Waktu begitu cepat berputar, hari sudah berganti dengan hari lagi. Abi tak punya alasan lagi untuk menolak pernikahan tersebut, selain Pak Darwin begitu padanya dan keluarganya. Ia juga tak punya pekerjaan tetap jika ia berhenti di perusahaan ini, otomatis jika dirinya menolak pernikahan tersebut ia juga harus berhenti bekerja dari tempat tersebut.
Pernikahan yang di gelar secara sangat sederhana, karena semua ini permintaan Abi sendiri untuk menikah tak di rayakan secara meriah.
Pernikahan mereka hanya di hadiri kerabat dekat saja, serta sahabat Adel yaitu Dina.
Setelah pernikahan itu selesai, Abi meminta izin untuk kembali ke apartemennya. Tak lupa, Pak Darwin meminta Abi untuk membawa putrinya yang baru saja menjadi istrinya tersebut untuk pindah ke apartemen yang di berikan oleh pak Darwin sendiri.
Awalnya Adel menolak untuk ikut ke apartemen dan memilih tinggal bersama kedua orang tuanya, mamanya memberi pengertian pada putrinya tersebut bahwa ketika wanita sudah menikah otomatis istri akan ikut suami kemanapun suami pergi.
Di dalam mobil, tak ada percakapan sama sekali di antara mereka berdua. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
“Tepikan mobilnya!” dengan suara pelan, namun masih terdengar oleh Abi.
Abi langsung menepikan mobilnya, keduanya menatap lurus ke arah depan.
“Apa tujuanmu ingin menikah denganku? Apa kamu punya maksud lain?!”
“Tanyakan langsung pada Pak Darwin! Jika tidak karena terpaksa, aku tidak mungkin mau menikah dengan anda, Nona!” sahut Abi masih berusaha menahan diri.
“CK ....” Adel berdecap kesal mendengar ucapan pria yang baru saja menjadi suaminya tersebut.
“Katakan saja, berapapun yang kamu inginkan. Aku akan memberikannya, tapi kita harus bercerai!” usul Adel menyenderkan bahunya menutup matanya.
Abi menyunggingkan senyumnya.
“Begitu mudah untuk orang kaya mengatakan berpisah. Tapi maaf, aku menolak! Itu sebagai bentuk janjiku pada Pak Darwin. Begitu banyak jasa Pak Darwin, hingga aku tak mampu menolak apa yang telah ia perintahkan!” tegas Abi menolak tawaran Adel.
Hingga membuat Adel semakin kesal mendengarnya.
“Kita lihat saja, aku akan membuatmu tidak betah bersamaku!” menatap Abi dengan tersenyum licik.
Abi menatapnya seolah menantang ucapan istrinya tersebut, dengan cepat Adel mengalihkan pandangannya ke arah lurus.
“Kita lihat saja!” balas Abi kembali menyunggingkan senyumnya.
Abi kembali mengendarai mobilnya, sesekali ia melirik istrinya yang terlihat masih kesal.
“Adel, maafkan aku jika aku egois. Tapi mau bagaimana lagi, Pak Darwin mengancamku. Aku juga tak tahu, bagaimana reaksi kalian jika mengetahui yang sebenarnya. Tapi jujur, entah kenapa aku merasa tidak keberatan dengan pernikahan ini,” gumam Abi dalam hati.
Setibanya di apartemen, Abi mendengar suara dering ponselnya.
Adel juga tak sengaja melihat layar ponsel milik Abi yang bertuliskan nama neng Ayu serta emoji love.
“Aku terima telepon dulu, Kakak sepupuku menghubungiku,” pamitnya pada Adel.
“Apa peduliku? Kenapa harus meminta izin padaku?!” kesal Adel dalam hati, akan tetapi dirinya malah mengangguk.
Adel mengangguk, ia melihat punggung Abi yang menjauh menerima panggilan tersebut. Ia menatap curiga pada Abi, kenapa ia menjauh sedangkan itu dari keluarganya.
Adel menghela napas berat, ia juga tak terlalu memikirkan dengan siapa suaminya bicara saat ini.
Ia membaringkan tubuhnya di atas sofa, ia sangat tertekan dengan pernikahan dadakan ini.
“Papa sungguh tidak adil! Kenapa Kakak tidak di jodohkan juga? Kakak juga belum menikah!” protesnya.
Setelah lelah bergumam, netranya tak sengaja tertuju pada Abi yang terlihat marah di telepon.
Membuat Adel penasaran, dengan siapa sebenarnya Abi berbicara. Ia perlahan melangkah, ingin menguping pembicaraan Abi di telepon.
Ia bersembunyi di balik pintu, lalu menajamkan telinganya.
“Neng, Aa cape! Tolong pengertiannya, aku pasti akan membawamu kesini. Bersabar lah, jangan membuat pekerjaanku tidak karuan disini,” sahutnya di telepon terdengar kesal.
“Siapa yang mau datang? Kenapa dia menolak? Bukannya bagus jika ada keluarganya yang akan datang kemari,” gumam Adel dalam hati.
Lalu Adel kembali menguping percakapan mereka, Adel sedikit kesal karena Abi berbicara sangat pelan hingga dirinya tak mendengar lagi percayakan mereka.
***
Mohon maaf jika ada salah dalam beberapa bab, karena masih dalam revisi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments