Part 8

Ani sudah sangat baik di Mansion Ezza, Ani di rawat oleh tangan Ezza sendiri tanpa bantuan orang lain. Ezza tidak mau kalau Ani di sentuh oleh orang lain, dokter yang selalu datang memeriksa keadaan Ani selalu dokter perempuan.

Perna sekali yang datang dokter laki-laki Ezza menyuruh nya kembali ke rumah sakit dan mengirim seorang dokter perempuan, siapa yang berani menolak keinginan Ezza, siapa yang mau mempersulit Ezza, hanya orang bodoh.

Sudah lama Ezza tidak masuk ke kantor, pekerjaan yang selalu di bawa pulang ke Mansion nya dengan menunggu kabar tentang Ani. Sampai dia menemukan Ani hingga kini Ezza tidak masuk ke kantor.

Jika ada pertemuan dengan klien dia akan menyuruh Mimi nya untuk datang bertemu dengan klien dengan di temani El. Ezza tidak meninggalkan Ani di kamar nya sendirian, dia tidak mau kalau sampai Ani bangun akan mencari nya.

Seperti dua hari yang lalu Ezza ada meeting online dengan para dewan, Ezza meninggalkan Ani di kamar nya sendirian. Alah hasil Ani kembali ketakutan, hal itu yang membuat Ezza ada di dalam kamar walau mengerjakan pekerjaan nya.

Ehhmmm...

Ezza yang tengah membolak balikan kertas yang ada di depan nya, mendengar suara Ani. Ezza menutup dokumen yang ada di atas meja, dia berjalan mendekat ke arah Ani. "Ani, kamu butuh sesuatu???"

"Tidak, aku hanya merasa tidur terlalu lama!!" Ani sudah tertidur sejak pagi dan ini sudah sore pantas Ani merasa kalau dirinya tidur terlalu lama.

"Emm.. Apa kamu mau makan??" Ezza menawarkan makan, karena Ani belum makan siang.

"Tuan muda saya mau langsung mandi saja, karena terasa sangat lengket"

"Ani, sudah katakan jangan panggil aku tuan muda lagi, aku akan menikahi kamu setelah sembuh!! Aku tidak butuh persetujuan kamu, aku akan tetap menikahi kamu" Tegas Ezza membuat Ani melongo di dengan menatap Ezza tanpa berkedip kedip.

"Kenapa kamu menatap ku seperti itu???" Ezza merasa ada yang aneh dengan Ani.

Ani menggelengkan kepala nya mendengar pertanyaan Ezza, setelah itu dia bangun dari rebahan nya. "Aku akan mandi sebelum melanjutkan pembicaraan kita"

Ani turun dari ranjang Ezza berjalan kearah kamar mandi, Ani tidak langsung mandi dia berdiri di belakang pintu kamar mandi dengan memegang dada nya. "Ini jantung aku kenapa yah??" Lirih Ani.

Ani menarik napas dalam lalu dia hembuskan perlahan, Ani melalukan berulang kali tapi hasil nya sama tidak ada yang berubah dengan dada nya. Masih sama berdegup dengan kencang, tidak seperti biasanya.

"Kenapa masih sama sih, jangan-jangan aku kenak serangan jantung lagi. Ahhh tidak aku enggak mau aku masih muda" pekik Ani terdengar sampai keluar kamar mandi.

Sedangkan Ezza yang ada di sofa kamar nya tengah melanjutkan pekerjaan nya, mendengar suara Ani dari dalam kamar mandi. Ezza yang terkejut mendengar teriakan Ani, beranjak dari duduk nya berjalan cepat ke arah kamar mandi.

tok tok tok

"Ani..Ani kamu baik-baik saja kan??" Ezza terlihat khawatir dengan Ani.

Sedangkan Ani yang mendengar ketukan pintu dia berjalan ke arah shower menghidupkan shower nya. "Aku sangat baik Za, hanya saja tadi mata ku terkena sabun" Bohong Ani, Ani berharap kalau Ezza percaya dengan nya.

"Ani, benar kamu tidak apa-apa??" Ezza benar-benar khawatir, takut kalau terjadi sesuatu.

"Iyah, aku sangat baik"

"Baik lah, kalau butuh apa-apa kamu panggil aku saja"

"Iyah"

Ezza kembali ke sofa di mana dia duduk tadi, dia kembali melanjutkan pekerjaan nya, sedangkan Ani segera mandi agar Ezza tidak khawatir dengan dirinya.

30 puluh menit berlalu Ani keluar dari dalam kamar mandi terlihat segar tidak lagi pucat seperti saat Ezza menemukan nya. Ani keluar dari dalam kamar mandi menggunakan kimono mandi, dia masih menghargai dirinya tidak memakai sembarangan handuk di depan laki-laki.

Ani masuk ke dalam walk in closet di mana Ezza sudah mempersiapkan semua baju-baju nya setelah Ezza membawa pulang Ani ke Mansion nya. 15 menit Ani keluar dari dalam Walk in closet berjalan ke arah Ezza dan duduk di samping Ezza.

"Hari sudah semakin sore, mandilah aku akan membantu mengerjakan nya" Suara lembut Ani membuat Ezza yang ada di samping nya merasa sangat beruntung jika setiap hari mendengar suara Ani yang begitu lembut.

"Baik lah, aku mandi dulu kamu lanjutkan yah"

"Iyah"

Ezza beranjak dari duduk nya berjalan ke arah kamar mandi, untuk mandi menyegarkan pikiran dan juga hati nya sebelum nanti dia akan bicara serius dengan Ani

Ani melanjutkan pekerjaan Ezza yang belum selesai tinggal sedikit, Ani mengerjakan dengan sangat senang dan semangat. Sudah lama Ani tidak menyentuh keyboard komputer atau laptop, sudah lama Ani tidak membuka kertas-kertas yang menumpuk.

Setelah 50 menit berlalu Ezza sudah menyelesaikan mandi dan juga sudah berganti baju, Ezza keluar daro dalam Walk in closet. Melihat meja yang tadi penuh dengan kertas kini sudah rapi, berkas-berkas sudah di tumpuk rapi, laptop sudah tertutup.

Tapi bukan itu yang menjadi fokus Ezza, Ani tidak ada di sofa atau di ranjang kamar nya. Ezza berjalan keluar kamar, dia ingin mencari Ani di dapur. Di mana Ani selalu berada di dapur setelah sembuh dari sakit nya.

Ezza keluar dari dalam lift, di luar lift Ezza sudah mencium bau masakan yang sangat wangi. Ezza semakin cepat berjalan ke arah dapur dan benar saja kalau Ani tengah memasak.

"Ani.."

Ani yang mendengar suara Ezza dia berbalik menatap Ezza yang sudah ada di belakang nya. "Kenapa??"

"Kamu bukan pembantu, kamu calon penguasa Mansion ini!! Tidak perlu masuk ke dapur"

"Aku hanya menghilangkan kepenatan ku saja, aku rindu saat memasak di rumah ku" Lirih Ani dengan menunduk.

Ezza yang melihat Ani menunduk menghela napa lelah, dia tidak menyangka kalau dia akan rindu untuk memasak. "Baik lah, lanjutkan memasak nya, aku akan menunggu kamu di meja makan"

Ani tersenyum mendengar perkataan Ezza, Ani menganggukkan kepala nya. "Terima kasih"

Ezza menangkup kedua pipi Ani setelah itu mencium kening Ani dengan sayang, setelah dia melangkah meninggalkan Ani di dapur. Ezza benar-benar berjalan ke arah meja makan menunggu Ani memasak.

Setelah menunggu cukup lama Ani menyajikan makanan yang di masak di meja makan di mana Ezza masih setia duduk di kursi meja makan. Setelah semua makan di sajikan Ani duduk di samping Ezza.

"Za, aku hanya seorang pekerja di kantor kamu"

Ezza yang mendengar suara Ani, dia menoleh ke arah Ani yang menatap menu makan malam di atas meja. "Lalu kenapa???"

"Aku tidak pantas dengan kamu, jangan kamu jadikan beban atas kejadian yang menimpaku"

"Aku tidak menjadikan beban!! Aku memang sudah mencintai kamu sejak pertama bertamu"

"Bukan kah kamu selama ini di temani banyak perempuan?? Bagaimana dengan mereka??"

"Mereka hanya butuh uang ku, mereka alat pemuas ku, sedangkan kamu cinta ku"

Ani menatap Ezza mencari kebohongan di mata Ezza, tapi sayang Ani tidak menemukan ada nya kebohongan di mata Ezza, hanya ada keseriusan dan tatapan tajam saja.

"Aku sudah katakan Ani, aku tidak butuh persetujuan kamu untuk menikahi kamu!! Aku akan tetap menikahi kamu walau kamu tidak mau"

"Kenapa kamu sangat memaksa Za!!"

"Karena aku cinta kamu"

Ani tidak menjawab dia memilih untuk menatap makanan kembali di meja makan, tidak menghiraukan tatapan tajam Ezza kepada nya.

Untuk beberapa saat mereka di landa keheningan, tidak ada yang bicara, sampai akhirnya Ani mengajak Ezza untuk makan malam, sebelum makanan nya dingin.

Ezza dengan patu kepada Ani dia mulai mengambil nasi dan juga lauk, sayur untuk di makan begitu juga Ani. Makan malam tidak saling bicara, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!