Part 3

Ani menatap berkas yang ada di depan nya dengan sangat malas berkas yang harus nya dia serahkan kepada Ezza sedari setengah jam yang lalu, Ani sangat malas bertemu dengan Ezza yang selalu menatapnya mesum akhir akhir ini.

"Gue lepar juga ini kertas kertas" Lirih Ani yang duduk anteng di kursinya dengan menatap tumpukan berkas yang ada di meja kerja nya.

"Apa enggak ada jasa kurir untuk mengantar berkas ini kepada Bos sialan itu??" Ani masih saja mengomel, tanpa sadar Ezza sudah ada di depan meja nya dengan gaya cool nya.

"Kamu di sini kerja untuk saya gaji buat menyelesaikan pekerjaan yang ada bukan untuk mengomel dan memaki saya di sini" Ezza kini tidak lagi menatap Ani dengan mesum tapi dengan tatapan tajam yang seolah dirinya tidak tertarik dengan Ani.

Ani terkejut mendengar suara Ezza yang ada di depan nya apa lagi Ezza dengan raut marah di wajah nya, Ezza menatap Ani dengan sangat tajam seperti ingin menguliti Ani hidup hidup.

"Maaf pak!! saya tadi -..." Belum juga Ani menyelesaikan perkataan nya, Ezza sudah memotong perkataan nya.

"Kamu denger yah Ani, gara gara kamu enggak segera memberi berkas ini kepada saya!! Kline hampir ingin membatalkan kerja sama dengan perusahan ku" Suara Ezza yang sangat tegas membuat Ani sangat terkejut dan merasa sesak di dada nya.

"Ma-Maaf pak" Ani gelagapan mengatakan Maaf kepada Ezza, Ezza sendiri malah terlihat sangat cuek kepada Ani tidak seperti biasanya

Ezza mengambil berkas yang ada meja kerja Ani membawa nya keluar dari ruangan Ani, Ezza masuk kedalam ruangan nya sendiri dia membanting berkas yang dia bawa dari ruangan Ani. Ezza menatap tumpukan berkas yang ada di depan nya dengan sangat kesal.

Ezza duduk di sofa yang ada di ruangan nya dia bersandar di sandaran sofa dengan memejamkan mata nya, dia kembali mengingat bagaimana dirinya bertengkar dengan Mimi nya di Mansion.

Flashback ...

Ezza yang tengah makan dengan Elang di meja makan mendengar suara Mimi Ezza yang masuk kedalam ruang makan dengan seorang perempuan cantik dan Seksoi di samping nya.

Dia Melodi Felia Jackson anak dari Rony Jackson dan Amelia Jackson. "Ezza Mimi sudah mengatur pertunangan kamu dengan Melodi" Sara Mimi Ezza menatap Ezza yang tengah makan dengan tanpa minat menatap Melodi dengan Sara.

"Aku tidak mau!!" singkat jelas dan padat Ezza menolak Melodi untuk menjadi tunangan nya..

"Kamu harus menikah dengan dia Ezza, Melodi pintar, cantik, baik, kaya kurang apa lagi??" Sara membela Melodi yang ada di sampingnya.

Ezza menghentikan makan nya setelah mendengar perkataan Sara yang mengatakan kalau Sara baik, berbeda dengan Elang yang sudah menghentikan makannya sejak kedatangan Sara dan Melodi.

"Baik dalam segi apa??" Ezza bertanya sekan dirinya tau semua kelakuan Melodi di luar sana.

"Dia baik dalam segala hal, apa lagi dia juga penurut, dia juga sopan" Sara masih membela Melodi yang kini menatap Elang dan Ezza dengan pandangan penuh minat dan ingin.

"Hahahahah.. Mimi tau, dia lebih dari sampah masyarakat yang meresahkan" Ezza mengatakan dengan menopang dagu nya dikedua tangannya.

"Ezza...!!!"

Suasa semakin memanas tapi Melodi tidak menghiraukan itu dia masih menatap Ezza dengan Elang penuh ingin. "Jika aku bermain dengan salah satu dari mereka aku yakin aku akan terus menjerit nikmat" Batin Melodi.

"Jangan pandang kami seperti itu sungguh menjijikan" ucapan Ezza membuyarkan lamunan Melodi yang sudah berkelana bahkan kini dia sudah basa.

Melodi menatap Ezza yang baru saja membuyarkan lamunan nya dan bayangan yang trvel kemana mana. "Maksud kamu bagaimana Mas??" Melodi menjadi sok folos di depan Sara.. Buka polos yah gaes Melodi tapi folos.

"Ezza cukup, kalau kamu enggak mau menikah dengan Melodi!! Mimi akan mencoret nama kamu dari daftar Warisan" Sara mengancam Ezza yang dengan santai nya malah mengambil tablet yang ada di tangannya di atas meja makan.

Ezza mendekat kearah Sara dan juga Melodi yang kini menatap Ezza yang kini sudah ada di depan mereka. "Mimi lihat baik baik di sini enggak ada hak atas Warisan yang Mimi maksud, dan satu lagi walau tidak dengan perusahan Pipi aku masih menjadi orang ternama di kota ini. " Lang tunjukan kepada Mimi perusahaan apa saja yang aku punya"

Elang bangun dari duduk nya membawa ponsel nya yang selalu dia bawa kemana mana,. "Ini dan ini, ini tuam muda mungkin punya dua perusahan ternama di kota nya, sedangkan cabangnya ada di mana mana" Elang kembali duduk setelah memperlihatkan perusahaan yang Ezza pimpin

"Mimi enggak peduli kamu anak Mimi harus menurut kepada Mimi" Pekik Sara yang menatap tajam Ezza yang masih ada didepan nya.

"Enggak akan akun menikah dengan ular kayak dia Mi" Ezza masih sangat sabar dengan Miminya yang selalu dia cintai walau terkadang tindakan nya menguras hati.

"Ezza Mimi sudah tua, ingin punya cucu" Sara mulai menurunkan suara nya, berharap Ezza mau menikahi Melodi dan dia akan mendapatkan cucu seperti yang dia harapkan.

"Iyah Mi tapi enggak sekarang" Ezza masih cukuo sabar menghadapi Sara yang setiap hari menyuruh nya menikahi Melodi anak dari teman nya.

"Kapan Ezza keburu Mimi mati" teriak Sara menggelegar di Mansion Ezza.

"Mimi, cukup!! Mimi selalu saja mengatakan mati mati mati dan Mati" Ezza membentak Sara karena dia sudah sangat lelah menghadapi Mimi nya yang selalu menjodohkan dengan dirinya dengan Melodi.

Sedangkan Melodi malah terkesan menikmati perdebatan antara anak dan ibu nya, yang dia pikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan salah satu dari Elang dan Ezza.

Elang sendiri kini sudah undur diri setelah memperlihatkan perusahan yang di milik oleh Ezza walau dia tidak akan mendapat warisan Ezza enggak peduli sama sekali.

Ezza meninggalkan Sara yang ada di depan nya, dia lebih memilih untuk meninggalkan Mansion yang selalu menjadi tempat ternyaman di setiap pulang kerja. Mansion yang di buat bergaya Eropa.

Flashback off..

"Pak, pak apa bapak mendengar saya??" Ani melambai lambaikan tangan nya di depan Ezza yang melamun.

Ezza tersadar dari lamunan nya, dia menatap Ani yang ada di depan nya, Dengan tatapan yang masih sama tajam dan kesal dengan Ani. "Ngapain kamu di sini??"

"Maaf pak tapi ada yang mencari bapak di depan ruangan bapak" Ani mengatakan dengan cepat sebelum Ezza semakin kesal.

"Siapa??"

"Nona Siska dan Rara pak"

"Suruh mereka masuk"

"Baik pak"

Ani keluar dari ruangan Ezza dengan buru buru setelah itu menyuruh dua perempuan seksoi itu masuk kedalam ruangan Ezza. Ezza yang duduk sofa merentangkan kedua tangan nya menyambut dua perempuan yang sengaja panggil untuk menghilangkan suntuk nya.

Dua perempuan itu duduk di pangkuan Ezza, Ezza langsung mendapatkan ciuman di kedua pipi Ezza dari Siska dan Rara, Ezza sendiri kini mulai nakal bibir sedang berciuman panas dengan Siska tapi tangannya bermain di pepaya Rara, Ezza melakukan hal yang sama kepada Rara.

Setelah puas dengan pemanasan yang membuat bulu meremang, kini Ezza menyuruh dua perempuan seksoi itu membuka baju atas nya yang langsung membuat Ezza sangat senang melihat pepaya yang tergantung indah. Ezza meraup dengan mulut nya dengan kedua tangan yang berkerja di satu perempuan lain.

Menjadikan ruang kantor yang awal nya sepi kini terdengar suara setan yang terus bersautan. untung saja suara setan itu, tidak terdengar sampai luar, kalau sampai terdengar mungkin mereka juga akan ingin merasakan bermain dengan bos tampan dan Casanova nya.

"Kalian selalu bisa membuat ku sangat puas" ucap Ezza yang kini sudah lemas karena berulang kali mengeluarkan peluruh nya.

"Kamu juga semakin hebat dalam melakukan nya Za" ucap Rara yang masih ada di bawa kungkungan Ezza.

"Kalian berdua selalu bisa mengimbangi nya"

Ezza mengambil ponsel nya yang ada di meja kerja nya tanpa menggunakan busana, dengan senjata yang bergoyang goyang lemas. Mungkin kalau ada yang melihat mereka siap untuk membuat nya bangun kembali.

"Sudah aku kirim bayaran kalian, cepat bersih bersih lalu pergi dari sini!! Aku ingin beristirahat karena lelah"

"Baik lah sayang".

" Baik lah Ezza"

setelah dua perempuan itu bersih bersih mereka langsung pergi dari ruangan Ezza sesuai yang Ezza inginkan, kini Ezza yang bersih bersih setelah itu Ezza tidur di ranjang king size nya. Ezza benar benar kelelahan setelah bermain cukup lama dengan mereka dua perempuan yang dia bayar.

Ezza melupakan kemarahan yang di dia rasakan sejak pagi sampai siang hari, kini Ezza sudah merasa lebih baik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!