Ani menatap ruang kaca yang selalu dia tempati beberapa minggu ini hampir satu bulan, sejak kejadian dimana Ezza marah dengan nya dia jarang di kasih pekerjaan. semua pekerjaan nya di handle oleh El Asisten Ezza selama ini.
"Huff aku masih karyawan di kantor ini??" Lirih Ani membuka pintu kaca yang ada didepan nya, dia masuk kedalam berjalan mendekat kearah kursi yang selama ini dia duduki.
Dia mulai melihat buku jadwal yang ada di depan nya, ternyata juga tidak ada jadwal untuk Ezza dia lupa kalau semua masuk ke El setelah kejadian itu. Ani menatap laptop yang ada di depan nya dengan bingung seharian dia hanya duduk saja, dengan bermain di laptop yang ada di depan nya.
Huufff..
Ani menghela napas lelah menatap dirinya yang merasa di abaikan di kantor ini, Saat tengah duduk bersandar Ani melihat Ezza yang masuk kedalam ruangan nya. Ani beranjak dari duduk nya berjalan kearah pintu ruangan nya.
Ani mengetuk pintu ruangan Ezza, setelah mendapat jawaban dari Ezza Ani masuk kedalam ruangan Ezza, Ezza sama sekali tidak menatap siapa yang masuk kedalam ruangan nya.
"Pak, apa saya masih menjadi karyawan bapak??" Ani memberanikan dirinya bertanya kepada Ezza yang tengah fokus dengan berkas di depan nya.
Ezza mendongak menatap Ani yang sudah beberapa minggu ini sudah dia abaikan tidak dia beri pekerjaan apapun. "Kenapa kamu bilang seperti itu?? Bukan kah kamu yang bilang malas bertemu dengan saya??" Ezza menatap Ani yang ada di depan nya dengan dingin dan tajam.
"Maaf pak saya kemarin hanya khilaf saja" Ani tidak berani menatap wajah Ezza yang ada di depan nya.
"Khilaf..!! Dengar yah saya baik bukan saya tertarik dengan kamu, apa lagi omongan saya yang mungkin tidak pantas untuk karyawan saya tapi itu hanya untuk kedekatan saya kepada Karyawan buka berarti saya menyukai kamu" Ezza mengutarakan yang berbeda dengan hati nya entah apa yang terjadi dengan Ezza tapi dia membohongi dirinya sendiri.
"Maaf pak!!" hanya kata Maaf yang bisa di ucapkan Ani untuk kesalahpahaman dianatara dirinya dengan Ezza.
"Silahkan keluar dari ruangan saya!! Nanti El akan memberi pekerjaan kepada kamu" suara dingin Ezza ternyata melukai hati Ani yang entah kenapa Ani tidak suka dengan sikap bos nya.
Ani keluar dari dalam ruangan Ezza dengan hati yang sesak entah kenapa, Ani tidak memperdulikan semua itu dia kembali keruangan nya dengan perasaan yang aneh.
Ani kembali duduk di kursi nya, dengan menatap laptop yang ada di depan nya. Ani kembali mengingat kata kata El yang hanya pendekatan antara karyawan tidak lebih dari itu.
"Kenapa sesak sekali dada ini" Ani memukul mukul dada nya yang terasa semakin sesak saat mengingat kata kata Ezza.
Ani tidak menyadari kalau El masuk keruangan nya, dia masih memukul dadanya yang terasa sesak. El yang melihat itu merasa heran dan bertanya tanya kenapa dengan Ani.
"Ani kenapa?? Apa dada kamu sakit??" El bertanya khawatir karena Ani terus memukul dadanya.
"Iya sangat sakit dan sesak pak" Ani menjawab yang membuat El mengira kalau Ani punya riwayat penyakit jantung
"Kamu punya penyakit jantung??" El mendekat memegang tangan Ani agar tidak memukul dada nya lagi.
"Tidak, saya hanya mendengar kata kata yang mungkin biasa tapi tidak dengan dada saya, dada saya terasa sakit mendengar kata katanya" Ani menjawab jujur apa yang dia rasakan.
"Siapa yang menyakiti kamu Ani?? Di kantor tidak memperbolehkan membully sesama teman" El penasaran siapa yang membully Ani.
"Tidak ada teman yang membully saya tapi saya baru saja dari ruangan CEO"
"Maksud kamu tuan muda Ezza??"
"Iyah"
El merasa aneh dengan Ani yang dalam keadaan seperti ini, El bertanya tanya apa yang di katakan oleh Ezza sampai Ani terlihat sangat kacau sampai memukul dada nya sendiri.
"Sudah lupakan kata kata tuan muda Ezza mungkin dia banyak pikiran membuat nya menjadi hilang tutur kata baik nya" El berusaha untuk menenangkan Ani yang dalam keadaan kacau.
"Mungkin saja pak, terima kasih"
"Yah sudah ini kamu kerja kan tugas tugas ini sebelum tuan muda Ezza kembali marah"
"Baik pak"
El keluar dari dalam ruangan Ani, di berjalan keruangan Ezza untuk memberi info tentang barang hitam yang sudah masuk di markas.
Tok tok tok.
Ceklek..
El berjalan kearah meja Ezza. "Selamat pagi tuan muda"
"Hemmm"
"Sudah masuk tuan muda barang yang di butuhkan"
"Hemm"
"Tuan muda"
"Apa lagi El aku lagi pusing" kesal Ezza tanpa menatap Elang.
"Maaf tuan tapi saya baru dari ruangan Ani, dia menangis dengan memukul dada nya!! Dia bilang kalau dadanya sesak"
"Apa dia baik baik saja sekarang??"
"Dia baik saja tuan!! Dia mengatakan kalau dia merasa sesak karena mendengar perkataan anda taun"
Ezza mengingat kembali saat Ani datang keruangan nya, Ezza memejamkan matanya mengingat kata kata nya yang mungkin saja melukai Ani. "Aku harus bagaimana berbaik hati lalu dia akan menjadi korban??"
"Apa anda menyukai Ani tuan?? Sampai anda begitu melindungi Ani??"
"Iyah aku menyukai nya, tapi rasanya membuat aku merasa sesak!! Kamu lihat aku sudah tidak menyentuh perempuan bayaran sejak ada Ani di sini hanya waktu itu saat aku tengah kesal dengan Ani"
El merasa senang bos nya tidak menyentuh perempuan bayaran lagi tapi di juga merasa sedih karena bos nya mengalami ketidak lancaran dalam percintaan saat dia mulai mencintai. "Aku harus bagaimana?? Aku mendekati nya berarti aku harus siap kehilangan nya bukan???"
"Saya akan mencari jalan untuk anda dan Ani tuan"
"Kamu sudah ada pacar El??"
Mereka kembali membicarakan hal yang tidak penting di ruangan Ezza dengan Ezza yang menanyakan semua tentang apa itu perasaan dan apa itu cinta kepada Elang.
Elang menjelaskan semua apa itu cinta yang dia rasakan kepada kekasih nya saat ini, Yah El sudah punya kekasih yang satu kantor dengan El, di bawa pimpinan Ezza.
"Apa kamu perna mengalami sulit seperti aku El??"
"Mana mungkin tuan, saya bukan orang terpandang seperti anda yang harus di incar banyak orang yang ingin menggulingkan anda".
" Enak sekali jadi kamu El, gimana kalau kamu bertukar tempat dengan saya"
El ternganga mendengar apa yang di katakan oleh Ezza yang menurutnya sangat lah konyol, bagaimana bisa merubah semua nya dengan kata. "Apa anda sakit tuan??"
"Saya beneran El, kamu coba jadi saya dan saya jadi kamu"
"Enggak mau tuan saya enggak mau mati konyol dengan Mimi anda, saya masih muda dan belum merasakan kenikmatan dunia tuan"
Ezza menatap Elang yang ada di depan nya dengan heran bagaimana dia bisa enggak mau menggantikan nya dengan bergelimangan harta dan perempuan cantik. El itu bodoh atau apa itu lah yang di pikirkan oleh Ezza menatap Elang.
Sedangkan Elang menunduk saat di tatap oleh Ezza dari kursi sebrang meja nya. "Apa tuan muda mulai gila yah???" Batin Elang yang sudah belasan tahun dengan Ezza.
"El kamu waras??"
"Hah???"
"Kamu kalau tukar posisi dengan saya hidup kamu akan bergelimang harta di Mansion"
"Tapi tidak dengan nyawa saya tuan muda, saya bisa di tembak oleh Mimi anda"
"Dasar penakut"
"Ini masalahnya buka takut tuan muda tapi ini kelancaran hidup saya"
"Hemm, yah sudah sana kerja, kamu dengan Ani sama saja bikin pecah kepala.
Elang mendengus menatap tuan muda nya di berjalan kearah pintu ruangan Ezza, Elang keluar dari dalam ruangan Ezza dengan perasan kesal dengan bos nya yang selalu saja mengusirnya saat sudah tidak di butuhkan. El tidak marah hanya kesal saja, El walau di sakiti akan tetap setia dengan Ezza penolong nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments