Aku Menemukan Dirimu

"Apa, kalian tidak bohong kan?" Kendra terkejut setelah mendapatkan kabar dari anak buahnya.

"Tidak bos. Kami bahkan sudah mengikuti selama satu Minggu. Ini semua bukti-buktinya." Orang suruhan Kendra meletakkan setumpuk foto. Kendra memeriksa satu persatu.

"Benar, dia istri saya. Akhirnya kalian bisa menemukan keberadaan istri saya," Wajah Kendra berbinar melihat semua foto-foto Nara yang diambil oleh orang suruhannya.

"Ini alamat tempat tinggal nyonya dan alamat kantor tempat bekerja nyonya bos." Kendra mengambil secarik kertas berisi informasi Nara saat ini.

"Terima kasih. Kerja kalian sangat memuaskan. Bayaran kalian akan saya transfer. Kalian bisa istirahat, selanjutnya itu urusan saya." Kendra sudah tidak membutuhkan jasa orang suruhannya itu lagi, dan dia sendiri yang akan menyelesaikan akhir dari pencarian Nara.

"Baik bos. Saya undur diri. Jika membutuhkan bantuan lagi, anda bisa langsung menghubungi saya." Kendra mengangguk dan orang suruhannya sudah pergi meninggalkan ruang kerjanya.

"Akhirnya aku bisa menemukan kamu juga sayang. Tunggu aku akan datang menjemputmu dan membawamu kembali. Kita akan hidup bersama dan bahagia lagi sayang." Kendra menatap foto-foto Nara dan menciuminya.

Kendra memeriksa alamat dan nama perusahaan tempat Nara bekerja saat ini. Terbesit akal liciknya. Kendra menghubungi asisten pribadinya.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" Asisten Kendra berdiri menunggu perintah.

"Kamu tolong cek perusahaan ini. Cari tahu apakah perusahaan kita bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan ini. Saya butuh data secepatnya." Kendra mengulurkan secarik kertas nama perusahaan yang harus diperiksa.

"Baik pak, secepatnya saya akan memberikan datanya. Ada lagi yang harus saya bantu pak?" Asisten Kendra masih menunggu jawabannya.

"Sepertinya tidak ada. Tolong segera kerjakan tugas saya tadi. Kamu boleh kembali ke ruangan kamu." Asistennya segera undur diri dari dalam ruangan itu.

Wajah Kendra terus tersenyum bahagia. Hampir satu tahun lamanya dia mencari keberadaan Nara. Dan usaha memang tidak mengkhianati hasil. Dengan penuh kesabaran Kendra terus berusaha mencarimu, dan akhirnya dia bisa menemukan Nara kembali.

"Aku sudah tidak sabar ingin memelukmu sayang," Wajah itu terus terhias senyuman. Ponselnya berdering, nama Yuna tertera jelas di layar ponselnya. Yuna dan Kendra sudah menikah secara resmi. Bahkan dua bulan lagi Yuna akan melahirkan.

"Ya sayang, ada apa?"

"..."

"Baiklah, tapi hati-hati ya. Jangan menyetir seorang diri. Dan terus kabari mas sayang."

Kendra menyimpan ponselnya setelah mengakhiri panggilan dari Yuna. Hari ini Yuna meminta ijin untuk keluar mencari keperluan bayi. Sebenarnya Yuna sangat berharap Kendra bisa menemani, namun sayang semua hanya sia-sia. Kendra beralasan ada meeting mendadak. Yang sebenarnya, dia sedang menunggu informasi mengenai Nara.

Satu jam berikutnya, asisten Kendra kembali menemuinya dengan membawa informasi yang diminta oleh Kendra.

"Ini sudah semuanya?" Kendra memastikan agar informasi yang dia dapat tidak ada yang terlewatkan.

"Sudah pak. Itu sudah lengkap data dari perusahaan tersebut." Kendra mengangguk dan mulia membaca profil perusahaan itu.

"Sepertinya perusahaan ini bisa bekerjasama dengan perusahaan kita. Mereka memiliki satu usaha yang berdampingan dengan kita," Kendra sedang menyimpulkan isi dari informasi itu.

"Benar pak, bahkan bulan depan mereka akan mengadakan proyek besar dan mengundang beberapa perusahaan yang sudah berpengalaman dalam bidang tersebut." Asisten Kendra memberikan informasi baru.

"Bisa tidak kita masuk menjadi salah satu peserta lelang?" Sistem proyek ini menggunakan lelang. Perusahaan yang memiliki profil bagus dan pengalaman terbaik, akan dipilih.

"Bisa pak. Kita harus mendaftar segera sebelum peserta lelang semakin banyak." Kendra mengangguk dan mulai memikirkan rencana selanjutnya.

"Segera kamu daftar perusahaan ini sebagai salah satu peserta. Dan berikan informasi perusahaan ini yang terbaik saat mendaftar." Dia segera mengambil keputusan tanpa berfikir panjang.

"Baik pak, saya akan siapkan sekarang agar malam nanti bisa saya kirim." Asisten Kendra segera meninggalkan ruangan itu dan bergegas menyiapkan semua berkas yang dibutuhkan.

"Sebentar lagi kita akan bertemu sayang. Aku sudah tidak sabar ingin memelukmu. Aku sangat merindukanmu Inara." Gumam Kendra pelan sambil terus menatap foto dilayar ponselnya.

Kendra kembali membaca detail informasi perusahaan tempat Nara bekerja saat ini. Namun sayangnya dalam informasi tersebut tidak disebutkan lebih jelas mengenai pimpinannya. Hanya informasi pendek saja.

"Sepertinya pemilik perusahaan ini sangat tertutup." Gumam Kendra pelan saat mencaritahu mengenai pimpinan perusahaan tersebut.

Sedangkan ditempat yang berbeda. Setelah mendapatkan izin dari Kendra, Yuna berangkat bersama supir dan pelayan yang dipekerjakan atas permintaan Yuna. Dia sangat antusias menyambut kelahiran sang bayi. Meskipun akhir-akhir ini waktu Kendra mulai berkurang untuk dirinya. Dia tahu suaminya itu sangat sibuk dan memaklumi hal tersebut. Dia kini sudah berada di sebuah baby shop cukup ternama di kota ini dan mulai memilih barang-barang yang dibutuhkan.

Yuna terus bersemangat mencari keperluan untuk bayinya. Hatinya sedih saat melihat sepasang suami istri yang sedang memilih keperluan untuk calon anak mereka.

"Tidak apa ya nak, Papa sedang bekerja untuk kamu dan mama nak." Yuna menyemangati dirinya sendiri. Bahkan bayinya merespon dengan tendangan pelan.

"Anak baik, anak pintar. Ayo kita cari lagi apa yang kamu butuhkan sayang." Yuna kembali berkeliling ditemani asisten rumahnya.

Mereka berbahagia dengan jalan masing-masing. Itu yang Nara tahu saat ini. Dia mengira jika mantan suaminya kini sudah bahagia bersama sahabatnya. Selama ini kedua orangtua Kendra tidak pernah menceritakan apapun mengenai Kendra kepada Nara. Mereka masih saling berhubungan meskipun sudah berbeda negara.

Julian masih berusaha mendekati Nara. Berbagai upaya Julian lakukan. Namun semua masih nihil.Yang berbeda adalah sikap Nara yang sudah lebih baik kepada Julian, tidak sedingin saat awal bertemu. Siang ini Nara ikut bersama teman-temannya makan siang di kantin. Dia tidak sempat memasak untuk bekal. Karena pagi tadi dia terlambat bangun.

"Ra, gue gak percaya kalau lo sampai sekarang belum jadian sama pak bos," Tatapan Jessi sangat mengintimidasi.

"Gak percaya ya sudah. Lagian percaya sama gue itu menyesatkan." Terdengar suara gelak tawa terdengar di meja Nara dan teman-temannya.

"Ayolah Ra, jangan ada rahasia diantara kita. Kita akan dukung hubungan kalian kok." Kini Yudha ikut ambil bagian.

"Aku sudah mengatakan yang sesungguhnya. Kalian saja yang tidak mau tau." Jawab Nara ketus. Atensi semua karyawan tertuju pada pintu masuk kantin.

"Bundaa." teriakan Kean cukup kencang. Nara terdiam saat bocah itu mendekati dirinya.

"Kean sama siapa kesini?" Tidak tampak orang yang ditugaskan menjaga Kean.

"Sendiri, karena Kean mau menemui bunda." Kelucuan Kean membuatku bahagia.

"Ya sudah ayo duduk sini." Nara mengajak anaknya itu duduk di sampingnya. Dan memesankan makanan untuk Keanu. Bocah itu tampak letih dan lapar.

Nara dan Kean menjadi pusat perhatian para karyawan. Banyak yang iri ada juga yang membenci. Nara segera mengajak Kean kembali keruangan Julian setelah makan siang usai.

Terpopuler

Comments

blecky

blecky

trima AE Nara sblm lelaki tak tau diri datang

2024-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!