Part 5

Ani menatap tumpukan berkas yang ada di meja nya berhari hari dia sudah di beri pekerjaan oleh Ezza seperti pertama masuk kerja. Setiap hari pekerjaan nya semakin menumpuk dan banyak, entah di sengaja atau tidak tapi tumpukan berkas seakan tidak ada habis nya.

Huuuuffff...

"Aku harus semangat demi masa depan ku sendiri" Batin Ani menatap laptop yang ada di depan nya.

Ani mulai mengerjakan pekerjaan yang menumpuk seperti gunung yang menjulang tinggi wkwkwk. Ani membolak balikan berkas yang ada di depan nya dengan sangat lelah.

Ani mengerjakan sampai tidak sadar kalau hari sudah siang waktu nya makan siang, Ani tidak keluar dari dalam ruangan nya. mengambil paper bag yang ada di samping kursi nya.

Ani membuka tepak makan yang dia keluarkan dari dalam paper bag yang di bawa dari rumah, Ani mengerjakan pekerjaan nya dengan makan bekal yang dia bawa.

Sedangkan Ezza menatap Ani di layar tablet yang ada di genggaman nya, Ezza merasa bersalah melihat Ani makan siang dengan mengerjakan pekerjaan yang harus nya menjadi tugas Al.

"Maaf aku enggak bermaksud buat kamu kayak gini tapi aku enggak mau bergaul dengan yang lain di sini!! Tunggu sampai aku menangkap penyusup itu" Lirih Ezza menatap wajah Ani yang raut wajah nya yang lelah.

Saat tengah menatap Ani terdengar suara pintu terbuka dengan kasar, Ezza mendongak menatap siapa yang berani buat masuk ke dalam ruangan nya tanpa mengetuk pintu.

"Ezza!! Kenapa kamu selalu cuekin telpon Mimi"

"Udah lah Mi aku lagi pusing jangan ganggu aku" Ezza benar benar kesal dengan Mimi nya yang selalu mengusik ketenangannya dengan ocehan yang tidak penting.

"Ezza, kamu sudah berani sama Mami??" pekik Sara Mimi Ezza

"Mi, Mimi yang buat aku tidak patuh lagi dengan membawa ja****ng ja****ng untuk mendekati ku" pekik Ezza yang sudah sangat lelah dengan Sara.

"Ezza, kamu juga sering bermain dengan banyak wanit!! Apa salah kamu menerima perempuan yang sudah tidak suci"

"Ezza memang buka pria suci yang seperti Mimi inginkan tapi, satu yang harus Mimi ingat aku akan menikahi perempuan baik baik walau bukan pe****n atau aku juga akan menikahi perempuan baik baik Mi"

Sara tertawa mendengar apa yang di katakan putra nya bagaimana bisa Ezza menemukan perempuan baik baik kalau main nya saja ke club yang banyak Ja****ng. "Bagaimana bisa kamu menemukan perempuan baik kalau kamu saja selalu menghubungi Madam" pekik Sara di akhir kalimat.

"Aku sudah menemukan dia, dia yang memiliki pendidikan tinggi walau bukan orang kaya, dia giat dalam bekerja" Ezza beranjak dari duduk nya mendekat kearah Sara yang ada di depan meja nya.

"Lihat ini Mi, dia perempuan baik baik!! Dia sekertaris aku" Sara menatap wajah cantik yang tengah makan dan mengerjakan tugas secara bersama.

Sara menatap tablet Ezza yang memperlihatkan Ani yang mungkin saja saat ini masih marah dengan nya karena dia sudah mengatakan hal yang kurang enak untuk di dengar.

"Kalau dia perempuan baik baik, belum tentu dia mau sama kamu Ezza!! Yang suka dengan ja****ng" Sara melihat Ani yang ada di layar tablet putranya, Sara percaya kalau sekertaris Ezza yang baru ini perempuan baik baik.

"Sudah lah Mi, lihat nanti waktu nya aku akan membawa dia ke depan Mimi" Ezza kembali duduk di kursinya.

"Tiga bulan Mimi tunggu, kalau tidak Mimi akan nikahkan kamu sama perempuan pilihan Mimi"

Sara keluar dari dalam ruangan Ezza dengan kesal, saat sampai depan ruang kaca yang ada di depan ruang Ezza, Sara masuk ke dalam ruangan Ani.

Ani yang tengah fokus dengan makanan dan berkas nya, mendengar suara pintu terbuka dari luar, Ani menatap pintu yang terbuka Ani melihat perempuan setengah baya yang masih cantik.

Ara menghentikan pekerjaan nya lalu menutup kotak makan yang ada di atas meja nya, Ani berdiri dari duduk nya. "Selamat siang bu"

"Siang..!!"

"Ada yang bisa saya bantu bu??" Ani berbicara sangat sopan kepada Sara.

"Saya ingin bertemu dengan Ezza apa ada??"

"Tuan Ezza ada bu di ruangannya"

"Sebentar yah bu, saya hubungi tuan Ezza nya dulu" Ani masih sanga sopan kepada Sara, Sara sekarang percaya kalau Ani anak yang baik.

"Baik lah"

Ani menghubungi Ezza yang ada di ruangannya, yang sekarang jelas tau apa yang Ani lakukan. Ani menatap Sara dengan mata bulat nya. "Maaf bu nama, ibu siapa yah???"

"Sara"

Ani mengatakan kalau Sara ingin menemui, Ezza yang ada di ruangan nya malas menatap Miminya yang suka sekali mendrama seperti film saja. Meski kesal dengan Sara, Ezza masih mengijinkan kalau Sara boleh masuk keruangan Ezza.

"Bu, tuan Ezza mengijinkan anda untuk masuk keruangan nya!! Apa mau di antar bu??"

"Boleh"

Ani dan Sara berjalan keluar dari ruangan Ani, mereka bejalan kearah pintu ruangan Ezza yang hanya tiga langka sudah sampai. Ani membuka pintu untuk Sara. "Silahkan bu, saya permisi dulu"

Ani kembali ke ruangannya, sedangkan Sara menatap Ezza yang fokus ke laptop yang ada di atas meja kerja nya. "Mimi enggak yakin dia mau sama kamu Ezza"

"Mi, sudah lah Mi, Mimi pulang aja!! Ezza pusing"

Sara meninggalkan ruangan Ezza dengan kesal, sebelum Sara berjalan kearah lift dia menyempatkan diri untuk melihat Ani yang sudah kembali fokus di laptop nya. "Semoga kamu mau dengan anak saya" Batin Sara

Setelah itu Sara benar benar berjalan kearah lift untuk turun ke lantai satu. Sara kembali teringat kepada Ani yang sangat sopan dengan dirinya. "Apa dia tau kalau aku orang tua Ezza" Batin Sara dengan berjalan keluar dari dalam lift.

Meninggalkan Sara yang ingin pulang, Ezza yang ada di ruangan nya kembali menatap Ani yang tengah fokus ke pekerjaan nya yang menumpuk, Ezza merasa kasihan tapi dia enggak mau kalau Ani bergaul dengan orang luar dulu.

Ezza juga tidak suka kalau Ani dekat dengan pria lain selain dirinya, katakan kalau Ezza sangat egois tidak mau melihat Ani dengan yang lain, tapi Ezza sendiri dekat dengan perempuan lain.

Casanova mah bebas, sebelum ada ikatan pernikahan Ezza merasa masih sangat bebas dekat dengan siapa saja. "Gue enggak suka elo ketawa sama pria lain, yang boleh deket sama elo cuma gue!!! Enggak ada yang lain selain gue" Batin Ezza

Ezza menaruh tablet nya ke atas meja kerja nya dia lanjut bekerja, karena sedari pagi banyak laporan yang masuk. Ezza kembali serius dengan tumpukan berkas dan laptop nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!