Ani tengah sibuk dengan tumpukan kertas yang ada di meja nya, Ani sudah kembali aktif di kantor seperti biasa nya. Tanpa membuka kalau Ani adalah Istri tuan muda Ezza, CEO di perusahaan di mana dia berkerja.
Ezza juga kembali berkutat dengan laptop yang ada di depan nya, jari jemari nya lincah memainkan keyboard laptop sampai berbunyi tek..tek..tek..
Sampai ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Ezza di layar laptop nya, Ezza menatap perempuan cantik yang tengah membawa berkas di tangan nya dengan pandangan penuh ingin. "Tuan muda ini berkas yang anda butuhkan" Ani memberi berkas yang dia bawa dari ruangan nya kepada Ezza.
"Ani, tidak akan ada yang tau kalau ada di ruangan ku!! Jangan panggil tuan muda"
"Tapi ini di kantor Mas"
"Tapi di sini hanya ada aku dan kamu saja"
"Sudah lah ini berkas yang akan di buat meeting nanti siang Mas"
"Iyah, iyah aku tau tapi kamu di sini dulu aja Ani"
"Pekerjaan ku masih banyak Mas"
"Ani, aku-aku sekarang ingin kamu!!" Ezza mengatakan nya dengan memalingkan wajah nya ke arah lain dia merasa malu dengan Ani.
Ani yang masih polos belum tau maksud dari suami nya, yang selama menikah Ani belum di sentuh oleh Ezza.
"Ani, kamu polos sekali" Ezza merasa gemas dengan istrinya yang super polos dan baik.
Ezza beranjak dari duduk nya berjalan kearah rak buku yang ada di dalam ruangan Ezza, Ezza memutar salah satu buku berulang kali. Setelah itu rak buku itu terbuka secara menyamping.
Ezza mendekat ke arah Ani mengajak Ani untuk masuk ke dalam kamar pribadi yang ada di ruangan Ezza. Kamar yah, kamar pribadi yang dia tempati saat kantor di kepung musuh baru lah dia akan masuk ke dalam menikmati hidup di dalam kamar yang ada di ruangan nya.
Begitupun dengan El yang mempunyai kamar pribadi di ruangannya. Dulu mereka tidak menikmati hidup di kamar mereka karena ada Ani, karyawan baru mereka yang bisa saja syok jika di masukkan kedalam kamar pribadi salah satu dari Al dan Ezza.
Ani menatap kamar yang ada di ruangan tersembunyi di ruangan suami nya, interior yang sangat indah dengan gaya eropa klasik. "Mas, buat apa kamu kamar di ruang kerja kamu??"
"Buat aku tidur kalau lagi malas pulang ke Mansion"
"Apa dengan bermain dengan perempuan-perempuan yang selama ini kamu kencani Mas??".
" Mana mungkin Ani, aku tidak perna memasukan perempuan kedalam sini selain kamu!!"
Ani yang awal nya menatap kamar Ezza dengan kagum, kini di berbalik menatap Ezza yang ada di belakang nya. Ani memicingkan mata nya menatap Ezza.
"Apa kamu bilang Mas tidak perna?? Lalu di mana kalian bermain???"
"Di sofa ruang kerja aku"
Ani ternganga mendengar jawaban suami nya, bagaimana bisa suami nya bermain di sofa ruang kerja nya, padahal di sini ada kamar yang luas tapi suami nya memilih untuk bermain di sofa. "Mas, kamu sehatkan?? Kenapa di sofa?"
"Aku enggak mau kalau ada yang masuk ke dalam kamar ini selain orang yang aku cinta!! Mereka butuh uang ku dan aku butuh kepuasan di mana saja mereka akan mau Ani" penjelasan Ezza membuat Ani tercenga.
Ani menatap suami nya tidak percaya bagaimana bisa dia secara blak-blakan mengatakan hal frontal seperti itu dengan tidak tau malu nya. Sedangkan Ezza menatap Ani yang kini terlihat lucu menatap nya dengan mata bulat nya, mulut terbuka, dengan berkacak pinggang.
"Ani, jadi kamu yang pertama masuk ke dalam kamar ini dan kamu juga yang akan merasakan keindahan di dalam kamar ini"
Ezza mendekat ke arah Ani yang ada di depan nya, Ezza mengikis jarak dia antara mereka bedua, Ezza memeluk pinggang ramping Ani.
Perlahan tapi pasti Ezza mendekat kearah Ani, semakin mendekat sampai badan mereka menempel. "Aku ingin hak ku Ani" Ezza berbisik dengan menggoda Ani.
Ezza menggendong Ani berjalan mendekat kearah ranjang yang besar di ruangan Ezza, Ezza mendekatkan bibirnya di bibir pink Ani yang selalu menggoda Ezza selama ini.
Ezza bukan hanya menempelkan bibir nya melainkan dia juga memakan bibir Ani, Ani membalas memakan bibir Ezza. Tangan Ezza tidak tinggal diam, dia meraba pepaya milik Ani.
Ani yang baru merasakan sentuhan yang begitu inti membuat nya merasakan sensasi aneh di tubuh nya, seperti ada yang menggelitik dan ingin lebih dari hanya sentuhan.
Ezza mulai membuka kancing baju kemeja Ani, tanpa melepas bibir Ani, Ezza meraba, meremas pepaya Ani dengan menggoda. ciuman Ezza turun ke leher sampai ke pepaya Ani, Ani merasakan geli bercampur nikmat.
Ani mengeluarkan suara indah dari mulut nya, Ezza yang mendengar suara indah Ani semakin ganjar dan semangat bermain di dada Ani. Ani terus- menerus mengeluarkan suara indah nya semakin menggoda Ezza.
Ezza turun ke rok yang di pakai Ani, Ezza menaikan rok Ani samapi ke perut ramping nya, Ezza bermain di antara kaki Ani. Ani semakin tidak karu-karuan saat merasakan sensasi aneh yang di berikan Ezza untuk nya.
Entah siapa yang memulai kini kedua sejoli itu sudah tidak memakai pakaian yang tadi nya melekat di tubuh mereka berdua. Sama-sama polos membuat Ani merasa malu, sedangkan EzzA menatap keindahan yang ada di depan matannya.
Ezza menyuruh Ani melihat benda apa yang sudah sangat tegak, Ani begitu sangat terkejut saat melihat pertama kali pedang kramat milik laki-laki. "Ma-Mas, itu apa tidak terlalu besar dan panjang"
Ezza tersenyum mengarahkan pedang nya kearah tangan Ani, Ezza menyuruh Ani memegang pedang kramat yang sudah lama tidak di asa. Ani dengan ragu-ragu memegang pedang pusaka milik Ezza.
Ezza membantu Ani untuk membuat pedang kramat semakin bereaksi, setelah cukup lama Ezza mengajak Ani untuk berpetualang ke dalam jalan menuju kenikmatan, kini Ezza sudah siap memasuki pintu goa yang sudah lama dia nanti rasanya.
Ezza memejamkan mata nya sulit untuk membuka pintu goa yang masih sangat kecil untuk di masuki pedang pusaka milik Ezza. Dengan sedikit kasar dan menambah kekuatan Ezza berhasil memasukan ujung pedang nya, suara indah Ani menjadi sedikit sedih karena merasakan sakit di pintu goa nya.
Ezza menciumi Ani perlahan tapi pasti Ezza mengeluarkan semua tenaganya untuk bisa memasukan semua pedang nya ke goa yang di tumbuhi sedikit rerumputan itu. Ezza berdiam diri menciumi Ani, menciumi pepaya Ani, sampai dia bermain dengan pepaya Ani.
Saat Ani sudah kembali merasakan rasa ingin lebih Ezza menggerakkan badan nya perlahan, sangat pelan, lama-lama berubah menjadi sedikit bertenaga, lama-lama menjadi sangat pro.
Ezza berulang kali melakukan nya sampai kini ke dua pengantin baru yang baru merasakan membobol goa itu terkapar lemas di atas ranjang king size di kamar pribadi Ezza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments