Part 13

Ezza tengah duduk di kursi kebanggaan nya selama ini, dia menatap istrinya yang ada di depan ruangan nya yang tengah mencoret-coret photo dirinya dan tentu saja Ezza bisa melihat kalau Istri cantik dan seksoii nya tengah memaki nya karena terlihat kalau Ani berkomat kamit di meja nya.

"Ahiss.. Ini sudah satu minggu Ani marah sama aku!! ini semua gara-gara sih El kurang ajar itu" Ezza kesal telah menyetujui taruhan satu minggu yang lalu.

"Kenapa jadi gara-gara saya tuan?? Kan anda sudah saya beri tahu tapi anda tidak percaya!!" El yang sedari duduk di sofa ruangan Ezza menyahut saat nama nya di bawa-bawa oleh Ezza.

"Sejak kapan kamu ada di sana tidak sopan masuk tanpa ketuk pintu"

"Apa anda lupa tuan muda Ezza yang terhormat saya tengah menyelesaikan tugas anda yang bagaikan gunung ini!!!" El menepuk tumpukan dokumen yang ada di atas meja depan nya.

Huuffff.....

Ezza lupa selama satu minggu ini dia tidak perna melihat dokumen yang ada selalu ada setiap harinya, kini di titik terakhir Ezza menyuruh El untuk mengerjakan nya di ruang kerja nya. Agar El tidak bolak-balik keruang kerja nya untuk meminta tanda tangan.

"Sudah lah tutup mulut bau mu" Kesal Ezza yang masih menatap layar tablet nya.

El mendengus mendengar perkataan Ezza yang sungguh sangat mengesalkan, Ezza kembali fokus ke tablet nya sedangkan El kembali di laptop dan dokumen nya.

Di ruang yang berbeda Ani terus mengomel memaki suami nya yang pasti dia tau kalau tengah mengintai nya lewat cctv yang ada di ruangan nya.

"Emang Ezza kagak ada otak, aku yang minta enggak di kasih malah aku di belikan mobil lain!!! Eh malah kini mobil nya di jadikan bahan taruhan, ingin sekali aku menukar dengan brambang kesel bangat aku sama dia" Ani mengomel sedari dia datang ke kantor sampai saat sekarang hari mulai siang.

Ani tidak menyentuh berkas yang ada di mejanya, laptop saja belum menyalah sedari tadi pagi. Ani duduk di kursi nya dengan mencoret-coret photo Ezza bersama nya.

"Apa otak kamu ketinggalan di perut Mimi?? Apa Mimi emang di kasih anak yang enggak punya otak jadi enggak bisa berpikir" Ani lagi-lagi mengomel di ruang kerja nya.

Sampai ketukan pintu ruangan nya tidak dia hiraukan, pria matang dan tampan yang tengah mengetuk pintu ruangan Ani tidak menyerah untuk terus mengetuk pintu ruangan Ani.

Tok tok tok..

Tok tok tok..

Tok tok tok

Tok tok tok.

Ani yang sudah kesal menjadi bertambah kesal mendengar suara ketukan pintu kaca yang ada di ruangan nya, dengan rasa dongkol Ani beranjak dari duduk nya berjalan ke arah pintu ruangan nya.

Ceklek..

"Kenapa??"

"Apa Ezza ada??"

"Ada"

"Apa say bisa bertemu dengan nya??"

"Bisa"

Brakk...

Ani menutup pintu kaca ruangan nya dengan kesal, Pria yang ada didepan ruangan Ani terkejut dengan tindakan Ani. Markus dia teman Ezza yang baru pulang dari Eropa karena ada pekerjaan di sana selama kurang lebih 3 tahun.

Markus menatap pintu ruangan Ezza yang ada nama Ezza di papan nama "Rezza Febiano". Markus membuka pintu ruangan Ezza.

" Selamat Siang tuan muda Ezza"

Ezza mendongak menatap siapa yang datang ke ruangan nya tanpa mengetuk pintu terlebih dalu, karena yang berani masuk tanpa mengetuk pintu hanya El dan Ani.

Ezza menatap pria matang dan tampan yang berjalan mendekat ke arah nya, Markus duduk di kursi seberang Ezza. "Kenapa kamu menatap ku seperti itu??" Markus merasa aneh dengan Ezza.

"Kamu!!! Eh brow kapan elo balik??" Ezza mengingat sahabat kecil nya Markus yang sudah tiga tahun tidak bertemu.

"Aku baru balik tadi pagi, terus langsung ke kantor!! Merasa bosan aku ke sini" Markus menyahut pertanyaan Ezza.

Sedangkan El tidak memperdulikan Ezza dan Markus yang tengah berbicara santai karena El tengah fokus dengan satu berkas yang menurut nya di manipulasi.

Markus dan Ezza bercerita tentang kehidupan mereka sampai tiga tahun ini, Markus masih sama yang belum siap menikah di usianya yang sudah matang.

"Eh.. ngomong-ngomong Sekertaris kamu galak banget anjir, belum lagi dia judes banget!! Kok kamu betah sama Sekertaris kayak gitu?? Kagak takut klien datang terus dia enggak bisa rama" Aduh Markus yang enggak percaya dengan Ezza yang bertahan dengan Ani.

"Di Nona muda Febiano"

"Sejak kapan kamu punya adik?? Nyokap dan Bokap kamu kan anak tunggal??" Markus yang mengenal Ezza sedari kecil pun tau seluk beluk keluarga Ezza.

"Dia Istri ku Anjir!! Dia ngambek"

"Istri???" Markus mengulang kembali perkataan Ezza yang mengatakan Istri.

"Hemm.. aku udah nikah 2 bulan yang lalu"

"Aku enggak percaya kamu udah ada pawang yang mengendalikan hati seorang Rezza Febiano" Markus benar-benar tidak percaya kalau teman masa kecil nya yang terkenal Casanova sudah menikah dengan perempuan yang menurut Markus cantik tapi Judes.

Ezza dan Markus tengah asik membahas Ezza yang sudah menikah dengan Sekertaris nya dengan drama sebelum menikah. Saat tengah asik bercerita mereke di kejutkan dengan pintu yang membentur dinding ruangan Ezza.

Bukan hanya Ezza dan Markus melainkan El yang duduk di sofa ruang kerja Ezza yang tengah fokus mempelajari berkas yang di manipulasi.

Brakkk...

"Astaga..!!"

"Anjir..!!"

"Setan.."

Ani menatap nyalang Ezza, dan El yang duduk di sofa, Ani mendekat ke meja Ezza dengan tatap tajam. Seperti Ani ingin menguliti Ezza hidup-hidup.

Ezza merasa ngeri melihat istrinya yang menatap nya seperti itu, Ezza mengira kalau Ani akan memaki nya kembali. "Mas.."

"Iyah Sayang.."

"Enggak usah sayang-sayang kamu" ketus Ani.

"Iyah Queen"

"Aku lapar ingin makan, Ayam pok-pok, Ayam bakar, Bakso, Mie ayam, Mie pedas"

Ezza, Markus dan El menatap Ani dengan ternganga mendengar permintaan Ani yang sangat banyak. Sedangkan Ani yang merasa tidak di respon Ezza memanggil suami nya kembali.

"Mas Ezza yang enggak ada otak!!!"

Panggilan Ani sekaligus memaki Suami nya itu menyadarkan Ezza, El dan Markus, Ezza menatap Ani dengan bingung. "Queen, kamu yakin mau makan segitu banyak nya??"

"Kenapa?? Kamu enggak mau beliin aky??"

"Bukan gitu Queen!! Apa kamu bisa menghabiskan nya?? Kan sayang kalau di buang mubazir kata kamu kalau buang-buang makanan"

"Aku akan menghabiskannya kamu tenang saja"

"Baik lah Queen kamu tunggu dulu aku akan memesankan kamu semua makanan yang kamu inginkan" Ezza mengotak atik ponsel yang ada di genggaman nya.

Setelah beberapa menit Ezza kembali menaruh ponsel nya di atas meja kerja nya. "Sudah Queen kamu tunggu di sini yah??"

"Malas dekat dengan suami enggak punya otak kayak kamu Mas" ketus Ani berlalu dari ruangan Ezza.

Ezza mendengus menatap kepergian Istrinya yang sudah satu minggu ini marah dengan nya, Ezza sama sekali belum menyentuh Istrinya sama sekali sejak satu minggu yang lalu.

Karena Ani melarang Ezza dekat dengan nya, apalagi Ani akan pergi meninggalkan nya saat dia mendekati nya. Sungguh miris bukan Ezza.

"Wau, seorang Ezza takut?? Luar binasa"

"Luar bisa tuan muda Markus"

Markus menoleh kebelakang melihat siapa yang ada di belakang nya, ternyata Asisten Ezza yang tengah menatap berkas di atas meja.

"El, sejak kapan kamu ada di sana.???"

"Sebelum anda datang ke sini saya sudah ada di sini bersama dengan laptop dan berkas saya"

"Kenapa kamu bawa ke sini??"

"Karen saya bukan robot yang tidak bisa lelah tuan"

"Sudah lah lanjut saja kamu!! Tidak seru terlalu kaku"

El mendengus mendengar ejekan Markus, Markus kini menatap Ezza tidak percaya sahabat yang Casanova bisa takut dengan Istrinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!