Part 2

Ani menggeliat saat merasakan tidur nya sangat nyaman dan juga tidak sekeras saat dia baru tidur kemarin malam di atas karpet lantai, Ani membuka perlahan matanya, dia menatap langit langit kamar yang berbeda dengan kemarin.

Apalagi dia mencium wangi yang khas seorang pria, dia menatap sekeliling melihat banyak perbedaan yang dia rasakan, perlahan dengan pasti Ani meraba yang ada di bawa tangannya, dia merasakan lembut dan nyaman.

Ani bangun dari rebahan nya dia menatap tempat yang saat ini dia berada, Ani mulai sadar dan ingat kalau saat ini bukan tempat yang semalam, Ani menyikap selimut tebal yang membungkus nya, dia merasa lega baju yang dia pakai semalam masih melekat di tubuh nya tanpa kurang satu pun.

Saat Ani menatap sekeliling bertepatan dengan Ezza yang baru keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh bagian bawanya saja, Ani bisa dengan jelas menatap roti sobek yang ada di perut Ezza..

"Ahhhhhhhh......" Ani berteriak sekencang mungkin saat kewarasan nya sudah kembali, dia menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

Sedangkan Ezza yang ingin masuk ke dalam ruang ganti yang ada di samping kamar mandi dia terkejut dengan teriakan seseorang yang tidak jauh dari tempat nya berdiri.

Ezza mengusap telinganya yang terasa berdengung mendengar teriakan Ani, Ezza berbalik menatap Ani yang tengah menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya.

Ezza mendekat kearah Ani dengan percaya diri, dia akan membuat Ani terpesona dengan tubuh indahnya seperti perempuan lain yang suka rela melempar dirinya di bawa kungkungan Ezza.

"Kenapa kamu berteriak Ani??" Ezza bertanya di depan Ani yang masih menutup wajah nya yang memerah.

"Pak, itu itu saya emm saya, bapak mending pakai baju dulu biar saya bisa melihat pak, ini gelap" ucap Ani dengan gelagapan.

"Kenapa kalau saya tidak memakai baju??" Ezza malah semakin memancing Ani.

"Pak saya malu??"

"Kenapa kamu yang malu, kan saya yang belum pakai baju"

Saat Ezza tengah gencar menggoda Ani, malah kesenangan nya di ganggu oleh seseorang yang tengah memencet tombol yang ada di luar kamar Ezza yang ada di ruangannya.

"Sialan siapa yang datang mengganggu" batin Ezza

Ezza yang masih menggunakan handuk keluar dari dalam kamar, dia memutar bola yang ada di samping rak buku yang ada di kamar pribadi Ezza. Ezza melihat Al yang ada di dalam ruangannya dengan membawa paper bag di tangan nya.

"Kamu mengganggu ku Lang" ucap Ezza yang sudah keluar dari dalam pintu kaca yang ada di dalam ruangannya.

"Maaf tuan muda saya hanya mau memberi baju yang anda minta" Elang memberi paper bag yang dia bawa kepada Ezza.

"Apa kamu mau pergi sekarang lang??" Ezza bertanya dengan memandang Asisten nya dengan bertanya.

"Iyah tuan"

"Hati hati karena di sana banyak jebakan karena di sana bukan wilayah kita" Ezza mengingatkan Elang agar hati hati karena kemarin musuh mengejarnya sampai ke sini.

Elang menganggukkan kepada nya lalu berlalu dari ruangan Ezza, Ezza kembali ke kamar pribadi nya untuk lanjut menggoda Ani mungkin sekarang sudah mandi.

Dugaan Ezza benar Ani tengah mandi, terdengar suara gemericik Air terdengar dari kamar Mandi. Ani yang ada di dalam kamar mandi tengah menikmati acara mandi nya yang begitu segar, air yang mengalir dari shower membuat Ani yang tadi kepanasan setelah melihat tubuh indah Ezza.

Setelah setengah jam berlalu kini Ani mengambil handuk yang ada di sana lalu memakainya, Ani lupa kalau saat ini dia buka di rumah nya yang bebas keluar masuk kamar mandi menggunakan handuk.

Ezza menatap Ani yang tengah berjalan keluar dari dalam kamar mandi pemandangan yang sangat indah untuk Ezza terus menatap Ani samapi Ani merasa kalau dirinya tengah di tatap oleh seseorang.

"Ahhhhhhhh" Ani berteriak berbalik menghadap dinding kamar mandi dia menempelkan badanya di dinding.

"Kenapa kamu keluar menggunakan handuk saja?? Kamu mau menguji kejantanan saya Ani"

"Ah..Maaf pak saya lupa kalau saya ada di kamar bapak"

Ezza mendekat kearah Ani yang masih menempelkan badan nya di dinding, Ezza meniup leher jenjang Ani yang sangat membuat Ezza semakin tertarik dengan Ani.

Ani yang merasakan hembusan angin yang menyapa kulit belakang nya mulai merasakan merinding di sekujur tubuhnya, hawanya panas bulu bulu nya berdiri meremang.

"Kamu tau, kalau mau menggoda saya nanti saja, saya banyak pekerjaan" Ezza menggigit ujung telinga atas Ani yang membuat Ani merasa sensasi aneh di tubuh nya.

Ezza memberi paper bag yang di berikan Elang kepada nya tadi, Ani menerima paper bag itu dengan sangat gugup. "A-A-apa ini pak??" Ani gelagapan

"Baju kerja kamu, ganti dan cepat selesaikan pekerjaan kamu yang menumpuk bagaikan gunung" ucap Ezza lalu berlalu dari dalam kamar nya, Ezza keluar dari dalam kamar Pribadi nya.

Setelah kepergian Ezza, Ani mengganti baju nya dengan baju baru yang Ezza berikan, baju yang mahal melekat indah di tubuh Ani. Ani memberi sentuhan sedikit dari make up yang selalu ada di dalam tas nya.

Ani keluar dari kamar Ezza sesuai dengan petunjuk yang Ezza beri tahu, Ani berjalan kearah Ezza yang sudah menatap layar laptop nya. "Pak, ini baju nya mahal, gaji saya setahun mungkin tidak cukup untuk mengganti nya" Ani mengatakan apa yang ada di dalam hati nya.

"Tidak usah di ganti, itu baju buat kamu karena sudah saya libatkan tidur di kantor"

"Anda belum tidur pak, apa mau saya buatkan kopi???"

"Iyah, gula nya sedikit saja"

"Iyah Pak"

Ani keluar dari dalam ruangan Ezza untuk membuatkan Ezza kopi yang sesuai dengan keinginan nya. Ani berjalan santai untuk ke dapur kantor, dia menyapa setiap orang yang dia lewati.

Ani mulai membuat kopi yang enak untuk bos nya yang sudah baik untuk membelikan baju yang mahal. "Bahkan gaji ku satu tahun masih sangat kurang banyak" Batin Ani yang mengaduk kopi yang dia buat khusus untuk Ezza.

Ani membawa kopi buatan nya keruangan Ezza, Ani mengetuk pintu ruangan Ezza, Ani masuk kedalam ruangan Ezza. "Pak ini kopi penghilang lelah dan kantuk bapak" Lirih Ani dengan menaruh kopi buatan nya.

Ani pamit untuk kembali ke ruangan nya yang ada di depan ruangan Ezza, Ani masuk kedalam ruangan nya. Dia menatap tumpukan kertas yang ada di meja kerjanya dengan menarik napas dalam lalu membuang nya perlahan.

"Semangat Ani hari kedua" Ani menyemangati dirinya sendiri dengan menggosok gosokan kedua telapak tangan nya.

Ani menghidupkan laptop yang ada di depan nya, dia mulai mengerjakan pekerjaan nya agar tidak terlalu menumpuk di meja nya. Ani dengan semangat yang menggebu gebu menatap layar laptop dan membolak balikan berkas yang ada di samping nya.

Ani menatap tumpukan berkas yang tinggal sedikit. "Ayo kurang sedikit lagi lalu kamu bisa istirahat Ani" celoteh Ani dengan merenggangkan otot otot yang terasa kaku.

"Akhir nya selesai" setelah satu jam Ani sudah mengerjakan sisa pekerjaan nya yang menumpuk karena Elang tidak ada di kantor.

Ani membereskan berkas berkas yang ada di atas meja nya, dia membawa keluar ruangannya. Ani masuk kedalam ruangan Ezza setelah mengetuk pintu tiga kali.

Ani menaruh tumpukan berkas itu ke meja Ezza yang tengah fokus menatap layar ponsel nya. Ani pamit untuk keluar kamar Ezza, tapi Ezza menyuruh Ani tetap tinggal di ruangan nya.

"Ada apa pak??"

"Saya mau mengajak kamu makan siang di ruangan saya, tapi buatkan saya kopi lagi"

"Baik pak"

Ani keluar dari ruangan Ezza berjalan kearah dapur kantor, Ani kembali membuatkan kopi yang sama dengan yang dia buatkan tadi pagi. Ani mengaduk aduk dengan bernyanyi entah yang dinyanyikan tapi dia bernyanyi.

Ani membawa masuk kopi yang di ingin kan Ezza kedalam ruangan nya, Ani masuk menatap Ezza yang sudah duduk di sofa ruang kerja nya menata Makanan yang mungkin baru saja datang..

Ani menaruh kopi yang dia bawa di meja kerja Ezza, karena meja yang ada di depan sofa tampak penuh dengan makanan. Ani saja sampai bingung makanan apa saja yang ads di atas meja.

Ezza menyuruh Ani duduk di samping nya, Ezza sungguh sungguh mengajak Ani untuk makan siang bersama di ruangannya.

"Pak, apa ini enggak kebanyakan??" Ani bertanya dengan menatap Ezza dengan bingung.

"Tidak, sudah ayo makan"

Ezza dan Ani makan siang bersama dengan saling diam sampai makanan yang ada di depan meja habis, tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua, mereka saling diam. Sampai Ani pamit untuk kembali keruangan nya setalah membersikan bekas makanan dirinya dengan Ezza.

Ezza menganggukkan kepalanya menatap Ani yang sudah menghilang di telan pintu yang tertutup, Ezza masih menatap pintu sampai deringan ponsel nya membuyarkan lamunan Ezza.

Ezza menatap ponsel melihat siapa yang tengah menghubunginya ternyata Mimi nya, Ezza mengangkat dengan malas nya.

Setelah pembicaraan yang cukup membosankan dengan Mimi nya Ezza mematikan sambungan telpon nya, Ezza menaruh ponsel nya di atas meja di depan nya. Ezza merebahkan dirinya di sandaran sofa dengan menggunakan kedua tangan nya bantal, dan mata yang terpejam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!