambahnya lagi.

Setelah mengatakan itu, ia meninggalkan putrinya yang tengah kembali terisak di kursi tersebut.

***

Di apartemen, Adel bangun pagi.

Karena hari ini dirinya punya janji dengan Dina dan temannya yang lain untuk bertemu di salah satu restoran.

Karena dirinya sangat bosan, apalagi seharian kemarin semenjak kepergian suaminya hingga saat ini, Abi sama sekali tak mengirimnya pesan.

“Rajin banget Nyonya Abi,” goda Dina melihat sahabatnya tersebut dengan membersihkan ruang tamu.

“Bukan rajin, tapi sudah tugas seorang Istri,” sahutnya.

“Ekhem ... cie, ada yang sudah mulai jatuh cinta nih. Beda banget sama yang dulu, tak ingin menikah sampai ingin kabur. Tapi sekarang, hm ....”

“Apaan sih! Lebay banget. Sini bantuin,” celetuk Adel.

Dina tertawa lepas melihat wajah sahabatnya yang cemberut, akan tetapi Dina juga tak malas membantu sahabatnya tersebut untuk membersihkan apartemen tersebut.

Setelah selalu, sekitar jam 11.00 siang Adel dan Dina sudah bersiap. Mereka menuruni lift bersama, menuju ke mobil mereka.

Sebelumnya, Adel sudah mengirim pesan pada suaminya jika dirinya hari ini keluar sebentar makan diluar bersama temannya Dina.

Namun, pesan tersebut tak kunjung di baca bahkan nomor suaminya tidak aktif.

Saat keluar dari parkiran, selang beberapa menit mobil milik Abi baru datang dan memarkirkan mobil miliknya di tempat biasanya.

Abi terlihat terburu-buru memasuki lift, karena sebenarnya dirinya juga mengkhawatir Adel sejak kemarin yang tak di beri kabar olehnya.

Setiba di depan pintu, berulang kali Abi menekan bel akan tetapi pintu tersebut tak kunjung di buka.

Beruntung Abi mempunyai kunci lain, saat pintu terbuka Abi tak menemukan siapapun di ruang tamu tersebut bahkan terlihat sangat sepi.

“Dimana dia? Adel!” panggil Abi berulang kali.

Bahkan ia sudah memeriksa di dua kamar tersebut, namun tak menemukan Adel, Istrinya.

“Apa mungkin di rumah Mama?” gumamnya.

Karena daya ponsel mati, Abi memakai telepon rumah untuk menghubungi rumah mertuanya.

Namun, ternyata disana juga tak ada istrinya.

“Kemana dia?!” gumam Abi terlihat kesal karena tak menemukan istrinya, padahal dirinya begitu merindukan Adel ingin melihat wajah istrinya tersebut.

***

Terpopuler

Comments

.

.

sebenarnya keduanya hanyalah korban keserakahan ayu

2023-06-21

0

.

.

kasihan ayu

2023-06-21

0

Nenek nenek

Nenek nenek

Astaga, gila sih

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!