Episode 20

Adel mengerjapkan keduanya matanya, ia terbangun setelah mendengar suara dering ponsel miliknya berbunyi menandakan panggilan masuk.

Adel menyipitkan kedua kelopak matanya melihat nama yang ada di layar ponsel miliknya tersebut, karena baru bangun membuat matanya sedikit buram

“Varell,” gumamnya.

Adel melihat sekelilingnya, ternyata Abi sudah pergi dari kamar tersebut dengan cepat Adel menggeser layar ponsel tersebut untuk menerima panggilan.

“Hallo, Varell. Ada apa?” tanya Adel dengan suara pelan.

“Halo cantik. Apa kabar?” sapa Varell, membuat Adel tersipu mendengar ucapan Varell yang memujinya cantik.

“Aku baik, ada apa?” tanya Adel lagi.

Bukannya menjawab, Varell malah melontarkan beberapa kali gombalan. Membuat Adel tersenyum simpul mendengarnya, bahkan tampak kemerahan dari wajahnya karena malu.

“Oh iya, Adel. Ada yang ingin kamu katakan padamu, izinkan aku mengatakan sesuatu dan kamu harus mendengarnya dengan baik-baik. Karena aku hanya mengatakan hanya satu kali saja.”

Adel terdiam, bahkan mengernyit bingung karena tak seperti biasanya Varell meminta izin padanya jika ingin mengatakan sesuatu. Pasalnya, dirinya dan Varell sudah cukup lama berteman termasuk dengan Dina.

“Kenapa meminta izin, katakan saja. Aku akan mendengarnya dengan baik, bahkan aku sudah menajamkan pendengaranku,” sahut Adel dengan semangat sembari melebarkan senyumnya.

“Adel, sebenarnya aku ....” Varell kembali menggantungkan ucapannya, membuat Adel menjadi sangat penasaran.

“Aku apa?” tanya Adel tak sabar.

Ekhem .... Deham Varell menetralkan rasa gugupnya.

“Adel sebenarnya aku sangat menyukaimu, jauh sebelum kamu menikah dengan Suamimu. Aku lebih dulu menyukaimu, tapi aku tak punya kesempatan untuk mengatakannya. Maaf jika pernyataan ku ini pasti membuatmu terkejut, tapi aku tak bisa lagi memendamnya,” ucap Varell.

Adel langsung terdiam mendengar pernyataan temannya tersebut.

“Adel, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu masih disana?” tanya Varell karena tak mendengar suara Adel di sana.

“Hah, eh iya. Aku masih disini, Varell aku ----.” Perkataan Adel langsung terhenti saat melihat pintu kamarnya di buka oleh seseorang.

“Adel, kamu sudah bangun?” tanya mamanya sembari menutup pintu kembali, karena ia juga melihat putrinya sudah duduk tadi tidurnya.

Sebelumnya, ia mengintip putrinya namun Adel masih tertidur pulas.

“Aku akan menghubungi lagi nanti,” bisik Adel lalu segera mengakhiri panggilannya.

“Mama,” panggilnya meletakkan ponselnya di nakas.

“Makan dulu,” ucap mamanya.

Adel mengangguk patuh.

Setelah memastikan putrinya baik-baik saja, mamanya berpamitan keluar kamar.

Setelah memastikan mamanya tak kembali lagi, Adel menghela napas lega. Lalu ia mengirim pesan pada Varell, bahkan tak segan mengajak Varell untuk bertemu. Adel tak memikirkan lagi dimana suaminya saat ini, karena hatinya terlalu sakit setelah mengetahui jika Abi ternyata sudah menikah.

Di tempat lain, Varell tersenyum, bahkan menyeringai jahat. Karena berhasil membuat Adel dilema dengan pernyataannya barusan.

Ia sangat yakin, jika Adel pasti akan menerima cintanya dan bahkan kesan di sengaja. Karena dengan begitu, ia lebih mudah membalas dendamnya pada kakaknya Adel, yaitu Damar.

Bahkan ia bisa menikmati fasilitas dari Adel, karena Adel pasti akan memberikan apa yang diinginkannya, pikirnya di tambah lagi, Adel adalah anak dari pemilik bisnis yang cukup terkenal.

“Adel, maafkan aku. Kamu harus menanggung akibat ulah kakakmu itu, aku ingin memberi pelajaran agar dia tak memandang orang rendah! Kamu hanyalah umpan saja,” ujar menyeringai licik.

Setelah puas bergumam, Varell tersenyum puas karena sebentar lagi ia akan melihat kehancuran Damar, Kaka kandung Adel.

“Apa kamu tidak waras?!” tanya Dina.

Saat ini Varell berada di rumah Dina, selain itu ia juga ingin tahu banyak tentang Adel, karena Dina sangat dekat dengan Adel.

Walaupun dirinya berteman baik dengan Adel, Varell ternyata tak terlalu kepo dengan kehidupan orang yang dekat dengannya.

Kini dirinya mulai merencanakan niat jahat untuk menghancurkan keluarga Adel.

"Aku masih waras!" sahutnya santai.

Dina tak mudah percaya begitu saja.

"Kamu ingin merencanakan sesuatu yang jahat, ya?" tebak Dina.

"Awas saja kamu!" ancam Dina menunjuk wajah Varell yang tampak tersenyum ke arahnya.

"Aku tidak takut!" celetuknya sembari beranjak dari tempat duduknya.

Dina memicingkan matanya menatap punggung Varell, Dina tak mudah percaya begitu saja.

"Aku sangat mengenali dirimu, Varell. Pasti kamu sedang merencanakan sesuatu," gumamnya dalam hati.

"Aku akan menyelidikinya," tambahnya lagi.

setelah melihat punggung Varell menghilang, Dina juga menutup pintu rumahnya kembali. Karena dirinya harus berangkat bekerja.

***

Terpopuler

Comments

citra sari

citra sari

si varel yang mencurigakan

2023-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!